[PERDRE] : BAB TIGA

89 12 3
                                    

BUDAYAKAN VOTE!!!

VOTE ITU GRATIS.

MOHON KERJA SAMANYA.











- P E R D R E -





[ Sial ]





✈✈✈

KIRANIA masih memasang wajah cemberutnya karena kejadian tadi. Dirinya begitu malu dan merasa harga dirinya hilang, bisakah dirinya hilang sekarang? Karena Kirania merasa malu tujuh turunan. Bagaimana bisa kejadian seperti ini menimpa dirinya? Haruskah dirinya operasi plastik agar laki-laki itu tidak mengenalnya lagi? Akh pusing!

FLASHBACK ON

"Sini gue bantu berdiri" Lelaki tersebut mengambil tangan Kirania lalu membantu Kirania berdiri.

"Lagi-lagi lo nyamperin gue dan nolongin gue" Ucap Kirania tersenyum manis. "Lo lupa ya? Waktu itu lo pernah nyamperin gue waktu gue nangis di halte"

"Kita pernah ketemu?" Tanya laki-laki di hadapan Kirania sambil mengangkat kedua alisnya.

Kirania dengan senyuman mengembang mengangguk-anggukkan kepalanya dengan semangat. "Iya pernah, baru-baru kemaren malah. Masa lo lupa?"

"Oh sorry, gue ga mengingat hal yang ga penting"

JLEB, sakit bener ini hati.

"Oh haha" Kirania tertawa canggung, tentu saja canggung. Siapa yang tidak canggung jika ada seseorang yang menggangap dirinya tidak penting?

"Udah bisa jalan kan? Ikut gue yuk" Laki-laki yang sialan sangat tampan itu meninggalkan Kirania yang masih terbengong menatap laki-laki itu. Baru selangkah Kirania jalan dirinya sudah mencium tanah kembali.

"Aduh sakit bener dah. Ini yang naro tanah di sini siapa?" Ucap Kirania melantur. Laki-laki yang tadi meninggalkan Kirania kini kembali membalikkan badannya kemudian menghampiri Kirania.

"Kalo ga bisa jalan tuh bilang"

"Gimana mau bilang kalo lo udah jalan duluan" Jawab Kirania dengan kesal.

Laki-laki tersebut kemudian jongkok untuk mensejajarkan dirinya dengan Kirania. Kirania terdiam karena melihat paras laki-laki di hadapannya ini dengan dekat, sungguh luar biasa tampan!

"Naik"

"Ha?"

Laki-laki tersebut langsung menuntun Kirania agar naik ke punggungnya setelah itu menggendong Kirania. Kirania terdiam, jantungnya sedang beradu begitu cepat, saat Kirania merasa dirinya hendak jatuh, Kirania mengeratkan pelukan di leher laki-laki tersebut dengan erat. Sialnya Kirania yakin sudah pasti laki-laki yang menggendongnya ini merasakan detak jantungnya yang begitu cepat.

Laki-laki ini menurunkan Kirania di salah satu sofa yang terletak di suatu tempat yang Kirania juga tidak mengetahui di mana kah ini, atau mungkin ini adalah UKS di sekolah ini? Ah tapi tempatnya tidak terlihat seperti UKS, malah terlihat seperti kantor.

PERDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang