2. of worries

1.7K 328 30
                                    

"lo pesen apa?"

mata malas seungmin membaca satu-persatu menu yang tertera di kafe penuh nuansa cokelat itu.

sesuai dugaan, mereka tidak benar-benar jogging. minho hanya menghabiskan waktu dengan mengerling ke setiap gadis cantik yang lewat selama satu jam pertama sebelum menyeret paksa seungmin ke kafe terdekat untuk mengisi perut.

jemari seungmin mengetuk meja tempat pemesanan, menimang-nimang apa yang harus dipesan sambil menghitung sesuatu.

minho yang merasa seungmin berpikir terlalu lama pun menoleh, menyenggol lengannya pelan sembari berusaha mengabaikan senyuman penuh arti dari pelayan di hadapan mereka.

"pesen apa?" ulang minho.

seungmin mengulum bibirnya kilas, mencondongkan badan ke arah si pelayan kafe—langsung menyampaikan pesanannya sendiri kendati minho berniat menunggunya sedari tadi.

"susu panas satu mbak," ucap seungmin lirih. "yang low-fat ya."

pelayan kafe maupun minho agaknya sedikit terkejut mendengar pesanan singkat seungmin. namun dituntut bersikap profesional, si perempuan pelayan kafe itu mengangguk ramah, kemudian mengganti arah pandang ke minho untuk menanyakan pesanan lainnya.

"lo gak makan?" tanya minho, tangannya menahan lengan seungmin yang berusaha kabur duluan dan mencari tempat duduk untuk mereka berdua.

minho tahu betul dan mengerti, seungmin tidak suka ditanya-tanyai masalah apa yang ia makan. tapi bagaimanapun, melihat tetangga yang sudah ia anggap sebagai adik kandung itu terus menyiksa diri, lama-lama minho tidak tahan juga.

"gak." kilah seungmin cepat, tangannya yang lain mendorong pegangan minho padanya dan dengan secepat kilat ia hilang dari pandangan.

"loh heh—"

panggilan minho pun terabaikan, membuat si laki-laki lee menghela napas pelan dan berbalik kembali menghadap pelayan kafe untuk melanjutkan pesanan.

"croissant dua, tambah cappucino satu ya mbak." pesannya.

pelayan kafe itu mengangguk ramah—lagi, tapi kemudian terkikik ringan setelah selesai menghitung tagihan total yang harus dibayar.

"pacarnya ya mas? lagi diet kayaknya." ucap pelayan itu, nadanya menunjukkan bahwa ia gemas dengan interaksi minho dan seungmin yang baru saja ia saksikan.

minho terkekeh pelan. "bukan, dia adek saya. emang gitu anaknya sok diet mulu padahal udah kurus."

tidak mengindahkan fakta bahwa seungmin akan marah, minho kukuh untuk membawakan dua piring berisi croissant serta cangkir-cangkir minuman panas mereka ke meja di dekat jendela—dimana seungmin sudah memarkir diri.

ia meletakkan piring-piring itu ke meja dengan dentingan yang disengaja, membuat seungmin menoleh dan tentu saja menatapnya terkejut.

"sejak kapan lo makan dua croissant?" tanya seungmin, mengingat-ingat kebiasaan makan minho.

minho menarik kursinya dan duduk, mendorong satu piring serta gelas berisi susu panas ke arah seungmin.

"buat lo lah satunya." ujarnya, nada dingin dan intonasi datar.

seungmin mendesah gusar, mendorong balik piring yang baru saja minho sodorkan kepadanya.

"gak bisa kak, gue gak boleh makan banyak gula. berat badan gue udah naik sekilo kemarin—"

"stop." potong minho cepat, tatapannya tajam menuju ke arah mata seungmin. "lo udah kurus banget, kim seungmin. jangan terus-terusan nyiksa diri. gue gak mau ya lo drop lagi sampe masuk rumah sakit. cepetan makan, kalo lo masih mau ngobrol sama gue."

mendengar kalimat panjang lebar minho yang sepertinya turun mood gara-gara sikapnya, seungmin pun menunduk dalam. menuruti kata-kata minho, mengambil garpunya dan mulai memakan roti di piringnya.

"udah ini. jangan marah dong." cicit seungmin lirih, kepalanya masih tertunduk dalam, takut untuk melihat minho.

sebuah helaan napas kembali lolos dari mulut minho. ia kemudian mengulurkan tangan, mengusak lembut surai kemerahan seungmin dan mengulas senyum lebarnya.

"gak, kapan sih gue marah sama lo. gue cuma gak mau lo sakit. jangan bikin gue khawatir, oke?" ucap minho, suaranya semanis permen kapas yang seungmin makan tadi malam.

seungmin mengangguk, tersenyum kecil meski merasa sedikit pahit di dadanya.

𝙡𝙞𝙨𝙩𝙚𝙣 𝙩𝙤 𝙮𝙤𝙪𝙧 𝙨𝙡𝙚𝙚𝙥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang