ada yang salah dariku, ada sebuah dosa yang terkubur
~~~
"Bagaimana keadaan Qila sekarang?" ujar seorang pria bersuara merdu.
"Udah baikan sekarang, lo dengerin ya ! coba kalau misalkan dulu pemulihan Qila itu di totalitasin, mungkin sekarang Qila ga akan kaya gini, kasian kan dia sekarang terbebani dengan ketidaktahuan masalalu nya" jawab Nashwa
"Bener tuh kata Nashwa, kenapa sih lo gamau ungkapin aja yang sebenarnya? lo tinggal konfirmasi ke Bundanya, kan lo udh dianggep calon mantu sama bundanya" sahut Akbar sambil mendorong pria itu.
"Ga segampang itu... kejadian yang ada di masalalu itu bener-bener parah, dan gue ga mau Qila sakit hati kaya dulu lagi... gue ga mau ngeliat Qila kaya dulu lagi, gue udah cukup sakit ngeliat Qila disakitn sama si Azki dulu, gue bener-bener ngerasa hijrah gue ini sia-sia kalau ngeliat Qila balik sakit hati lagi kaya dulu!" ujar pria itu sambil mengeluarkan selembar foto.
"Nashwa.. lo inget foto ini? ini waktu gue foto bareng Qila sama Azki di tempat bermain dulu, dan ini cuman satu-satunya kenangan yang bisa gue simpan, gue udah cukup seneng ngeliat foto Qila senyum disini, gue udah cukup seneng, dan gue ga sanggup ungkapin masalah yang terjadi waktu SMP dulu, gue ga mau Qila sedih" pria itu menunjukan foto kepada Nashwa dan Akbar.
"Tapi lo gabisa egois! mau sampai kapan lo sembunyiin ini? Qila bakalan lebih sakit kalau lo makin lama nyimpan semuanya, ceritain aja plis... gue yakin kalau Qila bisa inget semua memori waktu itu, dia bakal maafin lo.." jawab Nashwa penuh harap.
"Qila udah hijrah sekarang, dia udah jadi wanita sempurna, soal laki-laki dia selektif banget, gue yakin kalau dia bisa inget sama kejadian dulu, dia pasti bisa maafin lo.." Akbar menepuk bahu pria itu.
"Apa bisa Qila inget lagi sama gue? dia mungkin inget sama Azki, tapi gue?? bunda minta dokter buat ga ngembaliin memori Qila yang hilang, dan gue juga sakit hati waktu Qila sadar tapi dia ga nyebutin nama gue kedalam orang yang dia inget, gue harus gimanaa?!" jawab pria itu sambil memegang tangan Qila.
"Kamu.. siapa??" lirih Qila yang baru terbangun.
semua terdiam, tak ada yang bisa menjelaskan siapa pria itu, dan kenapa dia ada disini, mata Qila masih remang-remang untuk memandang sekitar, hingga akhirnya sedikit-sedikit semakin jelas terlihat wajah siapa saja yang berada di ruangan kesehatan bersama Qila
"Aw...." lirik Qila
"Qill lo kenapa?" jawab pria itu dengan cemas
"lo...?kamu... mahasiswa itu... tunggu dulu.." jawab Qila sambil memegang kepalanya yang masih terasa pusing.
"Brakkk" suara pintu terbuka dengan keras
"Azki??" jawab Nashwa, Akbar, dan Pria itu dengan bersamaan.
"Qila.. lo gapapa??!" tanya Azki yang berusaha mendekati Qila namun Nashwa melarangnya.
"Azki... tadi suara kamu bagus.. aku ingin denger lagi.." pinta Qila dengan lemah.Azki dan pria itu terdiam.
"Tunggu... kamu.. mahasiswa yang waktu itu ada di kajian kan?? mahasiswa hafizh yang membacakan surat waktu itu?" tanya Qila sambil terus memijati kepalanya
"Qil...."
"arg......... nash... kepala gue sakit.. sakit banget......" Qila memotong pembicaraan pria itu.
"Yaudah gue anter lo pulang!" sahut Akbar sambil langsung menggendong Qila.
ketika di mobil~
"Bar.. pria itu... kenapa gue ga asing sama mukanya bar.. kenapa gue selalu ingin nangis ngeliat dia?"
"hmm.. itu Qil... sebenarnya.. hmm.. lo bakal tau sendiri.." jawab Akbar dengan terbata-bata
Qila tak bisa melanjutkan percakapannya karena kondisinya yang sangat lemas, akhirnya Qila sampai dirumah dan berbaring di kasurnya, bunda pun membawakan segelas air untuk Qila.
"srekk.." selembar kertas terjatuh
"Loh.. foto ini.. " air mata Qila turun dengan sendirinya, semua memori yang sempat hilang kini teringat kembali, hatinya sangat sakit, teringat semua masa lalu yang kotor yang pernah ia lakukan dahulu.
"Ya Allah.. selama ini... aku..."
teringat semua memori saat Qila bersama dengan Azki dan pria itu di masa SD hingga SMP.
"Bunda...... tolong jelasin ini siapa? kenapa Qila sedih liat ini ya bund????" ujar Qila dengan lirih
"prang.." gelas ditangan bunda pecah terjatuh..
"Qila.." lirih bunda
Qila menatap bunda dengan lemah.
"Maafin bunda..."
Qila terdiam.
ada yang salah dariku, ada sebuah dosa yang terkubur , gumam Qila dalam hati.
mereka menyembunyikan dosaku yang terbesar. kenapa?! aku merasa menjadi perempuan yang gagal, yang aku lakukan di masa lalu itu benar-benar sebuah kesalahan yang Allah tak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diantara dua Pria bersuara merdu
RomanceKetika cinta datang dan Allah merestuinya.. . Hanyalah dari sebuah bayangan.. Hati ini.. iman ini.. pada awalnya terguncang karenanya..tak pernah kulihat wajahnya dengan jelas, tak pernah pula ku bertatap langsung dengannya ..hanya sekilas ku tahu...