Begin III

197 32 0
                                    

Dingin

Hanya itulah suasana meja makan yang sedang dialami oleh Yewon dan juga Sehun. Tidak ada pembicaraan sejak tadi.

Tang

Hanya suara sendok, garpu, dan piring yang sedang beradu. Yewon masih seperti biasa menyapa suami nya, membuatkan nya sarapan, membenarkan dasi sang suami. Sehun termasuk kedalam jajaran suami paling beruntung. Hanya dia yang masih diperlakukan layak oleh Yewon.

Mengapa meja suasana terasa dingin dan mencengkam. Jika, Yewon masih bersikap biasa kepada Sehun?.

Ketahuilah bahwa, ia sedang menyembuhkan luka dihatinya. Mungkin perilaku nya menunjukkan bahwa ia baik - baik saja. Akan tetapi, tidak dengan pancaran matanya.

Sehun sangat mengerti dan paham bahwa sang istri sedang membangun tembok pertahanan yang sangat tinggi.

' ia melangkah terlalu jauh.'

Tidak!.

Bukan Yewon yang melangkah terlalu jauh. Kau !. Sehun!. Kau melangkah terlalu jauh hingga membuat Yewon semakin dibelakang mu.

" Ji, sepulang Mas kerja. Kita akan bicara diruangan Mas. Mas pergi dulu ada Rapat dengan Client."

" Iya, Mas. Hati - hati dijalan."

Singkat padat dan jelas.

Itulah Yewon untuk saat ini. Yewon mengantarkan sang suami hingga didepan pintu. Mata cantik itu tak pernah lepas dari punggung tegap sang suami nya.

Brak.

Cklek

Brum.

Suara mesin mobil membuyarkan lamunan seorang Yewon. Ia melambaikan tangan saat mobil hitam Audi R8 milik Sehun mulai melewati pekarangan rumah nya.

" Hati-hati dirumah Ji, Mas akan pulang cepat."

Sehun berkata dengan membuka kaca mobil dan berteriak dari mobil nya. Saat Yewon melambaikan tangan kepadanya.

Menghela nafas pasrah dan sedikit frustasi membuat Yewon meringis pelan. Kepala pusing jika, ia mengingat kejadian semalam.

Mengunci pintu rumah setelah ia yakin bahwa Sehun telah pergi dengan selamat. Langkah kaki nya membawa nya menuju sofa ruang keluarga yang terlihat sangat empuk.

Yewon mulai melanjutkan perkejaan nya sebagai seorang penulis. Karya novel terbaru nya yang berjudul " RUBBY " membuat ia harus ekstra berfikir keras dan jangan lupakan deadline waktu yang sebentar lagi. Sialnya!. Siang ini Yewon ada rapat dengan direksi penting nya. Kepala nya pusing! Hingga ia memijit perlahan pelipis nya yang terasa sakit.

Ting

To : YewonWilliam97@gmail.com
From : ChanyeolPrasetya12@gmail.com

Subject : Hei !

"Ji, Lo kapan datang ke Airport?. Lo yakin tidak mau menyambut Gue datang dari LA?. Lo tidak lupa kan sama tawaran Lo sendiri?."

Yewon!.

Wanita itu mengernyitkan dahi nya. Bertanda ia tak mengerti.

' tawaran? Sejak kapan?.'

" Oh astaga demi Tuhan, Aku lupa."

To : ChanyeolPrasetya12@gmail.com
From : YewonWilliam97@gmail.com

Subject : Dobi!

"Hei mana mungkin aku lupa. Tunggu aku dia Airport. Satu jam lagi aku akan segera tiba."

'Holly Shit'

Hanya dengan Chanyeol. Yewon bebas untuk mengumpat. Berkat Chanyeol juga Yewon dapat mengumpat dengan lancar. Berterimakasih lah kepada Chanyeol karena suatu saat nanti umpatan Yewon akan berguna.

Dengan cepat Yewon berlari kekamar atas.

Brak.

Membuka pintu kamar secara brutal.







"I'm comming, dear."

-----------

TBC .

Note : jadilah pembaca yang bijak oke!. See you next chapter.

Hurt || The First StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang