[PERDRE] : BAB LIMA

72 9 0
                                    

BUDAYAKAN VOTE!!!

VOTE ITU GRATIS.

MOHON KERJA SAMANYA.












- P E R D R E -





[ Lari ]





✈✈✈

"RAN apa ga sebaiknya kita jalanin hukuman aja ya?" Ucap Sherly terlihat panik.

"Sher, udah kali ga usah panik gini" Jawab Kirania dengan santai, Kirania kembali melangkahkan kakinya ke suatu tempat yang ingin ia singgahi.

"Ngapain kita ke sini?" Tanya Sherly saat Kirania berhenti di depan ruangan.

"Udah yuk masuk aja" Namun Kirania tampak kesusahan membuka pintu ruangan tersebut.

"Ran, UKS udah pasti di kunci kalo ga ada yang jaga"

"Ah sial" Kirania menyilang kan kedua tangannya. "Gimana dong nih?" Tanyanya.

"Yaudah lah mending kita jalanin hukuman aja yuk" Sherly menarik pelan pergelangan tangan Kirania, namun di detik selanjutnya Kirania dengan cepat melepaskan tangannya dari Sherly.

"Ga ah males, lo ga liat matahari cerah banget" Gerutu Kirania.

"Daripada kita kena BK loh"

"Masuk BK udah jadi keseharian gue juga, lagian kalo masuk kelas mumet otak gue, mending bobo" Ucap Kirania sambil membayangkan dirinya tidur di siang hari begini.

"Ya tapi gue ngeri kalo kena masalah apalagi sampe kena masalah sama Ketga-"

"RANIII! SHERLYYY!" Teriak seseorang sambil berlari kearah mereka, Kirania dan Sherly dengan cepat menghadap kearah orang yang memanggil mereka.

"Aduh Naura ga usah teriak-teriak kali" Ucap Kirania dengan sebal.

Naura yang sudah berada di depan mereka mencoba mengatur nafasnya. "Aduh sorry deh. Ini mah urgent banget" Ucapnya masih dengan nafas ngos-ngosan.

"Ada apa sih?" Tanya Sherly.

"Woi Naura kampret guenya di tinggalin ini woi, sialan ya lo" Ucap Bobby yang ternyata di tinggal Naura.

"Aduh sorry Bob, gue panik jadinya ga inget kalo ada tuyul ngikutin gue" Jawabnya.

"Sialan ya lo minta pala lo gue pites jadi abu ya?" Bobby menatap sinis ke arah Naura.

"Aduh udah deh, ga penting ngomong sama lo- RAN SHER GAWAT!"

"Iya gawat kenapa?" Tanya Sherly, masih menahan diri untuk tidak memukul Naura.

"Ketgal nyari kalian. Kalian kan di hukum sama dia, terus pas dia liat ke lapangan kalian ga ada, makanya dia sampe nyari-nyari ke kelas" Jelas Naura.

"HA!? Ketgal nyariin gue?" Panik Sherly.

"Iya. Nyari lo sama Kirania juga"

"Aduh gimana dong"

"Ya kalian sih bukannya ngelaksanain hukuman, malah kabur lagi"

Kirania masih terdiam, dirinya hanya menjadi pendengar saja karena saat ini dirinya masih sangat bingung. "Wait! Stop panic! Who 'Ketgal'?" Tanyanya dengan mimik wajah masih kebingungan.

"Lo ga tau Ketgal?" Naura menatap Kirania dengan seksama.

"Engga"

"Seriously?" Kirania mengangguk.

"Oh my god" Naura memutarkan matanya malas kemudian menatap Sherly. "Lo belum kasih tau siapa itu Ketgal ke Kirania?" Tanya Naura pada Sherly.

Sherly menyengir hingga lesung pipitnya terlihat. "Gue tadi mau bilang sebenernya loh, tapi ya lupa tiba-tiba menyerang gue" Ucapnya.

"Udah jadi ini intinya Ketgal itu siapa?" Tanya Kirania.

"Ketgal it-"

"Ketgal itu julukan siswa-siswi di SMA ini buat gue" Kirania menatap orang yang memotong pembicaraannya dengan Naura.

Ah sial. Cowok ini lagi, cowok ini lagi, mumet.

"So?" Tanya Kirania dengan santai, berbanding terbalik dengan perasaannya yang sangat panik.

"Gue Ketgal, Ketgal itu singkatan dari Ketua osis galak"

"Lo?" Kirania menunjuk laki-laki di hadapannya ini. "Ketua osis? Really?"

Bobby mendekatkan dirinya pada Kirania kemudian berbisik dengan pelan di telinga Kirania. "Kayanya lo bakal terus-menerus berurusan sama Ketgal deh" Kemudian Kirania menatap dengan seksama ke arah Bobby.

✈️✈️✈️

"Ran" Sherly memegang tangan Kirania sehingga Kirania berhenti. "Kalo lo ga kuat bilang aja, muka lo udah pucet, nanti gue yang jelasin ke Ketgal" Ucap Sherly dengan khawatir.

"Apaan sih lo Sher, gue ga papa. Jadi ayo kita lanjut larinya, masih 15 putaran lagi loh" Jawab Kirania dengan santai.

"Muka lo udah pucet banget Ran"

"Seriusan? Ah liptint gue di kelas lagi"

"Lagi sakit gini masih mikirin liptint"

"Sher"

"Ha?"

"Rambut gue berantakan ga? Kan siapa tau ada pangeran yang liat gue terus gue buluk kan ga lucu banget, masa nanti queen dikira pengemis"

"Ran muka segini pucet masih bisa bercandaan nih?"

"Udah-udah Sher ayo lari lagi, kita di liatin Ketgal songong itu" Ucap Kirania saat dirinya melihat laki-laki menyebalkan itu sedang memperhatikannya dari kelas lantai 2.

"Tapi muka lo-"

"I'm fine Sher. Believe me please okay"

"Kalo lo udah ngerasa saki-"

"Oh yes. I'm remember what you say  Sherly"

Kirania lebih dulu lari dan meninggalkan Sherly, Sherly akhirnya mengikuti langkah Kirania, bahkan kini Sherly berlari dengan cepat untuk mengejar Kirania, saat dirinya sudah berhasil melewati Kirania, Sherly memberikan senyuman mengejeknya untuk temannya ini. Kirania tertawa saat Sherly meledekinya sebab Sherly meledeknya sambil menjogetkan pinggulnya.

Namun baru beberapa menit Kirania tertawa bahagia, kini rasa sakit yang bertepatan di perutnya. Rasa sakit itu membuat dirinya berhenti dari gerak langkah kakinya menjadi pelan, Kirania memegangi perutnya sembari meringis. Rasa sakitnya bukannya berhenti malah semakin menjalar ke tubuhnya. Tiba-tiba Kirania merasa di dalam penglihatannya seakan berputar lalu dirinya jatuh ke tanah.

"RANI!" Kirania sempat mendengar suara Sherly yang begitu kencang meneriaki namanya. Kemudian dirinya juga masih bisa melihat orang-orang secara cepat menghampirinya,namun matanya berhenti melihat, dan segalanya gelap.

PERDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang