Keduabelas_Harus Memulai Dari Mana?

106 11 0
                                    

Meski angin menyeretmu
Berdiri di depanku
Sungguh..
Aku akan berlalu begitu saja
Tanpa menghiraukan
Kau siapa?
Meski dulu kau pernah ada.

🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃

*Toktoktok
Suara Ketokan di balik pintu kost Zahra, Zahra yang habis melakukan sholat Zhuhur pun lalu melepas mukenanya dan berjalan menuju pintu. Zahra mulai membuka pintu tersebut.

"Hai Zahra, Assalamu'alaikum,"Ucap Aisyah lalu masuk ke dalam kost dengan santainya.

"Wa'alaikumsalam" Zahra kaget dengan kedatangan Aisyah siang ini.

Zahra menutup kembali pintu dan menguncinya, lalu berjalan menuju Aisyah yang sudah duduk di kursi tamu.

"Ada apa Syah?"Ucap Zahra lalu ikut duduk di samping Aisyah

"Ih, katanya mau cerita? Ih bete ah, pasti lupakan? Ih mudah lupa. Sebel deh, sama sahabat sendiri gak cerita. Aku ini siapa kamu sih ra? Sahabat bukan sih?"sahut Aisyah ceplas ceplos

Zahra tediam mendengar ucapan Aisyah, ia bingung harus memulai dari mana?

"yahhh malah diem, ra aku lagi ngomong lho."sambung Aisyah lagi

"ehh iya syah, sebenarnya aku bingung mau mulai dari mana,"sahut Zahra

"Kenapa kamu gk bilang sama aku kalau kamu suka sama Roby? Kenapa kamu menyimpannya sendiri tanpa bilang ke aku? Ra, aku ini sahabat kamu kan."ceplos Aisyah kepada zahra, ia merasakan kesal kepada sahabatnya ini.

"syah, aku hanya ingin menyimpannya sendiri. Aku hanya ingin cuma Allah yang tahu perasaanku. Maafkan aku yang tidak pernah bercerita kepadamu. Tapi sungguh aku tidak ada niat buat menutup nutupinya ke kamu."sahut zahra dengan penuh penjelasan.

"biarkan aku yang merasakan sakit ini syah,karena ini memang salahku, memilih cinta yang salah. Syah, sekarang bantu aku untuk bisa membuang perasaan ini. Bantu aku untuk tidak lagi memikirkannya. Bantu aku juga untuk bisa membuat Roby mau bertahan dengan Fatimah."sambung Zahra

"ada dengan hubungan mereka Ra, apakah kemaren Roby mendatangimu dia bercerita banyak kepadamu. Apakah hubungan mereka lagi di ujung kehancuran Ra. Ra ada apa sih sebenernya?"tanya Aisyah yang terlihat kaget mendengar perkataan Zahra barusan

"doakan saja mereka baik-baik Syah. Aku tidak bisa menceritakan ini kepadamu. Karena ini aib bagi mereka. Sungguh aku tidak ingin menceritakaan aib saudaraku sendiri. Itu sama saja kita menceritakan keburukan dia ke orang lain. Astaghfirullah maafkan aku ya Allah."Sahut Zahra yang lagi lagi-lagi membuat Aisyah penasaran.

Dari segi bahasa, kata aib berarti cacat atau memiliki kekurangan. Dan seperti yang diketahui oleh masyarakat luas bahwa aib adalah sesuatu yang buruk yang dapat mempermalukan seseorang ketika aib tersebut diketahui oleh orang lain. Maka dari itu, Islam melarang umatnya untuk mencari-cari kesalahan orang lain, membuka aib orang lain yang termasuk dalam perbuatan ghibah atau menggunjing, dan ghibah dalam islam sama saja seperti memakan bangkai saudaranya yang sudah mati. Seperti firman Allah dalam (QS. Al-Hujurat:12) :

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang.”

Dalam sebuah hadits dikatakan, Rasulullah SAW. pernah bersabda :

“Dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim sewaktu didunia, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat” (HR. At-Tirmidzi)

Cerita Tak BerjudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang