3. Begin

1.6K 234 1
                                    

Pagi ini taehyung melangkahkan kakinya agak cepat, dia berniat untuk mengembalikan cermin itu pada tempatnya.

"aku tidak akan pernah pergi darimu, sekeras apapun kau membuangku aku akan kembali padamu, kau ingat, gagang cermin itu telah bercampur tanganmu."

Taehyung diam mendengar suara gadis tersebut, saat ia akan meletakan cermin itu kembali pada tempatnya.

"kenapa kau melibatkanku, aku tidak percaya hal-hal semacam ini, menurutku ini hanya omong kosong, kau, sama sekali tidak nyata, dan aku tidak mau berurusan denganmu lagi."

Irene kesal, manusia ini memang agak keras kepala.

"aku tidak akan menyusahkanmu, janji."

Irene bahkan telah memohon agar taehyung membawa cermin itu kemanapun.

"terserah."

Taehyung berbalik dan meninggalkan ruangan tersebut.

"hei, kau mengagetkanku,.. Untuk apa kau berada diruangan ini?" tanya seorang murid laki-laki pada taehyung.

"bukan urusanmu."

Taehyung bergegas pergi sejauh mungkin dari tempat itu. Ia pun mengabaikan pertanyaan murid laki-laki tadi.

"ini sangat aneh, tapi dia lebih aneh, aku heran kenapa banyak gadis yang menggilainya." ucap murid laki-laki tersebut, lalu ia pergi.

Sesaat setelah taehyung meninggalkan tempat itu, cuaca berubah menjadi mendung, sinar matahari tiba-tiba meredup.

"ohh, astaga aku heran dengan cuaca saat ini." ucap guru yang akan mengajar dikelas.

Semua murid terlihat kedinginan, kecuali taehyung, ia sangat tenang tidak seperti murid lain yang panik.

Wwuuuuusssss

Angin berhembus kencang, seperti menciptakan tornado kecil, setelah itu badai pun datang, membuat pepohonan disekitar sekolah terhempas kesana kemari.

"tenang, anak-anak kumohon tenang, jangan ada yang keluar dari kelas ini, diluar sangat berbahaya" ucap guru tersebut.

Namun semua murid tampaknya sangat panik, bahkan diantaranya ada yang menangis.

Taehyung tersadar ia seperti mengingat perkataan irene yang sebenarnya tak pernah ia tanggapi.

Irene pernah mengatakan pada taehyung kalau disaat dia sedih seluruh bumi akan merasakan kesedihanya melalui angin badai, namun disaat ia senang semua tampah indah dan cuaca menjadi cerah.

"sialan, gadis itu benar-benar membuatku harus terlibat dalam hal ini."

Taehyung melangkahkan kakinya keluar, ia tak peduli dengan ocehan gurunya yang melarangnya untuk pergi dari dalam kelas.

Jdarrrrrrr

Taehyung membuka ruangan tersebut dengan kasar. Ia melihat seluruh ruangan tersebut porak poranda, taehyung mencari cermin itu.

"hentikan semua ini, aku akan menyetujui permintaanmu."

Bagaikan sihir, angin badai kencang tersebut terhenti dan hilang tanpa jejak, taehyung juga merasakan hal itu, dan ternyata benar dugaanya.

"ohh, ommo, apakah kita sedang berada dalam wahana permainan, kenapa tiba-tiba angin tersebut menghilang" ucap sang guru.

Akhirnya semua murid kembali tenang, mereka membersihkan ruangan serta barang-barang yang berserakan.

Disisi lain, taehyung sedang beradapan dengan irene, terlihat jelas sekali wajah irene dipenuhi dengan air mata.

"kau mengingatnya? Kupikir kau mengabaikanku, aku tidak menduga kau akan ingat."

"kau bisa membuat tempat tinggalku hancur." kata taehyung.

"ini semua salahmu, aku sedih mendengar kau tidak ingin melihatku lagi, kau tahu itu kata-kata yang sangat menyakitkan, hanya kau yang bisa membantuku saat ini, aku harus menghilangkan hukuman ini."

"jika bukan kau yang membuat masalah, kau tak akan terkena hukuman ini." kata taehyung.

Dengan kesal taehyung membawa cermin itu kembali.

Irene tersenyum, benar saja, cuaca menjadi sangat cerah dan indah.

"kehhh, gadis aneh." ucap taehyung sambil menyeringai disaat dia merasakan cuaca tiba-tiba kembali normal.

"terimakasih, telah memberiku kesempatan, kim taehyung, aku berjanji setelah ini aku akan pergi."

Irene kegirangan, ia menari-nari diruangan tersebut.

Taehyung kembali masuk kedalam kelas sambil membawa cermin tersebut, seluruh murid menatapnya aneh.

"untuk apa ia membawa barang usang itu?"

"entahlah, biarkan saja, dia kan memang aneh"

Taehyung mendengar obrolan teman-temannya itu, namun ia tak pernah menanggapinya.

Skip

"hei, taehyung ah,... Kenapa kau berjalan kaki?"

"itu bukan urusanmu."

"huh, kau selalu saja seperti itu,. "

Irene membuntuti taehyung tepat dibelakangnya.

Irene melihat sekeliling dalam perjalananya, ia sangat menikmati hidup dibumi ini.

"tidak buruk juga, hanya saja tempat ku lebih sejuk." ucap irene.

Taehyung semakin jauh didepan dan irene tertinggal dibelakang karena menikmati perjalananya.

Sreettt

Irene menarik tangan taehyung, membuat taehyung seketika menghentikan langkahnya.

"ada apa?"

"bolehkah aku meminta sesuatu darimu?" tanya irene.

Irene mengamati sekelilingnya, dan ia melihat obyek yang dia inginkan.

"aku ingin itu, sepertinya sangat enak, berikan itu untuku." kata irene sambil menunjuk penjual es krim tersebut.

"tidak akan, aku sedang tergesa-gesa, jika kau ingin ambilah sendiri." ucap taehyung sambil melepaskan tanganya.

"apa barusan ia berbicara sendiri."

"aku juga mendengar ia mengatakan sesuatu."

"apa mungkin dia gila, kasihan sekali, setampan dia harus gila." kata orang-orang yang berpapasan dengan taehyung.

Taehyung ingat kalau hanya dia yang bisa melihat irene.

'sialan, mereka mengataiku gila, ouhhccc aku lupa kalau hanya aku yang bisa melihatnya.'

"jangab berbicara denganku saat ditempat umum."

"kalau begitu belikan aku itu, jika tidak, aku akan membuat badai angin lagi." rengek irene.

Mau tak mau taehyung harus menurutinya. Ia membelikan es krim untuk irene.

Sesampainya diapartemen irene langsung menyerobot kantung yang berisi es krim yang dibelikan taehyung.

"hmmmmm ini sangat enak,, yummy." kata irene saat ia mencicipi es krim tersebut, taehyung tidak menanggapi sama sekali ocehan irene.

Irene memakan es krim tersebut sambil menari-nari.

"kenapa kau bisa memegang benda itu, bukankah kau tidak terlihat?" tanya taehyung.

"itu kemampuanku." jawab irene sambil tersenyum.

Irene duduk disofa sambil memainkan kedua kakinya.

Tak disangka taehyung mengamati irene, pengamatanya tertuju pada kaku irene yang terlihat lecet karena tak memakai alas kaki.

'dia terluka, kenapa kakinya bisa terluka, seharusnya kakinya tidak ikut terluka.' batin taehyung.

'bahkan ia tak merasakan sakit, disaat kakinya terluka, ini aneh, makhluk seperti apa dia sebenarnya.' batin taehyung.

Shadow in the MirrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang