The Feeling I

109 10 1
                                    

Gelap.

Sesak.

Seseorang tolong. Siapapun tolong. Rasanya seperti dilahap habis oleh dalamnya lautan. Paru-paru gue terasa penuh. Rasa dingin terus menjalar diseluruh badan dan mata gue semakin memberat, semakin gue tenggelam semakin tidak bisa bernafas.

'ini cuma mimpi jungie, ayo Lo pasti bisa bangun-

- rileks, rileks, rileks, tenang, tenang. Gue pasti bisa bangun'

"Liat deh, langitnya indah ya?.  Banyak bintang nya juga."

"iya, Lo bener di sini cantik banget tempat nya."

"kamu mau aku ajak ke sini lagi?."

"Ugh."

"aku nolak, aku pengen kamu ajak aku ke tempat lain."

"Cie.. kamu udah berani ya, pakai aku - kamu."

"Diem ah. Berisik!."

"kamu lucu ya kalau marah, sini dong aku mau liat muka marahnya.'

"Ih.. ucapan Lo mirip iklan yang ada di tv. Sebel banget sumpah."

"Lah?. Kok disamain sama iklan yang ada di tv kan yang aku ucapin kenyataan, kamu tuh memang lucu kalau marah bikin aku gemes jadinya."

"Lo nyebelin. Gue mau balik aja."

"Jangan dong, jungie. Aku masih kangen sama kamu."

"R-."


Puk



Gue bisa ngerasain seseorang nepuk pipi gue lumayan kenceng dan sakit sih, tapi berkatnya gue bisa bangun. Gue coba buat maksain membuka mata, rasanya sakit, mata gue perih dan seluruh badan gue rasanya dingin banget.

"Jungie?. Kamu tidak apa-apa?."

Suara khas yang terdengar berat dan menggelitik di telinga membuat gue melirik orang yang ada di samping kanan gue.

Nafas gue sedikit tertahan karena terkejut dengan orang yang ada di samping gue.

"Chan - maksud gue kak Chanyeol?. Sejak kapan Lo masuk ke apartemen gue?."

Orang yang gue panggil kak Chanyeol terlihat sangat jelas jika dia menghela nafas dengan berat. Gue ga tau tujuan dia datang ke sini untuk apa, hingga tanpa sadar gue ikutan menghela nafas dengan berat.

Grap

Telapak tangan kak Chanyeol ada di pundak gue, sorot matanya menjelaskan jika dia sedang mengkhawatirkan sesuatu.

" Kakak punya firasat buruk tentang kamu, jadi kakak ke sini and see?. Kakak terkejut kamu tidak bangun-bangun padahal kakak sudah bangunin kamu berkali-kali."

Gue cuma mengangguk pelan aja sama ucapannya, tepat saat tangannya yang tadi nya berada di pundak gue, sudah ia tarik kembali.  Kepala gue pusing banget, rasanya seperti akan pecah.

" Kak?."

Gue menatap kak Chanyeol yang sedang duduk di samping gue,
"Iya?. Ada apa?. Ada yang sakit?."

Gue mengangguk pelan dengan mata terpejam dan bergumam dengan pelan,

" Kepala Gue sakit rasanya seperti mau pecah. "

Gue tidak tau ekpresi apa yang Kak Chanyeol tunjukkan, tapi dari nadanya terdengar dengan jelas bahwa kak Chanyeol - sangat - khawatir

" Eh?!. -

Hurt || The First StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang