Begin VI

210 25 0
                                    

Seorang pria dengan tubuh yang tidak terlalu kecil tetapi tidak juga terlalu besar dengan kacamata yang bertengger di hidung mancung nya sedang memijat pelipisnya dengan perlahan.

Tampan dan dingin.

Ia sungguh pusing. 20 menit lagi peresmian Bunda Hospital akan segera diresmikan. Akan tetapi, ia belum berangkat dan masih sibuk dengan berkas - berkas kantor nya.

' Sial!. '

Dengan cepat ia menyelesaikan semua nya dengan teliti. Andai saja ia tidak nekat melamar pekerjaan ditempat teman nya yang menjabat menjadi - sial nya - CEO. Ia tidak akan merasakan kemarahan yang memuncak akibat berkas - berkasnya - sial  nya - tidak selesai sejak tadi.

Oh ayolah seharusnya pria seperti itu tidak usah mencari pekerjaan jika dirinya sudah - bahkan sangat -  mapan.

Mengambil kunci mobil Bugatti Veyron milik nya dengan cepat ia menuruni setiap anak tangga di rumah nya.

Jika, diperhatikan kembali ada sebuah figura foto berukuran kecil di meja khusus yang terbuat dari ukiran kayu jati.

Pria tersebut melirik sekilas foto yang terpajang di figura tersebut dan menghela nafas panjang. Akan kah ia sanggup bertemu seseorang yang mirip dengan kekasih nya?. Atau memang ' orang ' itu adalah kekasih nya?.

" Tu me manque, dear."

Sekali lagi pria itu menghela nafas yang begitu terdengar lelah. Takdir sedang mempermainkan nya. Seandainya, kejadian dimasa lalu tidak terjadi mungkin ia tidak akan kehilangan nya.

Hati nya sudah lelah.

Hari ini ia tidak ingin memikirkan apapun. Hari ini hari yang cukup penting bagi nya. Peresmian Bunda Hospital adalah hal yang terpenting sekarang.

Berjalan menuju mobil nya berada dan memasuki mobilnya. Ia mulai menyalakan mesin mobil Buggati Veyron milik nya.

" Hollyshit. Dimana dia?. Oh ayolah kaki ku pegal menunggu nya!."

30 menit sudah berlalu.

seorang wanita sedang menunggu seorang pria didepan rumahnya. Ia lelah berdiri menggunakan high heels dengan panjang 10 cm.

" Sorry, babe. I'm late."

" Yak! Seharusnya kamu bilang kalau kau telat astaga aku bisa naik taxi. Aku jadi tidak perlu lama - lama menunggu mu."

"Oh no!. Taxi untuk seorang wanita dengan pakaian sedikit terbuka dan juga heels dengan setinggi 10 cm. Kurasa tidak baik untuk mu, Jen!."

"Berhenti membuat telingaku panas dan cepat jalan saja, Baek."

Jen atau Jennie. Wanita itu jengah dengan teman pria nya yang sekarang sedang menyetir. Jennie meneliti pakaian yang digunakan oleh teman nya dan membuat nya tertawa sinis.

" Untuk acara peresmian Bunda Hospital. Kau cukup bisa dikatakan gila ya ?. Kau menggunakan Kiton - K50?. Seberapa kaya nya kau Baek. Hingga kau memakai jas yang kujamin semua orang yang ada disana akan tercengang."

Baekhyun.

Ya pria itu adalah Van Baekhyun Pratama. Pria gila yang nekat menggunakan Kiton - K50 untuk peresmian acara yang tidak terlalu formal - menurut Jennie - .

Baekhyun tertawa mendengar ucapan sarkas milik Jennie. Hingga balasan dari perkataan Jennie dibalas dengan ekspresi tenang dan nada datar dari seorang tn. Van

" Tentunya aku bisa mendepak semua keluarga Alaska. Jika, aku mau. Itu hal mudah untuk ku. Bahkan aku mampu menurunkan jabatan teman kita jika aku mau, Jen. Bukan kah itu sedikit menarik (?)."

Kini Jennie cukup tau seberapa kaya nya keturunan Van ini. Jennie enggan membahas nya membuat perut nya mual saja. Ia benci orang - orang sombong seperti teman nya ini. Ah mungkin lebih tepatnya Jennie ingin menguliti teman nya ini secara hidup-hidup.

" Berhenti berfikiran jika kau mau menguliti diriku secara hidup - hidup,  Jen."

Jennie melirik Baekhyun dengan alis yang terangkat sebelah.

"Apa kau seorang indigo, Baek?."

" Haha astaga Oh My Lord!. Kau mengatai ku indigo?. Jen! Ekspresi mu mengingatkan ku pada Ahra."

Sungguh itu kalimat yang tidak sengaja keluar dari mulut tn. Van ini.

"Ahra?. Who's she?."

"....."

"Baek?. Apakah dia adalah kekasih mu?."

" Pertanyaan mu sulit, Jen. Ah kita sudah sampai ternyata."

Jennie terdiam begitu Baekhyun menjawab dengan nada yang terkesan dingin.

Buggati Veyron milik Baekhyun terparkir rapi di basemant bunda hospital.

" Turun, Jen. Kita sudah sampai jangan sampai membuat mereka menunggu ku lebih lama."

Baekhyun dengan cepat turun dari mobil dan berjalan mendahului Jennie. Ia sedikit kesal - mungkin - dengan perkataan Jennie.

" Baek."

Jennie sedikit mengejar Baekhyun yang berjalan dengan cepat.

" Apakah sesusah itu menjawab pertanyaan yang aku lontarkan?."

Baekhyun terdiam mematung ketika Jennie berteriak dengan sedikit kencang.

Pria itu berjalan berbalik menghampiri Jennie dan berkata.

" Apakah seseorang yang telah tiada harus kukatakan sebagai kekasih?. Jawab aku Jen? Kau sedikit membuat ku terluka. Seharusnya, kau tidak perlu repot-repot bertanya apakah Ahra kekasih ku atau bukan. Seharusnya kau tau bagaimana ekspresi ku ketika kita membahas nya."







------- " bahkan aku mencintai mu pun sepertinya salah. Haruskah aku kembali kejalan ku yang sesungguhnya, Lord?." ------ Jennie Aulia Prasmana





Note* : Tu me manque = saya merindukan anda

Note : jadilah pembaca yang bijak. Jadi ? Bagaimana ceritanya?.

Hurt || The First StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang