21

68 9 5
                                    

"Bertahanlah kak, untuk musim dingin selanjutnya dan untuk kelulusan ku yang selanjutnya. Bertahanlah untuk hal-hal kecil yang biasa kita lakukan."




Sesosok Pria tinggi dengan kantung mata yang menggelap namun bukan karena ia kurang tidur, melainkan memang sudah dari lahir begitu, berdiam diri di depan pintu besar dihadapannya. tanganya sudah terulur memegang gagang pintu, namun kakinya tidak ingin melangkah lebih jauh lagi.

"Suho hyung sedang sakit, apa harus ia menerima balasan yang bukan perbuatannya? semua ini salah. Tapi kenapa aku-" gumamnya terhenti ketika pintu itu terbuka.

"Apa yang kau lakukan?" tanya pria yang lebih tinggi darinya.

"Tidakkah semua ini salah hyung? semua ini bukan salahnya. kalaupun ini semua salahnya, Kai tidak pantas untuk mendapatkan itu."

Sudut bibirnya tertarik, ia maju melangkah yang membuat Tao mundur. Tatapannya yang tajam membuat dia terintimidasi.

"Aku tidak peduli. Semua yang berurusan dengannya harus hancur ditanganku." ia membisikkan sesuatu yang membuat Tao ketakutan.

"Termasuk orang yang menghalangi jalanku."






"Hmm- Krystal.. sepertinya ini milikmu. Ditemukan di dalam mobil Kai,"

Kondisi Krystal tidak ada bedanya dengan mayat hidup. Matanya bengkak, rambutnya berantakan dan wajahnya yang lesu. Dengan tangan yang bergetar, Krystal menerimanya. Namun, lagi-lagi air mata tidak bisa ia bendung untuk tidak jatuh. Sesak yang kembali melandanya dan harapan yang tidak pasti terkabulnya. Krystal semakin mengganggam tangan Kai erat. Ia tidak mau kehilangan Pria yang mampu mengubah dunianya. Ia tidak mau lagi terpuruk dalam kegelapan tanpa cahaya. Dan baginya, Kai lah cahaya nya.

Baekhyun mengalihkan pandangannya, ia membelakangi Krystal yang menangis tersedu-sedu. Tanpa sadar air matanya pun ikut mengalir. Sama seperti Krystal, Baekhyun pun tidak ingin kehilangan adiknya lagi.







Haera duduk di halte sendirian, memandangi kendaraan yang terus lewat di hadapannya. Tatapannya kosong, ia penasaran dengan apa yang para kakak sembunyikan darinya. Ia menoleh ketika sesorang duduk disebelahnya. Lelaki itu tersenyum, lalu menuliskan sesuatu dikertas dan menunjukkannya pada Haera.

Mata haera langsung tertuju pada casing Handphone nya dan menatap orang itu bingung.

"Kita diam saja. Bisakah kamu lepas casing handphone mu dan buang dimana saja atau berikan itu padaku?"






AKHIRNYA, AK MENYADARI KALO BISA NGETIK DI LAPTOP HUHUHU, MAKASIH YA YANG UDAH BACA CERITA INIII SAYANG BANGET GANGERTI LAGIII. STAY TERUS YA DI CHANNEL INII

Brother(ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang