Andreas.

18 6 0
                                    







Seoul, 2018





Kakiku melangkah pasti melewati pintu kedatangan Internasional, ekor mataku menyusuri setiap sudut bandara Incheon yang sekarang terlihat di depanku.

Hingga saat ini aku masih bertanya-tanya pada benakku sendiri.

Benarkah Lucas menghubungiku lagi ?

Aku masih tak percaya dia menjemputku dalam waktu secepat ini. Walaupun pada akhirnya, aku dapat menghilangkan sedikit beban yang tersimpan dalam pikiranku.

Mendapat kepastian akan keberadaan Lucas sudah membayar sedikit kegundahanku selama dua tahun jauh darinya.

Dan sekarang aku tak sendiri lagi menjalani kehidupanku yang agaknya sedikit tak bergairah sejak Lucas pergi ke negara ini untuk melakukan tugasnya —ah bukan, tugas kami tepatnya.








Aku menengok ke arah belakang tubuhku disana terdapat seseorang suruhan Lucas untuk menjemputku satu bulan yang lalu. Yah, memang aku tidak langsung pergi dari Jerman saat orang suruhan Lucas itu datang menemuiku.

Aku harus menyelesaikan beberapa urusan sehingga orang-orang di sekitarku selama aku hidup di Jerman tidak terlalu curiga dengan kepergianku yang secara tiba-tiba.

Dan aku baru tahu hari ini karena dia—orang suruhan Lucas ternyata masih spesies sama dengan kami, demigod.

Laki-laki itu tidak sengaja keceplosan selama perjalanan kami di pesawat. Sungguh lucu, bahkan dia terlihat terkejut sendiri saat mengaku bahwa dirinya juga demigod.

Sebenarnya tanpa dia mengaku, aku sudah tahu dia sebangsa denganku dan Lucas karena sejak pertama kali dia datang ke rumahku —di Hamburg aku sudah mencium keberadaan demigod selain diriku saat itu.    





" Hei, kita ke cafe sebentar. Aku butuh kopi ".

Aku menoleh ke arah Eden —orang suruhan Lucas dan tersenyum sekilas ke arahnya sebelum mengikuti langkah panjangnya menuju cafe di salah satu sudut bandara.






" Kyei, Lucas udah kamu hubungi ? ".

" Belum, aku kan nggak tahu kontak Lucas yang baru ".

" Oh iya, aku lupa maaf ".

Aku terlonjak kaget saat tiba-tiba Eden berteriak tepat di hadapanku.





" EIIH, Kau mau membodohiku lagi ? Kalian kan bisa bertelepati, tidak mungkin kamu belum menghubungi kingkong gila itu ".

" Yak, Eden. Kecilkan suaramu bodoh, bagaimana kalau ada orang biasa yang mendengar tentang telepati itu. Mau kamu dianggap orang gila dan dicurigai ? Kalau ada orion bagaimana ? Bisa-bisa kamu mati muda ".

" Iya, tahu-tahu. Ini juga salahmu Kyei, kamu hobi membohongiku sejak kita bertemu ".

" Oh, ayolah. Kamu masih marah karena aku mengaku anak Hades ? Ck, baiklah-baiklah aku minta maaf ".

" Tidak lucu tahu," Eden merengut kesal karena melihat aku yang tertawa tergelak mengingat kejadian yang lau.

" Maaf Eden maaf, ya ?," aku masih terkekeh kecil melihat Eden yang membuang muka dan menyesap iced americano-nya.











" Thea ".

Aku berhenti menertawai Eden saat seseorang memanggil namaku —nama panggilanku yang hanya diketahui beberapa orang. Aku mengangkat kepalaku dan mencari ke kanan-kiri sumber suara itu berasal.

Triton'sWhere stories live. Discover now