Begin X

128 18 10
                                    

Jam 13:02 P.M di hari yang sama

Tik

Tik

Tik

Tik

Tik

Bunyi jarum jam terus terdengar ke telinga Baekhyun. Sesekali ia melirik jam digital yang terpasang di dinding ruangannya.

Sret

Sret

Sret

Goresan-goresan pena di atas kertasnya memberikan kesan sibuk kepada siapapun yang memasuki ruangannya. Hembusan nafas panjang sering kali ia keluarkan, pikirannya bahkan sesekali tidak bersamanya.

Ia merasa lelah --- sangat lelah ---. Beban yang ditanggungnya terasa sangat berat. Anak tunggal satu-satunya membuat dirinya harus menghasilkan hasil yang begitu maksimal. Ia bahkan harus merelakan hubungannya dengan mantan kekasihnya, seandainya dia masih ada mungkin seorang Baekhyun tidak akan merasa lelah seperti ini,

'setidaknya ia bisa mengobati rasa lelah ku.'

Itu adalah pikiran yang selalu ada di otaknya sekarang.

Kriet

Ia mulai bersandar di kursinya, menaruh penanya dan mulai menelantarkan dokumen-dokumen yang ada di atas meja nya.

Mata nya mulai terpejam, ingatannya kembali saat ia sedang bersama mantan kekasihnya dan saat bersama Yewon.

Sesekali Baekhyun akan bergumam, "Mereka terlalu mirip, seperti pinang dibelah dua, kecuali sifatnya."

Atau berpikiran seperti ini

'yewon dan dia terlalu mirip. Yewon itu adalah dia atau dia adalah Yewon?. Apakah di dunia ini benar-benar ada yang seperti itu?. Astaga Tuhan yang jelas aku sedang membutuhkannya.'

Kali ini Baekhyun sedang berada di titik dimana ia benar-benar membutuhkan dia.

Srak

Sret

Sret

Srak

Baekhyun mengacak rambutnya secara frustasi.

"Seandainya, aku lebih bisa melindungi dirinya. Seandainya, aku lebih nekat dan tidak seperti pengecut mungkin dia masih ada disisiku."

Seiring dengan ucapannya, ia mulai menghembuskan nafas secara perlahan saat rasa sesak mulai terasa di hatinya. Di tangan kanan nya ia mulai menyentuh sesuatu yang menggantung di lehernya. Ia mulai memejamkan matanya dan berbicara begitu lirih bahkan sangat lirih

"Berikan aku kesempatan sekali saja, hanya sekali untuk bisa melihatnya."

Ia bukan seseorang yang taat akan agama, hanya saja ia berharap jika Tuhan kali ini benar-benar akan mengabulkan permintaannya.

***********

"Kamu sadar ga sih Yewon, kalau Sehun itu memang sudah berubah." , Jennie menghela nafas nya dengan kasar bahkan kedua tangannya mengusap kasar wajah cantiknya. Jennie saja yang sebagai penonton sudah lelah mengetahui sikap Sehun, suami dari temannya ini.

"Yewon?. Kamu bisa mendengar ucapan aku kan?. Tenggelam di bathtub kamar mandi sendiri selama hampir 30 menit ga mungkin bikin kamu jadi tuli dadakan.", Jennie yang memang duduk di kursi yang sudah disediakan di samping brangkar Yewon menggenggam erat lengan putih Yewon.

Hurt || The First StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang