Elepen: Camping (1)

5.1K 374 3
                                    

Jiyura Pov

Aku sedang memasak makanan untuk makan malam. Aku hanya memasak kimchi dan tteobokki.

Aku masih memikirkan kejadian siang tadi. Dia hanya mengakuiku sebagai sepupunya saja?

"Aish aku memikirkan apa sih?" Tanpa disuruh satu tetes airmataku keluar. Aku menghela nafas pasrah. Aku mematikan kompor dengan cepat.

Sedetik kemudian airmataku keluar dengan derasnya. Aku tidak tahu kenapa aku bisa sesedih ini. Aku menangis tanpa suara. Aku menuangkan masakanku kedalam mangkuk dan menaruhnya diatas meja makan. Airmataku tetap mengalir. Tapi aku sama sekali tidak mengeluarkan suara.

Hingga akhirnya Daniel keluar dari kamarnya. Aku dengan cepat menghapus airmataku.

"Kau masak apa?" Tanya Daniel sembari duduk dikursi. Aku tidak membalasnya. Aku hanya menuangkan nasi kedalam piring dan memberikan piring itu kepadanya.

Aku ikut duduk. Tapi kali ini aku berada disamping depan dirinya. Biasanya aku duduk didepannya, tapi aku lebih memilih menjauh darinya.

"Enak" ujarnya sambil mengunyah makanannya. Aku hanya mengabaikannya dan terus melanjutkan makanku.

Daniel berhenti mengunyah dan menatapku. Aku tau dia menatapku, tapi aku pura-pura tidak melihat dan terus makan.

Setelah nasi dipiringku habis, aku langsung berdiri dan membawa piringku tadi ke wastafel. Aku berniat ingin mencuci piring.

Tidak ada suara dentingan piring dan sendok lagi. Kurasa dia sudah masuk kembali kekamarnya. Aku berbalik dan tanpa disangka dia masih duduk ditempatnya sambil menatapku.

"Kenapa?!" Tanyaku sinis lalu kembali mencuci piring.

"Aku ingin bicara denganmu" ujarnya terlihat dingin. Aku tidak menatapnya "Tidak bisa. Aku sedang mencuci piring"

Aku mendengar dia menghela nafas kasar "Aku dan Jihna berpacaran sampai sekarang"

Aku masih saja diam. Aku tidak ingin mencela omongannya. Aku masih ingin mendengarkan penjelasannya.

"6 bulan sebelum kita dijodohkan, dia pergi ke Jepang untuk meneruskan kuliahnya disana. Dia berjanji akan kembali setelah setahun ia pergi meninggalkanku. Kami masih sering chattingan dan video call untuk menghilangkan rasa rindu"

"Namun tepat 1 bulan kita menikah, dia memposting foto di instagram dengan seorang namja. Dengan caption yang sama seperti yang aku buat di postingan foto kita berdua. Dia bahkan mentag namja itu. Aku marah padanya dan bertanya namja itu siapa. Dia bilang itu hanya sepupunya. Jadi aku juga membalasnya dengan hal yang sama. Aku juga memposting fotoku denganmu dan juga membuat caption yang sama dengannya. Aku juga bahkan mentag akun instagrammu" jelasnya panjang lebar.

Aku masih diam sambil mendengarkan penjelasannya. Aku terus mencuci piring tanpa perduli apapun yang ia katakan.

"Aku hanya ingin melihat tanggapannya. Dia juga marah padaku. Aku juga mengatakan.... Jika kau hanya sepupuku. Maafkan aku" aku berbalik dan menatapnya. Dia menatapku dengan rasa bersalah.

Aku mencoba tersenyum "Tidak apa. Semuanya wajar, karena aku dan kau hanya sementara. Tidak perlu merasa bersalah padaku. Hmm yasudah, aku masuk kekamarku dulu ya? Aku sudah mengantuk" aku berjalan masuk kekamarku seperti biasa. Aku ingin terlihat biasa saja.

Setelah mengunci kamarku, disitulah airmataku tumpah. Hatiku rasanya seperti diremuk. Aku menangis semalaman sampai esok tiba.

....

Author Pov

Jiyura baru saja bangun dari tidurnya. Ia melihat kearah jam dindingnya. Jam 09.15. Itu artinya dia terlambat bangun. Jiyura langsung bangkit dari tempat tidurnya dan berlari kekamar Daniel.

Ia harus membangunkan Daniel, karena Daniel harus bekerja.

Ketika ia membuka knop pintu, ternyata Daniel sudah bangun. Ia melihat Daniel sedang membereskan bajunya kedalam koper.

"Kau sedang apa? Kenapa tidak bekerja?"

"Aku diliburkan Appa hari ini. Dan aku akan pergi"

Jiyura menautkan alisnya "Kau? Kemana?"

Daniel menatap Jiyura "Bukan aku saja, tapi kau juga"

Jiyura masih tidak mengerti apa yang diucapkan Daniel. Ia masih bingung dan hanya diam.

"Berkemaslah. Ibu mengajak kita camping dihutan dekat Villa milik ayah di Busan. Hanya untuk merayakan ulangtahun ayah. Ayah ingin merayakan ulang tahunnya disana"

Jiyura melotot. Camping?

****

Jiyura Pov

Aku dan Daniel baru saja sampai di Villa. Ibu dan ayah Daniel sudah ada di Villa. Aku dan Daniel menyalami ibu dan ayah terlebih dahulu.

"Nah kalian sudah datang. Apa kabarmu nak?" Tanya Ibu sambil memelukku erat.

"Baik, bu. Bagaimana denganmu? Dan dimana Daehwi?"

Ibu melepaskan pelukannya dan tersenyum lebar kepadaku "Aku selalu baik nak. Oh ayo masuk, Daehwi sedang melihat ikan dikolam belakang. Kalian istirahat saja dulu. Nanti malam baru kita camping dihutan ya?"

Ibu menuntunku dan Daniel untuk masuk kedalam kamar yang sudah ia sediakan. Daniel menaruh koper kami disana.

"Ini kamar kalian. Aku dan ibumu akan bersiap-siap untuk camping nanti malam ya?" Ucap ayah lalu menarik ibu menjauhi kami.

Aku dan Daniel hanya diam. Kami terlalu canggung untuk berbicara.

"K-kau mau mandi duluan atau aku yang duluan?" Tanya Daniel ragu-ragu. Ia membungkar kopernya dan mencari handuk.

"Kau saja" balasku singkat.

Dia mengangguk lalu masuk kedalam kamar mandi.

---

"Hutannya terlalu lebat. Apa kita akan baik-baik saja jika camping disini? Tidak ada hewan buas kan ayah?" Tanya Daehwi sambil memandangi pohon-pohon yang menjulang disamping kanan kirinya.

Ayah terkekeh "Aman. Lagipula villa tidak jauh dari sini. Jika ada apa-apa, kita langsung berlari ke Villa" ujar ayah. Kami semua mengangguk-angguk.

"Jiyura, mari bantu ibu memasak ramyeon. Kita akan makan ramyeon dulu. Nanti saat jam 12 malam kita berpesta makan daging panggang ya?"

Semuanya mengiyakan antusias. Aku langsung membantu ibu membuat ramyeon. Semua perlengkapan masak sudah ada. Aku tidak menyangka, semuanya sudah dipersiapkan. Kupikir kami akan memasak dengan menggunakan kayu bakar saja. Ternyata disini ibu membawa kompor dan peralatan lainnya. Benar-benar luar biasa.

Disaat aku dan ibu memasak, Daniel, ayah, dan Daehwi sedang mengobrol ria sambil meminum kopi didepan tenda. Mereka juga membuat api unggun untuk menambah kesan camping kali ini.

"Kau tahu? Daniel itu dulu jarang sekali tertawa dan berkumpul dengan kami. Dia orangnya tidak suka berbaur. Kami hanya begini hanya ketika aku dan ayahmu ini ulangtahun. Makanya kalau kami ulangtahun, kami selalu mengadakan acara seperti ini berempat. Dengan begitu, kami bisa tertawa dan mengobrol bersama" jelas ibu sambil memasukkan bumbu kedalam mangkuk ramyeon.

Aku mengangguk mengerti "Jadi hanya 2 kali dalam satu tahun kalian seperti... Ini?" Tanyaku ragu. Ibu mengangguk.

"Ya kau benar. Itulah mengapa kami lebih memutuskan merayakan ultah ayah seperti ini daripada harus memotong kue saja. Kami lebih suka suasana yang seperti ini"

Aku menjadi tidak enak. Seharusnya aku tidak ikut camping tadi. Agar mereka bisa menghabiskan quality time berempat yang hanya terjadi 2 kali setahun.

"Ibu maafkan aku, kurasa aku mengganggu quality time kalian. Seharusnya aku tidak ikut tadi, agar kalian berempat bisa menghabiskan waktu bersama" aku merasa bersalah.

"Hei, kau kan istrinya Daniel. Aku malah senang ada kau disini. Aku jadi ada teman mengobrol dan juga akan menjadi semakin ramai. Kau tidak perlu seperti itu" Ibu memelukku. Aku mengangguk lalu membalas pelukannya.

/*/*/*/

Udah sampe sini aja. Nanti lanjut dipart selanjutnya:)))

Siders adalah jodoh miver:)))

Dijodohin x Kang Daniel [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang