Begin VII

220 34 0
                                    

" kamu belum tidur, baby?."

Duk.

Bugh.

" Aw!."

"Oh Astaga Yewon bisakah kau lebih berhati - hati?!."

Sehun dengan cepat membantu Yewon yang sedang kesusahan untuk berdiri. Akibat, benturan kepalanya dengan meja kayu di dapur.

"Apa yang kamu cari, Ji?. Tidak bisakah kamu lebih berhati - hati?."

Sehun sang suami mengusap kepala Yewon dengan lembut dan hati - hati. Seolah-olah itu akan menambahkan memar nya. Jika, Sehun tidak mengusap nya secara lembut dan hati - hati.

" Aku sedang mencari sesuatu, Mas."

Yewon menatap mata suaminya polos dengan pipi yang mengembung. Dirinya terlihat lucu seperti bayi.

"Ah.. bayi ku sedang mencari sesuatu rupanya. Apakah sudah kau dapatkan. Hm?."

Ucapan Sehun membuat Yewon jengah.

Sehun gemas.

Sehun sungguh gemas. Istrinya terlihat lucu saat ia tengah merajuk. Yewon tidak pernah menduga jika sehun akan men--

"Aw!. Sakit. Mas jangan digigit dong!."

"Kamu lucu jadi aku gemas ingin mengigit pipi mu."

Ah. Ternyata Sehun mengigit pipi sang istri.

" Kau pasti lelah. Tunggu sebentar akan ku siapkan air hangat."

Yewon melangkah meninggalkan Sehun untuk menyiapkan keperluan suaminya ini.

Grep.

Dengan cepat Sehun merangkul pinggang sang istri dan meremat nya pelan. Sungguh itu sangat membuat Yewon tidak nyaman. Apalagi jarak diantara keduanya sangat dekat - bahkan menempel - antara satu sama lain. Tangan kekar seorang Sehun melingkar indah di pinggang sang istri. Sesekali hidung mancung nya menghirup aroma sang istri dari tengkuk leher nya.

"Kau kenapa Mas?."

Dengan telaten Yewon mengusap punggung tegap milik sang suami dengan lembut. Ia merindukan kehangatan seperti ini.

" Bantu aku melepaskan dasi ku."

Yewon mengerenyitkan kening nya.

" Sejak kapan kau manja seperti ini?. Seperti nya yang harus disebut bayi adalah kau, Mas. Sehun Ardiansyah Alaska ternyata selama ini adalah seorang bayi yang sedang menyamar dalam bentuk orang dewasa."

Yewon berucap sambil berusaha melepaskan dasi yang melilit di kerah baju Sehun.

Grr..

" Aw. Mas!. Jangan mengigit bahu ku. Apa yang kau lakukan?!."

"Membuat tanda bahwa kau adalah milikku jadi jangan pernah lari dariku."

"Astaga, Mas. Hahaha mimpi apa aku semalam. Kenapa kedengaran nya kau begitu posesif sekarang, hm?."

Sehun menatap mata Yewon dalam diam dan menghembuskan nafas nya secara perlahan.

" Tadi siang kau menjemput Chanyeol kan, baby?. Aku hanya takut kau direbut oleh nya. Jadi, jangan tinggalkan aku!."

Yewon menatap Sehun dalam diam. Tangan nya menggantung di udara saat ia akan melepaskan dasi sang suami.

Satu pertanyaan yang Yewon lontarkan mampu membuat Sehun cukup membeku dan diam sejenak.

" Lalu, bukan kah kau kemarin pergi bersama Krystal adik dari teman mu itu ke villa keluarga Alaska?."

Bagaimana dengan reaksi seorang Sehun?.

Pria itu seperti kehilangan kata - kata nya dan terlihat bodoh. Ia hanya mampu mengerutkan dahinya dan mulai berpikir dengan otak yang terlampau pintar.

'Bagaimana Yewon bisa mengetahui Krystal?.'

" Jangan terlalu sering membodohi ku suami ku. Aku mempunyai seseorang yang membantu ku untuk mengetahui setiap gerak - gerik mu. Jangan katakan aku terlalu posesif. Jika, fakta nya aku takut kehilanganmu ."




















"Bodoh".

----------- Yewon William Zahra ----------










Maaf. Jika, alur nya sedikit lambat. Aku memang sengaja membuat alur nya sedikit lambat. Supaya reader bisa menikmati setiap alur nya. Setiap tingkah dan perilaku para pemain nya. Jadi, mohon untuk kritikan nya untuk setiap chapter. Akan tetapi, kritikan yang membangun ya reader. Supaya kedepannya bisa lebih baik lagi.

Vote and comment please. Next?

Hurt || The First StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang