Part 9

46 11 4
                                    

Bel kampus sudah berbunyi tanda bahwa jam pelajaran telah berakhir. Suasana kampus pun menjadi ramai karena banyak orang yang ber lalu- lalang. Amelia dan para sahabatnya segara berkumpul di balkon kampus. Cuaca saat ini sedang tidak bersahabat, hujan yang sedang membasahu bumi serta dingin yang dapat menembus tulang mereka.

"Kalau seperti ini, bagaimana caranya kita pulang?" Tanya Hani yang sedang menggosok kedua telapang tangannya untuk mencari kehangatan.

"Mungkin kita harus menunggu hujannya reda"Jawab Clara sambil menutup tubuhnya menggunakan jaket miliknya.
"Hmmm Gw akan pesan ojek online, jadi maaf ya gw ga bisa lama-lama disini."Sambung Clara dan segera memesan ojek online.

"Amelia. Lo ingin ikut gw atau tetap disini?"Tanya Clara.
"Sepertinya gw ingin disini dulu"Jawab Amelia yang sedang menatap kosong kearah depan.
"Yaudah kalau begitu gw pamit ya... Sampai jumpa."Pamit Clara.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya ojek pesanan Clara pun tiba. Dia tidak ingin pulang ke rumah, melainkan pergi ke cafe tempat favorite nya dengan Devano dulu. Cukup lama menerobos keramainan kota Jakarta hingga Clara sampai di tempat tujuan.
Setelah membayar ojek dengan beberapa lembar uang kertas, Clara pun masuk kedalam cafe dan menggambil tempat kosong di depan seorang pria.

"Saya pesan lemon tea hangatnya satu ya." Ucapnya kepada waitser.

Saat ia ingin membuka ponsel miliknya, ia mendengar suara seorang pria yang memanggil namanya dan sudah tidak asing di telinganya.

"Clara. Apakah benar ini kau?" Ucap pria itu.

"Devano, ini kau? iya ini aku Clara" Jawabnya terkejut melihat mantan kekasihnya.

"Akhirnya kita bertemu disini, aku sudah lama menunggumu Clara. Kemana saja kamu?" Tanya Devano memegang erat kedua tangan Clara.

"Devano, maaf kan aku. Orangtuaku memaksaku untuk melanjutkan studi di Amerika. Sebab itulah aku meninggalkanmu." Alasan Clara kepada Devano.

"Sudahlah yang terpenting kamu ada disini sekarang bersama denganku." Devano memeluk erat Clara. "Aku sudah mempunyai firasat bahwa kita akan segera bertemu disini." Sambung Devano.

_________________________________________________

"Amel, sepertinya hujan telah berhenti. Ayo kita pulang." Seru Rizka.

Amelia, Rizka dan Hani pulang bersama. Karena rumah Amelia yang lebih dekat tiga puluh menit dari kampus, maka Amelia terlebih dahulu yang diantar oleh Rizka dan Hani.

"Hati-hati di jalan ya, kabari aku saat kalian sudah sampai. Terimakasih atas tumpangannya Rizka." Ucap Amelia melambaikan sebelah tangannya keatas.

Amelia masuk kedalam rumah. Ia berharap akan menemukan Devano didalam, tapi harapannya pun musnah karena ia hanya menemukan keluarga Devano dan bibinya. Amelia segera menaikki tangga menuju kamarnya. Ia bergegas untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Malam telah menyelimuti bumi, bulan dan bintang menjadi hiasan malam sunyi yang kelabu.

"Dimana Devano?" Ucap Amelia di dalalam hatinya.

Amelia sedang menonton televisi sambil memakan  cemilan, ia akan menunggu Devano pulang. Ia harus mendapatkan cinta dari Devano. Bagaimana pun mereka akan menikah, jadi dia ingin belajar menjadi wanita yang terbaik untuk Devano.

Waktu terus berjalan, namun belum ada tanda-tanda Devano pulang. Jadi Amelia memutuskan untuk tidur sejenak
_________________________

"Aku janji aku tidak akan meninggalkan kamu lagi seperti dulu." Janji Clara membuat Devano tersenyum.
"Oke Clara, aku simpan janji mu itu." Jawab  Devano kepada wanita yang duduk di sebelahnya.

Akhirnya mereka sampai di depan rumah Clara, tidak lupa Devano mencium kening kekasihnya.

"I love you sayang." Bisik Devano di telinga Clara, membuat ia sedikit merinding.
"I love you too sayang." Balas Clara.

Setelah itu, Devano kembali mengendarai mobilnya. Ia akan pulang ke rumah karena waktu sudah menunjukan pukul 23:30 malam. Sepanjang perjalanan Devano tersenyum sendiri, bukannya dia gila namun karena ia sangat bersyukur Clara kembali kepadanya. Kini Devano telah sampai di depan gerbang rumahnya, ia segera memasuki pekarangan dan memparkirkan mobiln nya disana. Ia membuka pintu rumah dan melihat televisi yang masih menyala.

"Kenapa televisi masih menyala? Padahal ini sudah larut malam." Tanyanya pada dirinya sendiri.

Devano melanjutkan langkahnya untuk mematikan televisi tersebut, tapi ia terkejut melihat Amelia yang sedang tidur di sofa.

"Gadis bodoh. Kenapa ia tidur disini? Dia sudah memiliki kamar tapi lebih memilih untuk tidur disini." Ucapnya sinis lalu setelah mematikan televisi Devano segera menaikki tangga menuju ke kamarnya tanpa rasa kasihan melihat Amelia yang tidur di atas sofa.






Aku harap kalian suka ceritanya ya...
Vote dan komentar jika kalian suka.
Dan maaf ya kalau ada kesalahan dalam penulisan ku.

Salam Author 😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Between love and sacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang