PART THREE

29 8 2
                                    

Kamu itu abu-abu, tidak jelas dan begitu membingungkan. Pergi dan kembali tanpa adanya alasan yang bisa kupahami.

Seorang pria paruh baya dengan setelan jasnya dengan seorang wanita yang jauh usianya dengan dirinya.

Semua orang yang menggunakan seragam pelayan dan serba hitam itu merunduk hormat kepadanya. Ia hanya melewati dengan tatapan yang angkuh penuh kesombongan.

“ Opaaaaa.” Cassie berlari kearah pria paruh baya itu dan langsung masuk kedalam dekapannya. Yah, kalian pasti bisa menebak siapa orang itu. Willmand Edsont. Ayah dari Marilione Edsont dan Maret.

Laki laki itu duduk dikepala meja makan dengan sang isteri mudanya disebelahnya.

“ Mas mau makan apa? Biar Ike ambilin.” Maret yang sedari tadi diam hanya memutar bola matanya malas.

“ Apa aja sayang yang kamu ambilin pasti aku makan kok.” Lagi. Maret hanya menatap jengah kepada ayah dan ibu tirinya.

Najis’ gumam Maret.

Maret tidak akan kesal jika ayahnya harus menikah lagi hanya saja seharusnya ayahnya itu mencari pasangan yang seumuran atau sepantaran.

Bayangkan saja ayahnya berusia enam puluh tiga dan isteri barunya baru menginjak usia tiga puluh delapan.

Maret juga tau jika ayahnya juga membutuhkan pendamping hidup. Bagaimana pun juga ayahnya adalah ayah yang hebat. Ayahnya mampu mendidik dan mengambil alih peran ibu untuk kedua anaknya selama tujuh tahun. Maret memberi apresiasi untuk ayahnya.

Maka dari itu Maret setuju saat ayahnya mengutarakan niatnya untuk menikah lagi. Dalam benaknya dan harapannya jika ibu tiri nya itu mampu mengobati rasa rindunya terhadap mendiang sang ibu. Mampu menyayanginya. Tapi nyatanya?, tidak!!, sama sekali tidak. Ibu tirinya hanya mau menerima ayahnya tapi tak mau menerima masa lalunya termasuk anak-anaknya.

Denting suara garpu dan sendok beradu dengan piring. Suasana yang biasa hangat semenjak adanya ‘nenek lampir’ itu menjadi mencekam.

“ Maret sudah, Izin kekamar.” Sebelum pergi Maret membungkukkan badannya sembilan puluh derajat. Itu memang tradisi dalam keluarga Edsont jika pamit dan terdapat orang yang lebih tua maka diwajibkan untuk membungkkan badannya sembilan puluh derajat.

Maret termenung dibalkon kamarnya menatap langit malam yang tampak sendu tanpa adanya bulan dan bintang. Ia memikirkan sesosok gadis yang ia temui semalam. Gadis dengan mata hazel dan rambut yang bergelombang. Tatapan yang kosong namun teduh.

“ Lo itu abu-abu Gi. Lo kadang hadir dipikiran gue tapi kadang ngilang gitu aja.” Hembusan angin menerpa kulitnya membuat Maret sedikit kedingan.

“ Tapi gue seneng lo bisa mampir kepikiran gue. Gue janji bakal buat lo seperti semula walau, kita baru ketemu sekali doang. Tapi, gak tau kenapa itu bisa buat gue yakin buat ambil keputusan ini.”

Maret menutup pintu balkonnya dan beranjak menuju kasur empuknya lalu merebahkan tubuhnya. Menutup matanya dengan sebelah tangannya. Tak selang berapa lama ia pun pergi kealam mimpinya.

                                  oOo

Disudut lain. Seorang gadis dengan baju tidur berwarna kuning itu duduk diteras rumahnya dengan tatapan kosongnya.

Gianella Fatwa Rianika. Yang biasa dipanggil Gia atau Ririn oleh keluarganya.

Gadis berusia enam belas tahun yang harus merasakan kepahitan dihidupnya. Ayah dan ibu nya meninggal dalam peristiwa kecelakaan dihari ulang tahunnya.
Seharusnya malam ini ia dan kedua orang tuanya sedang berada dipuncak untuk liburan selama beberapa hari atas ulang tahunnya. Namun apa?, ia malah duduk didepan rumahnya yang akan mengadakan tahlilan untuk kedua orang tuanya.

Ia membenci tanggal 12 januari ini. Dimana itu tanggal ia dilahirkan. Ia menyesal mengapa ia harus lahir?. Dulu, saat ibunya melahirkannya. ibunya hampir tak selamat karena kehabisan tenaga. Dan sekarang, ibu dan ayahnya meninggal tepat dihari ulang tahunnya. Ia benci ketika semua yang terjadi adalah karena nya.
Sekarang ia sendiri, tanpa adanya keluarga. Bahkan ia bingung akan tinggal dengan siapa, sedangkan ia tak tau sanak saudaranya ada dimana. Kemungkinan terbesarnya adalah ia akan tinggal sendirian, seorang diri.

Entahlah. Yang jelas saat ini Gia ingin sendiri tanpa ada gangguan apapun.

Brumm brumm💨💨

Gas teroossss💨🔥

Gimana  gimana untuk part ini?

Seperti biasa ojo kelalen buat vote karo komen an ne yooo.

Kisah dipenghujung MaretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang