Kesatu_Bersama hujan pun senang

703 51 7
                                    

Mana mungkin kita bersama
Jika dalam hatimu aku tiada
Mana mungkin kita kepakkan sayap
Jika kamu mematahkannya
Mana mungkin kita berlayar
Jika do'amu selalu mengharap badai

*******************************************

Angin kesana kemari menghembus udara yang diseret secara paksa, Mentari yang bersembunyi di balik awan hitam seakan malu-malu memancarkan sinarnya.

Burung-burung bersembunyi di pohon dan enggan berterbangan. Hari ini semuanya sedih, Angin,Mentari,Burung. Siapa lagi yang merasakan sedih di pagi ini?

Bukankah dibalik kesedihan pasti ada kebahagian, Bukankah dibalik Hujan ada Keberkahan. Lantas mengapa banyak orang yang mengeluh jika Hujan dan Kesedihan menimpanya.

Jika sedih tak bisa di sembuhkan, mengapa Hujan bisa reda?. Jika sedih membuat penimpanya mengeluh, mengapa Hujan membuat bumi subur?. Jika sedih karena tidak bisa bersama dengan yang dicinta, mengapa Hujan begitu ceria di saat reda?. Bukankah semua itu ada obatnya?

Sosok wanita yang tengah memanjatkan do'a di dalam sholatnya telah menyebut satu nama yang ada di hatinya. Satu nama yang ia inginkan menjadi imamnya. Satu nama yang selalu menganggu pikirannya.

Cemburukah Allah karena hambanya mecintai seorang makhluk ciptaannya ketimbang Pencipta-Nya? Bolehkah berdoa supaya cinta ini tidak pernah bersemi kepada umatnya karena takut Allah akan cemburu?.

Tapi kenapa? Cinta dan sayang begitu mudah tumbuh di hati. Bersediakah Allah , seorang hamba membagi cintanya? Kenapa cinta kepada umat begitu rumit, alangkah indahnya jika cinta itu selalu ditujukan kepada Pencipta-Nya.

Hujan di luar rumah membuat zahra semakin khushu dalam do'anya. Berkah di pagi hari begitu membuatnya bersyukur, karena sudah lama ia tidak melihat hujan di pagi-pagi buta.

Waktu sudah menunjukkan jam 6:30 am, dan hujan masih setia membahasi bumi. Tapi zahra menjadi bersemangat untuk berangkat kuliah.

Ia merindukan hujan, ia ingin bermain dengan hujan, sudah lama ia tidak bersenandung di dalam hujan.

"Jika Hujan bisa berpelangi,maka aku pasti bisa tersenyum,"ucapnya dengan penuh semangat

Manusia memang mempunyai masalah yang berbeda-beda. Termasuk zahra, Allah terlalu sayang kepadanya, sehingga Allah selalu memberinya cobaan. Meski kadang zahra mengeluakan air mata, meski kadang zahra merasa lelah dan letih, semangatnya selalu berkibar.

Zahra bersiap-siap pergi kekampus. Ia memasang jaket tebal agar tidak kedinginan. Meski ia suka hujan, sungguh tidak baik berhujan di pagi hari.

Sekali lagi dia berdiri di depan cermin sambil berbicara.

"Meski gempa menimpa hatiku,sampai hancur perkeping-keping pun, aku pastikan senyumku tak akan pudar. Sekalipun aku menangis," lirihnya dengan senyuman manisnya.

Zahra pun bergegas menuju pelataran rumah sambil mengambil motor kesayanganya, inilah satu-satunya alat yang sudah banyak membantunya. Allah telah mempercayainya bahwa ia bisa menjaga dan merawat barang titipan ini.

Hujan sudah mulai reda, cuma ada rintik-rintik yang membahasi bumi. Zahra memasang helm dan membaca do'a lalu menjalankan motornya.

Sesampainya dikampus, zahra memarkir motor kesayanganya itu.
"Kamu kotor karena kehujanan, maafin aku yah, aku janji setelah pulang kuliah akan mencucimu,"ucap zahra kepada motornya.

Mana mungkin motornya menyahut, sedangkan motor adalah benda mati. Zahra hanya tersenyum mengingat kekonyolannya tadi.

**********************

Assalamu'alaikum teman-teman,gimana dengan ceritanya. Aku masih belajar, jadi harap di maklumi jika ada kesalahan atau apa.hehe

jika kalian suka jangan lupa like and follow, terus komentar di bawah.

Aku sok puitis banget yah di cerita ini..😄
Intinya jangan sampai tidak meninggalkan jejak. ALLAH TAU LHO. hehehehe

Dadah.
Wassalamu'alaikum

(St_Maulidya)
8-3-18
6.58 am

58 am

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cerita Tak BerjudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang