3. good night

1.5K 298 25
                                    

suara uapan lebar dari mulut seungmin mendominasi keheningan di ruang tidurnya.

laki-laki itu baru saja menyelesaikan tugas kuliah, hendak berniat merebahkan diri ke kasur sebelum maniknya mendadak melihat ke arah jendelanya.

ada minho yang tengah duduk di balkon, berteman suara genjrengan gitar yang lirih dan tak beraturan.

seungmin tersenyum tipis. ia membuka jendela besarnya dan melompat ke balkon yang tepat berseberangan dengan kamar minho.

"kok belom tidur?" tanya seungmin, tidak perlu berteriak karena suasana malam ini sepi—meningat jam sudah menunjukan pukul sebelas lewat.

minho yang baru menyadari kehadiran seungmin di balkon seberang—tapi tidak terkejut—pun menoleh untuk mendapati pemandangan tetangganya dengan mata mengantuk.

si laki-laki lee mengubah posisi duduknya menjadi menghadap ke rumah seungmin.

"gak bisa tidur. insom gue kayaknya." balas minho santai. "masuk sana lo, tidur."

seungmin menguap lebar untuk yang kedua kalinya tanpa sadar, dan mungkin juga tidak mengetahui bahwa minho barusan menatapnya iri—karena ia bisa didatangi hawa mengantuk.

"gak bisa tidur juga gue." ucap seungmin, ia memposisikan diri dengan nyaman di pembatas balkonnya—bergelung lunglai, jelas-jelas menampakkan bahwa ia lelah.

mendengar jawaban penuh dusta seungmin, minho tertawa kilas. deretan gigi putihnya nampak, ditemani dengan lekukan tipis di ujung-ujung bibir yang membuatnya seribu kali lebih enak dipandang.

seungmin tersenyum dalam hati. tawa minho sangat merdu, seperti gemericik hujan gerimis di sore hari yang membuatnya ingin terus menatap.

"mana ada gak bisa tidur tapi nguap terus." celoteh minho, tangannya masih menyandang gitar cokelatnya. "mau gue nyanyiin lagu?"

tubuh seungmin menegak mendengar penawaran minho, matanya menyiratkan ketertarikan.

"ide bagus."

sekon selanjutnya keheningan hangat diantara mereka pun terisi dengan nada merdu gitar minho yang berteman dengan alunan audio dari pita suara si pria berparas rupawan itu.

seungmin mendengarkan dengan senang hati, telinganya terbuka lebar-lebar hanya agar tidak terlewatkan satu nada indah pun dari minho.

jika tawa minho terdengar seperti bunyi hujan, maka nyanyiannya lebih mirip dengan suara roti yang dipanggang di atas mentega. lembut, hangat, dan membuat orang jatuh hati. mengundang untuk dihampiri.

seungmin berani mendeskripsikan, bahwa lee minho terlalu sempurna. apapun yang ia lakukan indah dan menawan, membuat seungmin semakin tenggelam dalam perasaan yang entah bisa diwujudkan atau tidak.

malam semakin larut, dan suara gitar minho semakin tidak beraturan. dia bukan pemain gitar yang handal, seungmin tahu. tapi tidak masalah, selama dia itu minho.

"udah ah, dingin. tidur yuk, besok kelas pagi." ajak minho kemudian, gitarnya ia angkat dari pangkuan beserta dengan kedua kaki yang mulai menapak lantai hendak beranjak pergi.

seungmin yang terbuai pun ikut sadar dari lamunan. ia menatap minho dengan mata bulat.

"lo udah ngantuk?"

andai, andai saja minho memberi respon yang manis. andai saja minho mengerti bahwa seungmin menahan kantuknya hanya untuk menemaninya. andai saja minho terkekeh pelan dan kemudian mengatakan bahwa ia mengkhawatirkan seungmin.

"udah." jawah minho singkat. "good night, see you tomorrow."

seungmin tersenyum simpul, membiarkan minho menutup pintunya terlebih dahulu dan menunggu hingga lampu kamarnya meredup.

"see you tomorrow too," balas seungmin kelewat lirih setelah dipastikan minho sudah pergi ke alam mimpinya.

andai saja minho tahu, bahwa kekurangannya di mata seungmin hanya satu.

"i love you."

yakni tidak pernah bisa membalas perasaannya.

𝙡𝙞𝙨𝙩𝙚𝙣 𝙩𝙤 𝙮𝙤𝙪𝙧 𝙨𝙡𝙚𝙚𝙥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang