Tuelep: Camping (2)

5K 419 13
                                    

∆∆∆∆∆∆
Vomment sebelum membaca!

.....
Jiyura Pov

Aku hanya melihat mereka yang tengah bercanda. Setelah berpesta tadi, kami mengobrol banyak. Aku tersenyum melihat mereka yang benar-benar terlihat bahagia. Aku jadi rindu dengan ayah dan ibuku. Sudah lama aku tidak seperti ini bersama mereka.

Mereka menceritakan cerita-cerita masa lalu mereka.

"Kau ingat kan? Dulu kau pernah mengatakan jika aku ini yang pertama. Padahal, mantanmu banyak sekali sebelum aku" ujar ibu menyindir ayah.

Ayah hanya menyengir "Ah sudahlah, itu sudah berlalu" ibu memukul bahu ayah pelan.

"Hei! Bukannya kau tadi yang duluan menyindirku. Huh dasar kau ini"

Ibu menatapku "Oh ya, kau sudah pernah punya pacar?" Aku menggeleng ragu.

Ibu menatapku tidak percaya "Benarkah?" Aku mengangguk "Iya bu"

Daehwi mendekatiku dan merangkulku "Kau itu cantik, kak. Kenapa kau tidak memacari satu orang pun? Huh aku kasihan padamu. Kau mempunyai suami seperti kakakku yang seperti ini" bisik Daehwi terkekeh.

Aku pun terkekeh "Tidak tahu juga" Daniel menatap kami tidak suka. Mungkin dia mendengar apa yang kami ucapkan?

Ibu berdiri dari duduknya "Jiyura? Kau tidur dengan Ibu ya. Biarkan mereka tidur ditenda satunya saja" ujar Ibu menarikku. Ayah berdecak.

"Kau ini bagaimana? Biarkan Jiyura tidur satu tenda dengan Daniel. Lagipula tenda kita ada tiga. Daehwi tidak apa apa kan tidur sendiri?" Daehwi mengerucutkan bibirnya namun kepalanya mengangguk.

"Nah sudah mari tidur saja. Ini sudah larut malam" Ayah masuk terlebih dahulu kedalam tendanya dan ibu. Ibu mengucapkan selamat malam pada kami lalu masuk kedalam tenda juga.

Daehwi menatapku dan Daniel bergantian "Baiklah. Aku masuk tidur duluan ya? Selamat malam kak" ucap Daehwi.

"Selamat malam juga Daehwi" Daehwi mengangguk lalu masuk kedalam tendanya dan hanya menyisakan diriku dan Daniel disini.

Aku pun langsung masuk kedalam tenda tanpa mengucapkan apa-apa.

Dan yang menjadi permasalahannya, kenapa tendaku dan Daniel benar-benar sempit? Tidakkah ada yang lebih luas lagi? Bagaimana ini?

Aku menyisakan tempat lebih luas untuk Daniel. Aku hanya tidur 1/4 bagian dari tenda sempit itu.

Aku menutup wajahku dengan selimut dan menghadap kearah lain. Beberapa detik kemudian Daniel masuk kedalam tenda. Aku berpura-pura tidur saja. Takutnya dia masih membahas soal waktu itu. Aku tidak ingin mendengarnya.

Ia langsung tidur disampingku. Aku tidak tahu dia sedang menghadapku atau sedang membelakangiku. Tapi kurasa dia sekarang sedang membelakangiku. Aku membuka selimut itu dari wajahku. Lalu aku berbalik.

"Astaga!" Teriakku kaget. Ternyata Daniel tidur menghadapku. Bukannya malah menjauh, dia malah tidur lebih dekat denganku.

"Tidurlah, besok pagi kita pulang" ucapnya sambil memejamkan mata. Wajahnya terlalu dekat denganku. Aku kembali ingin membalikkan tubuhku. Namun tiba-tiba ia memelukku sangat erat. Aku tidak bisa bergerak.

"Jangan peluk aku" aku mencoba melepaskan tangannya yang berada diperutku. Namun tenaganya lebih kuat. Aku tidak bisa melepaskan tangannya.

"Kenapa? Bukankah aku sering memelukmu jika kita sedang tidur bersama?" Bisiknya lalu membuka matanya dan menatapku.

"Mari akhiri semuanya sekarang" ucapku tiba-tiba.
Aku menatapnya juga. Aku pun duduk dan menatapnya.

"A-apa maksudmu?" Tanya dia bingung. Ia ikut duduk dan menatapku. Sekarang posisi kami duduk berhadapan.

Untuk apa berlama-lama kalau akhirnya juga akan sama? Pada akhirnya kami juga akan bercerai juga kan? Jadi untuk apa menunggu hingga satu tahun?

"Akhiri semuanya sekarang. Ya, aku ingin kita bercerai" Daniel melototkan matanya.

"Aku sudah muak dengan pernikahan konyol ini. Kau tidak menganggapku. Tapi aku menganggapmu. Ya aku tahu kita hanya sementara. Tapi kau tidak menghargaiku sebagai istrimu. Kita hanya bersikap seolah-olah suami istri dirumah, namun sebenarnya tidak. Kau hanya menjadikanku pelarian saja kan? Karna pacarmu saat itu sedang kuliah di Jepang. Sekarang dia telah kembali. Aku yakin kau sangat ingin bercerai denganku dengan cepat kan? Tidak usah menunggu 6 bulan lagi. Sekarang pun kita bisa bercerai" aku menunduk. Air mataku menetes.

"Kau tahu? Kau memperlakukanku layaknya seorang istri dirumah. Aku jadi menyukaimu" ucapku lalu menangis sesegukan. Aku tidak perduli semuanya mendengarku atau tidak.

Yang jelas, aku sudah meluapkan semuanya. Entah akhirnya akan seperti apa.

Daniel menangkup kedua pipiku. Aku masih memejamkan mataku sambil menangis.

"Lihat aku Jiyura" ujarnya tegas. Aku membuka mataku perlahan.

Daniel menatapku dalam " Aku tidak tahu kenapa. Tapi setiap aku bersamamu, aku merasa nyaman. Aku tidak pernah merasa senyaman ini kalau sedang bersama Jihna. Kurasa, pernikahan ini akan aku teruskan" ucapnya tegas.

Diteruskan? Apa,,,, itu tandanya kami tidak akan bercerai?

"M-maksudmu?" Aku bertanya untuk memastikan perkataannya tadi.

Dia tersenyum "Kita tidak akan pernah bercerai"

Aku terdiam. Benarkah yang ia ucapkan? Aku menghapus airmataku dan memeluknya erat. Aku rasa, dia mengatakan hal yang jujur. Dan kuharap semuanya benar.

Tapi dipelukannya aku malah menangis tersedu-sedu. Ia melepaskan pelukan kami. Ia menatapku.

"Tidak usah menangis. Dasar cengeng" ia menghapus air mataku. Aku tertawa setelahnya "Ejek saja terus" aku memukul bahunya pelan.

Ia tersenyum lebar "Jangan cuek padaku lagi ya?"

Aku mengangguk "Baiklah"

Tapi aku kembali teringat dengan pacar Daniel. Tidak mungkin kan mereka terus berpacaran sedangkan Daniel sudah mempunyai aku?

"Lalu, bagaimana dengan Jihna?" Aku bertanya dengannya. Dia menghela napas pasrah.

"Beri aku waktu untuk putus dengannya"

"Baiklah. Yasudah ayo tidur. Aku mengantuk" aku berbaring kembali.

Dia menghela nafas pasrah "Baiklah. Ayo tidur saja. Besok pagi kita harus pulang" ia pun ikut berbaring.

Ia memelukku dalam dekapannya. Percayalah, saat itu jantungku terasa cepat sekali berdetak. Dia menciumi puncak kepalaku. Lalu kami pun tertidur.

########

Holla gaessss. Dubel apdet kan guaa

Vomment ya jan lupa:((((

Gue dah dobel update loohhh

Yang siders, keterlaluan:(((((

Dijodohin x Kang Daniel [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang