Ten: Kembali

5.3K 358 16
                                    

Author Pov

Sudah 2 bulan berlalu sejak insiden yang hampir saja terjadi itu. Berarti sudah 6 bulan mereka menikah. Hubungan antara Jiyura dan Daniel baik-baik saja. Mungkin sudah bisa dibilang sangat baik dari sebelum-sebelumnya.

Walaupun mereka belum melakukan hal seperti itu, namun ciuman dahi dan pelukan itu sudah biasa. Mereka bahkan sesekali tidur berdua dikamar Daniel.

Tapi Daniel jadi semakin sibuk dengan pekerjaannya. Jiyura sering kesepian ketika Daniel bekerja. Daniel juga sering lembur dan kadang-kadang pergi keluar kota untuk menjalankan bisnis perusahaannya.

Dan masalah pernikahan kontrak itu, mereka belum membahasnya. Apakah akan tetap bertahan, atau tidak.

"Kau hari ini berangkat jam berapa?" Tanya Jiyura yang sibuk memilih baju yang akan dipakai Daniel hari ini.

"Jam 1 siang saja. Pagi ini aku free sampai siang nanti" balas Daniel yang sedang memainkan ponselnya sambil duduk bersender di kasur.

"Begitu ya? Kalau begitu istirahat saja kembali. Kau pasti lelah setiap hari bekerja" Jiyura mendekati Daniel dan duduk disampingnya.

"Ya aku benar-benar lelah. Rasanya aku ingin tidur seharian penuh hari ini. Tapi siang nanti aku ada rapat penting dengan Hwang Corp" Daniel meletakkan ponselnya diatas nakas dan berbaring kembali.

"Hari ini kau berencana akan melakukan apa?" Tanya Daniel menarik Jiyura untuk berbaring disampingnya. Jiyura menurut dan ikut berbaring disamping Daniel.

"Aku akan belanja bulanan, menonton film, dan  belanja barang-barang yang menurutku bagus"

Daniel menautkan alisnya "Kau akan pergi sendiri?"

Jiyura memutar bola matanya malas "Iya lah. Denganmu? Kau kan bekerja. Teman-temanku juga sibuk bekerja. Jadi dengan siapa lagi kalau bukan aku sendiri?" Ujar Jiyura kesal.

Daniel yang gemas pun mencubit pipi gadis itu "Kau cerewet sekali. Yasudah, lain kali aku akan menemanimu berbelanja. Mengerti?"

"Janji?"

Daniel tersenyum "Janji" Jiyura langsung tersenyum lebar.

Kring kring!

Ada telepon masuk dari ponsel Jiyura. Ia pun mengangkatnya.

"Halo?"

Daniel bertanya siapa yang menelepon Jiyura tanpa suara.

"Oh kau rupanya. Ya, hari ini aku tidak ada acara"

Jiyura menatap Daniel sebentar "Hmm ya bisa. Kau jemput aku jam 2 siang nanti ya di cafe biasa. Baiklah, annyeong!"

Jiyura mematikan sambungan telepon tersebut. Ia menatap Daniel sebentar lalu tersenyum.

"Kenapa kau melihatku sambil tersenyum?" Tanya Daniel sinis.

Jiyura menggeleng "Daniel, hari ini aku pergi jalan-jalan dengan Taeyong ya? Bolehkan?"

Daniel menatapnya datar. Ia menopang kepalanya dengan satu tangan agar leluasa menatap Jiyura.

"Taeyong? Lee Taeyong?" Jiyura mengangguk cepat.

"Kalau aku tidak mengizinkanmu, kau akan tetap pergi?"

"Sepertinya... Ya"

Daniel berdecak lalu menyentil jidat Jiyura "Kalau begitu kenapa bertanya padaku? Pergilah kemana saja yang kau inginkan"

Daniel bangkit dari kasurnya dan berjalan kearah kamar mandi. "Kau mau kemana??" Tanya Jiyura setengah berteriak.

Daniel menoleh lalu menatapnya sinis "Mau mandi lah. Kenapa? Mau ikut?"

----
"Hai! Apa kabarmu?"

"Seperti yang kau lihat, aku baik" balas Jiyura.

Taeyong tersenyum "Syukurlah. Oh, bolehkah aku bertanya? Daniel itu siapanya kau? Kenapa dia menarikmu tiba-tiba?"

Jiyura ingat, Taeyong tidak tahu tentang pernikahan kontraknya. Ia belum sempat menjelaskan pada Taeyong waktu itu.

"Ah ya, Daniel itu--"

"Aku suaminya" ucapan Jiyura terpotong ketika ada yang memotong pembicaraannya. Mereka berdua menoleh bersamaan. Ternyata Daniel sedang berdiri dibelakang Jiyura dengan setelan jas kerjanya.

Wait, dia tidak bekerja?

Taeyong terdiam "S-suami? Kau bercanda?" Taeyong sedikit meremehkan. Mungkin ia berpikir Daniel memang bercanda.

Jiyura langsung berdiri disamping Daniel "D-dia memang suamiku, Kang Daniel"

****
Jiyura Pov

Aku dan Daniel sedang berbelanja bahan masakan dimall. Daniel bilang, dia membatalkan rapatnya hanya untuk menemaniku belanja. Huh? Ada apa dengan dirinya.

"Niel, kau mau yang mana? Yang hijau atau yang merah?" Tanyaku sambil menunjuk dua buah apel merah dan hijau. Dia menunjuk apel merah.

Dan kita berjalan ke rak khusus ramyeon. Biasanya Daniel suka makan ramyeon kalau malam. Dan juga dia suka sekali makan gummybear kalau sedang menonton tv.

"Niel, ambilkan ramyeon itu diatas. Aku tidak sampai" aku menarik-narik bajunya untuk membujuknya mengambil ramyeon itu.

"Kau sih pendek sekali" ledek Daniel lalu mengambilkan ramyeon itu.

Aku mengerucutkan bibir sambil menatapnya sinis.

"Eh, mereka pasangan serasi ya? Belanja keperluan rumah berdua. Suaminya able sekali ya dia? Sudah tampan, baik, dan sepertinya kaya pula. Andai aku punya suami seperti dia" Bisik-bisik para ibu-ibu didekat kami.

Aku hanya mengabaikan mereka dan kembali mencari apa yang akan aku beli. Daniel yang mendengar ucapan ibu-ibu tadi hanya menyengir tidak jelas.

"Menurutmu aku ini suamiable tidak?" Bisiknya bertanya padaku. Aku menatapnya sebentar "Tidak"

Dia memutar bolamata nya malas "Ya terserahmu saja"

Aku kembali mendorong troli itu kembali. Aku berniat mencari minyak goreng dan tepung. Tapi tiba-tiba aku menabrak seorang perempuan.

Brukk!

"Ah maaf, kau baik-baik saja?" Aku membantunya berdiri. Dia tersenyum "Ya, aku baik-baik saja"

"Ah syukurlah"

Dia menoleh dan menatap Daniel sebentar "Daniel?!"

Daniel menoleh lalu ikut terkejut dengannya "Jihna?!" Perempuan itu mengangguk lalu berhambur memeluk Daniel.

Aku hanya menatap mereka nanar. Mereka ada hubungan apa?

"Aku sangat merindukanmu, Niel. Maafkan aku baru bisa menemuimu. Kamu tahu? Aku selalu memikirkanmu setiap hari. Kamu juga beberapa bulan ini tidak pernah menghubungiku? Ada apa?"  Tanya perempuan yang bernama Jihna itu setelah pelukan mereka terlepas.

"Aku kan baru lulus kuliah. Aku jadi sibuk bekerja" balas Daniel ragu. Aku masih memperhantikan mereka tanpa berniat untuk memotong ataupun ikut campur.

Jihna beralih menatapku "Oh ya, perkenalkan namaku Kim Jihna. Pacarnya Daniel" ia menjabat tanganku sambil tersenyum.

Pacar?

Daniel tidak pernah cerita jika dia mempunyai pacar. Dan kenapa harus sekarang dia datang?

"P-pacar?... Ah iya, namaku Eun Jiyura" balasku mencoba tersenyum. Daniel menatapku ragu.

"Oh ya, aku seperti tidak asing denganmu. Daniel, dia siapamu ?" Tidak asing? Apa maksudnya?

Aku menatap Daniel. Aku berharap dia mengatakan yang sejujurnya.

Namun harapanku putus ketika mendengar jawabannya.

"Dia hanya sepupuku"

Hatiku mencelos. Oke, aku sadar sekarang. Dia memang tidak pernah menganggapku sebagai istrinya. Cukup tahu saja.

#####
Oke gaizz, nih udah ada bau-bau konflik ya. Gw gatau konfliknya bakal kek mana.

Okelah tunggu aja endingnya gimana. Jangan bosen ya sama cerita gw:((((

Pai pai:)

Dijodohin x Kang Daniel [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang