20.

112 7 11
                                    


Krystal mengenggam tangan Kai erat, kekasihnya itu tidak  mengeluarkan tanda-tanda ia akan siuman sejak hari pertama. Air matanya kembali mengalir, dan segera ia hapus, ia sudah berjanji pada dirinya bahwa tidak akan menangis dihadapan Kai walau ia tidak melihatnya.

"Kai, bangun..ayo kita menikah, kai, ayo kita tua bersama. Kai ayo.."

Taeyeon menghela napasnya kala mendengar suara lirih krystal yang begitu menyayat hatinya. Bahkan kalau ia diposisi krystal ia tidak akan setegar itu.

"Sayang? Kenapa belum masuk? Ayo." Baekhyun ingin masuk namun ditahan istrinya.

"Jangan baek, krystal--"

"DOKTER!! TOLONG!!"






"Permisi! Saya kan sudah bilang saya adik nya kak Suho!"

"Maaf tapi—"

"Biarkan mereka masuk." Suara dingin diiringi suara ketukan sepatu mendekat ke arah mereka.

Pria dengan bahu tegapnya dan tatapan matanya yang tajam melirik pria tinggi yang berdiri di samping Haera nya.

"Sepertinya dia tidak suka padaku," bisik Chanyeol.

"Kau, lima langkah ke kanan." Titah Sehun.

"Eh?"

Sehun berdecak sebal dan berjalan ke arah mereka lalu berdiri di tengah-tengahnya. Haera hanya menghela nafas lelah menghadapi pamannya yang satu ini, sangat posesif padanya.

"Kau ini masih kecil sudah berani membawa Haeraku! Naik apa kalian ke sini?"

"Mo—"

"Kak Sehun! Itu bukan hal yang penting!" kesal Haera.

"Oh iya? Kenapa? Kenapa kamu kesini?" tanya Sehun lembut sambil mengelus rambut Haera.

Chanyeol berdecih, "Apa-apaan paman tua ini," Gumamnya.

"Hei! Aku mendengarmu!" Chanyeol hanya tersenyum malas meladeni Sehun.

"Kau ini—"

Haera mengerang sebal menatap dua lelaki yang hampir sama tingginya itu masih berdebat tidak jelas.

"Aku ingin bertemu Kakak, bilang pada mereka izin aku masuk." Pintanya.

Haera mengangkat sebelah alisnya melihat Sehun yang terdiam membisu.

"Kak?"

"Tidak boleh," Larangnya walau tidak ada Suho di ruang kerjanya.

"Kenapa? Kakak menyembunyikan sesuatu dariku?"

"Kau bawa dia pulang, jangan pernah bawa kesini lagi." Chanyeol menganggukkan kepalanya dan menarik Haera agar keluar dari sana.

"Kak! Jawab!"

"Kakakmu tidak ada disini. Dia sedang di luar negeri mengurus pekerjaan disana. Jangan mengganggu pekerjaan orang disini."

"Kakak tidak jelas! Pasti ada yang disembunyikan kan?!"

"Tidak Haera!"

"Kalau begitu bilang padaku alasan yang sebenarnya dan obat apa ini sampai ada di kamar Kakak?!" Haera menunjukkan obat itu.

Sehun mengambilnya lalu mengantonginya, "Bawa dia pulang, berisik." lalu Sehun masuk kedalam ruangannya.








"Oh Sehun memang tidak jelas. Tapi mari kita lihat seberapa kuat mereka bertahan dan ah— bagaimana dengan kabar orang yang celaka kemarin ya?"











AUTHOR NOTE ••

HAIIIIII Maaf cerita ini ngegantung banget. Sorry for making you'll wait so long🙏. Maaf karena cerita ini ngacak dan memang ((tidak jelas)) karena aku juga ngerasa cerita ini udah belok dari rencana awal. Dan terimakasih yang sudah menyempatkan waktunya untuk membaca cerita ini😭 .

Ini story kedua aku yang masih amburadul, EYD nya berantakan banget T_T story ini udah aku tinggal lama banget karena aku udah jenuh di sini. Tapi aku bakal berjuang lagi supaya bisa ngelanjutin cerita gaje ini!!! Mungkin aku cuma punya dua pilihan, melanjutkan atau berhenti. Disatu sisi aku punya dua akun, dan aku lebih aktif disana ((mungkin, karena bisa jadi disana aku malas juga(¯口¯))).

Mungkin aku cuma bisa bilang Maaf dan Terima kasih untuk semuanya
(づ ̄ ³ ̄)づ. Mungkin kalau ada yang mau mampir ke akun saya yang lainnya bisa lihat ke deephadden

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang melaksanakan!!!

Brother(ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang