Part 5

86 29 4
                                    

Amelia Pov

Aku dan Devano hanya memiliki waktu 2 minggu untuk saling mengenal satu sama lain. Lalu bagaimana dengan persiapan pernikahanku dengan Devano?

"Baiklah mama, papa." Suara Devano menyadarkanku dari lamunanku.

"Bagaimana denganmu Amelia. Apakah kamu siap untuk menikah denganku?" Devano memegang kedua tanganku dan menatap mataku.

"Hmmm...Aku...si..ap" Hey ada apa dengan tenggorokanku kenapa terasa kering dan sulit berbicara.

"Baiklah aku senang mendengarnya" Devano mencium keningku di depan semua keluarga. Oh god aku harap pipiku tidak memerah. Aku sangat malu sekarang.

Mama, Papa dan Bibi terlihat sangat bahagia, menyaksikan Devano yang mencium keningku.

"Mama, Papa. Aku akan mengajak Amelia pergi bersamaku sebentar."

"Baiklah Devano. Jaga Amelia baik-baik. Jangan sampai ia terluka oke?" Pesan papa terhadap Devano.

"Aku akan selalu menjaga calon istriku pa." Devano dan aku pamit untuk pergi keluar sebentar.

_____________

Author POV

Di dalam mobil, tidak ada yang memulai pembicaraan satu sama lain. Devano dan Amelia sedang asyik dalam pikiran mereka masing-masing.

"Amelia, apakah kamu yakin untuk menikah denganku." Tanya Devano. Memecah keheningan.

"Hmmm..sebenarnya aku tidak yakin. Karena kita belum saling mengenal. Bagaimana denganmu?" Amelia menatap Devano.

"Entahlah, aku tidak tahu." Jawab Devano enteng tanpa memperdulikan tatapan dari Amelia.

"Jadi kita akan pergi kemana sekarang?" Tanya Amelia.

"Nanti kamu akan tahu."Devano tetap fokus mengemudi.

"Baiklah" Amelia sangat binggung sekarang. Ia bisa merasakan bahwa Devano memang tidak atau belum mencintainya. Amelia sangatlah peka terhadap hal itu.

"Kita sudah sampai." Devano menatap Amelia dan tersenyum.

"Aku ingin kita saling mengenal satu sama lain." Ucap Amelia yang menatap Devano intens.

"Baiklah." Devano turun dari dalam mobil lalu membuka pintu mobil untuk Amelia.

Saat ini Devano dan Amelia sedang berada di dalam sebuah restoran bintang lima. Mereka memilih meja yang dekat dengan jendela. Sehingga mereka bisa melihat keindahan alam yang luar biasa. Langit yang berwarna biru dan mentari yang mensinari bumi. Terdapat tanaman bunga yang menambah keindahan yang berada di luar jendela restoran tersebut.

"Jadi kenapa kamu menyetujui perjodohan kita berdua." Amelia menatap luar jendela dan menunggu jawaban dari Devano.

"Karena aku tidak bisa menolaknya." Jawab Devano yang berbohong.
"Bagaimana denganmu?" Tanya Devano menatap mata Amelia. Devano ingin melihat apakah Amelia jujur atau tidak.

"Aku tidak begitu yakin bahwa aku menyetujui perjodohan kita berdua. Aku hanya tidak bisa menolak permintaan dari mama dan papa. Karena mereka sangat baik kepadaku." Devano tidak menemukan kebohongan dari  jawaban Amelia.

"Hmm kamu ingin pesan apa?" Devano memberikan daftar isi menu makanan dan minuman yang tersedia di resteroran itu.

"Sama sepertimu saja." Amelia mengembalikan daftar menu kepada Devano.

"Mas. Saya pesan 2 steak beef dan 2 lemon tea ya." Ucap Devano kepada pelayan pria.
Setelah pelayan itu pergi, tidak ada percakapan di antara mereka berdua.

"Permisi, 2 steak beef dan 2 lemon tea?" Seorang pelayang perempuan bertanya dengan ramah.

"Ya benar."Devano memberikan 1 piring steak beef kepada Amelia.

Saat makan, mereka hanya berdiam dan tenggelam pada pikiran mereka masing² sampai mereka tidak menyadari bahwa hari mulai sore.

"Lebih baik kita pulang sekarang."Devano menggandeng tangan Amelia keluar dari dalam restoran.

Hai readers.... Cerita bab ini pendek banget ya. Sebisa mungkin aku akan publish kelanjutannya lagi besok. Love u all

Between love and sacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang