19. deep sorry

1.2K 249 28
                                    

baru dua detik seungmin menyaksikan punggung changbin hilang di belokan koridor kampus setelah loker, tapi hawa di sekitarnya sudah mendadak terasa pekat.

"seungmin, lo dicariin sama itu daritadi."

dan benar, karena saat ia menengok ke arah hyunjin yang mencolek bahunya, di saat yang sama nampak figur minho setengah berlari dari kejauhan.

rautnya khawatir. ia terburu-buru, dan kacau. seungmin mengerti.

"capek gue nyariin lo gara-gara dia—"

"gue duluan, jin."

hyunjin agaknya akan melontar lebih banyak protes begitu seungmin kabur dari pandangan, memilih untuk melangkah cepat namun berusaha tetap tidak terlalu mencolok—meski berakhir gagal total.

"LAH INI LO DICARIIN MALAH KABUR!"

telinga seungmin menuli, tidak peduli seruan kesal hyunjin yang kemudian disahuti oleh suara lain dari minho yang tidak kalah lantangnya—cukup untuk membuat semua orang alih perhatian jika koridor tengah ramai, untungnya tidak.

"seungmin!"

audio familiar itu ada lagi. seungmin tidak rindu, tidak setelah ia memutuskan—benar-benar final—untuk menghapus minho dari kehidupannya.

baru beberapa minggu, tapi seungmin mengernyit benci saat ulu hatinya kembali merasakan kepahitan yang dipaksa. kepahitan akan kenyataan bahwa ia belum bisa berpaling dari sosok minho.

"kim seungmin!"

langkah seungmin cepat, tapi sayangnya tidak secepat laju lari minho yang sudah super putus asa—he's desperate, seungmin could tell.

minho meraih kedua pundak seungmin dengan nafas masih memburu, menghadapkan figur itu kepadanya dan menatapnya lekat-lekat hanya untuk dihadiahi ekspresi datar, not welcoming him at all.

"lo kenapa, sih?!" sentak minho langsung, tanpa basa-basi apapun karena ia sudah muak.

muak akan rasa kesepian, kehilangan. muak akan janji yang sudah diucap sepenuh hati tapi berakhir dikhianati.

seungmin membisu, tidak mampu menjawab. netranya kukuh menghadap ke bawah, sebisa mungkin menghindar dari kejaran bola mata minho.

minho semakin frustasi seiring detik yang hanya diisi keheningan. dingin dan menusuk jantung. minho seperti mengerti rasa sakit yang selama ini diterima seungmin karenanya, tapi ia tidak mau seungmin mundur karena itu.

apa minho egois? ya, ia egois dan mengakuinya.

ia sedih jika seungmin mendadak hilang dari kehidupannya, memiliki orang lain untuk bersandar alih-alih ia. ia ingin merengkuh kembali figur seungmin, menyembunyikannya dari dunia agar hanya ia yang dapat merasakan kehangatan pelukannya.

minho harusnya berhenti, tapi tidak bisa. kim seungmin adalah obatnya, setiap kali ia terluka karena orang lain.

"seungmin, please." tutur minho. "lo udah janji gak bakal hilang dari hidup gue!"

napas seungmin resmi tercekat saat seruan minho menubruk gendang telinganya.

ia sudah letih untuk berpura-pura, lututnya sudah terlalu banyak tergores bebatuan acap kali ia tersandung di jalanan yang berkelok-kelok menuju hati minho yang tertutup rapat.

seungmin mendongak, dengan sisa tenaga menatap balik minho dengan tajam meski pelupuk keduanya sama-sama membasah.

"gue gak bisa!" sentak seungmin, serak tapi berhasil membuat minho mundur selangkah. "lo gak tau rasanya jadi gue! lo tuh egois, kak!"

hening.

begitu seruan seungmin berhenti, minho juga berhenti mencengkeram bahunya. tatapan laki-laki bersurai hitam itu menjadi sayu, terlalu lemah untuk ukuran seorang lee minho.

isak seungmin pecah. air matanya mengalir di pipi, dadanya sesak dan sakit.

"tolong, kak, biarin gue pergi dari hidup lo." lanjut seungmin lemah dan memohon. "gue gak bisa lagi nahan sakit setiap gue di deket lo."

boleh dikata minho jahat, atau bisa menjadi nomor satu sebagai orang yang paling banyak menyakiti seungmin.

tapi ia juga manusia, ia bisa melemah. ia bisa merasakan nyeri saat seungmin menggelar semua kenyataan yang selama ini selalu ia tolak.

kaki minho melemas, mulutnya terkunci. ia ikut menangis, tapi tidak bisa menahan untuk meraih kembali bahu seungmin dan memeluknya erat-erat.

seungmin diam, tidak membalas atau mengelak. seluruh perasaannya sudah hancur, melebur menjadi bentukan abstrak yang ia juga tidak mengerti bagaimana untuk memperbaikinya seperti sedia kala.

minho bergetar seiring air mata seungmin membasahi bajunya. ia menyesal.

"maafin gue, dek. maafin gue."

𝙡𝙞𝙨𝙩𝙚𝙣 𝙩𝙤 𝙮𝙤𝙪𝙧 𝙨𝙡𝙚𝙚𝙥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang