Kedelapanbelas_Hari Terakhir

21 2 0
                                    

☘️🌸☘️🌸☘️🌸☘️
Aku akan segera berlayar
Mencari dermaga yang tepat
Dengan ikhlas yang begitu besar
Aku pergi tanpa menyesal
Bahagia selalu, Wahai Fatamorgana
Seuntai senyum ku lukiskan di wajahku
Agar kau tau, bahwa aku bahagia.
Dengan semua yang telah terjadi.
☘️🌸☘️🌸☘️🌸☘️

Sudah 2 hari Zahra berada di rumah Roby dan Fatimah, selama 2 hari pula ia ijin kuliah, hari ini Zahra putuskan untuk pindah ke kost-kostan dekat dengan Kampus.

Kakinya sudah membaik, lukanya sudah mengering, hatinya sudah sembuh.

Tak ada yang menduga dan menerka jika akan seperti ini jalannya. Tak ada persiapan, tiba-tiba badai datang menghantam. Untungnya setiap cobaan sudah mempunyai porsinya masing-masing. Sehingga, sang di beri cobaan akan melakukan sebisa yang dibisa.

"Terimakasih Allah, untuk semua yang Kau beri, apapun itu. Nafas, udara, air, tanah dll. Tak berhak aku merasa kurang, meski aku yakin Kau tau apa yang aku rasakan. Allah, ijinkan aku selalu mengucap syukur di atas hancur. Ijinkan aku selalu tertawa di saat luka, ijinkan aku selalu dan selalu bertemakasih kepada-Mu. Wahai Sang Maha Segala-Galanya." Do'a Zahra di akhir Sholatnya.

Tak pantas Zahra marah, tak pantas Zahra merasa tidak adil, tak pantas. Siapa dia, hanya Manusia biasa yang hidup matinya hanya untuk Allah. Semuanya, rezekinya, jodohnya, hanya untuk Allah. Tak pantas kesedihan melanda berlarut-larut. Yakin bahwa Allah ada, Allah selalu di hati, Allah selalu memberi pertolongan. Hanya saja, kadang kita tidak menyadarinya.

Kadang Allah menolong dengan cara membuat kita sakit, dengan sakit pula Allah hapus senyum kita, bahagia kita, dosa kita. Di saat sudah sembuh, Allah kembalikan senyum kita, bahagian kita, Namun Allah tak kebalikan dosa kita. Masih belum sadar pentingnya bersyukur?
Masih ngeluh? Masih males-males buat bilang "Alhamdulillah, Terima Kasih Allah." Dengan keadaan apapun? Padahal Allah cuman ingin kita selalu mengingat-Nya kapanpun dan di manapun.

Kalian gk tau, sedihnya Allah ketika kita sudah mulai melupakan-Nya. Makanya, kita di kasih angin badai puting beliung. Biar apa? Biar kita selalu ingat dengannya.

Ada cobaan yang mengerikan, yaitu cobaan kenikmatan. Dengan di beri kecukupan, kebagaiaan yang tak terduga. Itu sebenarnya kita lagi di uji besar-besaran sama Allah. (Author takut banget nih)

Di saat kita di atas, kita lupa siapa yang memberi,  di saat kita di bawah, kita malah mengeluh. Kadang Manusia terlalu banyak maunya. Tapi taat kepada Allah kurang. (Dasar aku)

Zahra mulai membereskan pakaiannya, memasukkan semua miliknya ke dalam koper. Ia senang 2 hari berada di rumah ini. Masak-masak dengan Fatimah, tertawa bersama. Namun tak bisa ia berlama-lama menumpang di sini. Meski sebenarnya Roby dan Fatimah berasa tidak apa-apa. Namun Zahra yakin, mereka juga punya privasi.

*Toktoktok*
Suara ketokan pintu membuat Zahra berajak dari duduknya. Lalu membuka pintu yang tadi di ketok.

"Fatimah, ada apa?" Ucapnya sambil tersenyum.

"Aku mau bantu kamu beres-beres, hehe." Fatimah berjalan masuk ke kamar yang sedang Zahra tempati 2 hari ini.

"Gk pp Fat, aku bisa kok. Tinggal dikit lagi juga. Lagian ibu hamil jangan banyak-banyak gerak. Ya kan de." Zahra mengikuti langkah Fatimah, di saat berada di samping Fatimah, Zahra memegang perut Fatimah yang mulai buncit.

Cerita Tak BerjudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang