Six

20 5 0
                                    

Sudah sebulan lamanya dari kejadian dimana Maret dan Gia bertemu. Namun, Itu ada kali pertama mereka bertemu 'lagi' dan terakhir kali 'maybe'. Karena nyatanya mereka tak pernah bertemu kembali.

Bahkan pesan yang dikirim Maret pada hari dimana mereka bertemu kembali itu ada percakapan mereka yang terakhir. Sebenarnya Maret ingin menemui atau mengirim pesan untuk Gia. Namun, lagi-lagi kesibukkannya sebagai Mahasiswa merenggut kebebasannya.

Gia pun merasa lebih baik dari sebelumnya. Walaupun Gia tak dapat seperti semula setidaknya Gia mulai mau untuk menunjukkan senyumnya. Gia tetap sama. Ia sering melamun, tatapannya kosong. Seperti orang tak mempunyai semangat hidup lagi. Ia dapat tertawa dan tersenyum namun, tatapannya tetap kosong.

Bahkan Dennis dan Sarah pun sudah berusaha menghibur tapi tak ada hasilnya. Bahkan mereka nyaris menyerah.

" Gia. Hari ini kita kerja kelompok dirumah lo aja gimana?" tanya Novia. Salah satu anggota kelompoknya.

" Bisa aja, mau jam berapa?."

" terserah aja yaaaa."

oOo

"MARET!!! BANGUNG GAK. KALO NGGAK MBAK GUYUR KAMU PAKE KUAH SAYUR YANG PANAS ITU!!!."

" ASTAGAAAA! ANAK INI MASIH AJA NGEBO. BENER BENER DEH YAAA." Pekik Mbak Lione frustasi sebab, sedari tadi ia sudah berteriak-teriak membangunkan adiknya itu namun, tak kunjung bangun.

BYURR

" Anjir apaan nih?." Maret membuka matanya dan mengusap wajahnya yang basah akibat dari siraman air Mbak Lione.

" Bangun! Udaj sore mau malem malah ini. Ngebo mulu kamu ini!."

" Yaelah Mbak. Kalo bangunin gue tuh yang elite dikit kek. Seperti ditabok pake duit gitu, dijamin deh Mbak gue bakalan bangun." Maret mengucapkannya seperti orang yang tengah menggerutu.

" Halah, kamu itu dibangunin pake cara baik-baik itu bikin emosi. Udah mandi sana dasar jorok kamu."

" Mbak-Mbak rasa nenek lampir yaa, Mbak Lione doang." bisiknya

" Telinga Mbak masih berfungsi yaa." Mbak lione pun keluar dari kamar Maret dengan gayung ditangannya. Yang dibalas dengan cengiran tak berdosa Maret.

Mbak Lione hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku sang adik. Bahkan Lione teramat frustasi akan sikap Maret yang bisa dibilang diluar 'nalar'.

oOo

" Gia. Lo udah gak ada hubungan lagi sama kak Maret?." Tanya Sarah tiba-tiba yang sontak membuat Gia tengah membaca novel menoleh kearah Sarah.

" Emang gue punya hubungan apaan? Orang cuman sekedar kenalan doang kali Sar." jawab Gia yang lalu fokus kembali pada novel nya.

" Ya Enggak. Kali aja lo deket gitu kan. Kak Maret ganteng lho Gi."

Gia mengangkat alisnya sebelah." Ya terus?."

" Susah emang ngomong sama belalai badak nih."

" Bego. Badak kagak ada belalainya pele adanya cula." tiba-tiba Dennis datang dan menjitak kepala Sarah.

" Gi kok berasa ada yang ngomong ya, terus kok tadi ada yang jitak pala gue yaa." Sarah melirik kearah Dennis yabg dibalas dengan tatapan sengit Dennis.

" Bodo, mau lo bilang gue apaan juga bomat." delik Dennis.

" Tuh kan, ada suara tapi gak ada wujudnya. Merinding gue Gi." Gia yang melihat hanya tertawa melihat aksi dari kedua sahabatnya.

" Udah-udah, berentem mulu ah. Baikan ayo kalian." Ujar Gia, yang dilakukan Sarah dan Dennis saling membuang muka.

" Dia tuh Gi. Masa Dia bilang kalo hidung gue gede kek jambu aer." Ujar Sarah sembari menatap tajam ke arah Dennis.

" Emang fakta kan kalo hidung lo gede. Segede gaban noh." Tunjuk Dennis tepat kearah hidung Sarah.

" Minta maaf gak sekarang sama gue."

" Gak. Enak aja lo."

" UDAHHHH!! KALIAN APAAN SIH. MASALAH KECIL JUGA, PAKE DIBESAR-BESARIN." Telak. Sarah dan Dennis menciut ketika melihat raut wajah Gia menjadi merah padam bertanda dia sedang menahan amarah.

Dengan terpaksa Sarah dan Dennis berjabatan tangan. " Baikkan."

" Nah, anak pintar." Ucap Gia sembari menepuk pundak Sarah dan Dennis pelan.

Klik

Sebuah notifikasi chat muncul dilayar ponsel Gia.

Maret SKSD

Nika. Apa kabar?

Mata Gia sontak membulat, namun ia tak bisa menyembunyikan senyumnya. Entah apa yang terjadi. Namun, hanya sebuah Chat dari Maret mampu membuatnya tersenyum sendiri.

Gia

I'm fine. Ad ap y chat
Sya?

Maret SKSD

Yaelah, tetep aja judes.
Gak baik judes sama
Orang Nik.

Gia

Emg sya perduli?
Gak samsek.

Maret SKSD

Jahat bener lo jadi orang Nik.
Tapi biarpun elo judes
Tetep cantik kok😄

Seketika tawa Gia pecah membaca pesan dari Maret. Setelah itu Gia mematikan ponselnya tanpa ada niat untuk membalas pesan dari Maret. menurut Gia, Maret sosok yang 'sedikit' lucu.

" Gi, lo sehat aja kan ya? Lo kok berubah gini? Biasa juga melamun kerjaan lo sekarang lo ketawa, lo lagi gak kesambet lan Gi?." Tepukan dipundakknya membuat Gia berhenti dari kegiatan tertawanya. Ia menengok kearah si penepuk dan dilihatnya Dennis yang tengah menatapnya dengan tatapan menelisik.

" Apaan sih Nis. Kagak lah." ketus Gia.

" Berenti panggil gue 'Nis' Gi, semua orang manggil gue 'Den'. Kalo lo manggil gue pake panggilan itu kek berasa nama gue Anis tau gak." Sungut Dennis.

" Lo. Berisik." Gia berujar dengan nada rendah namun sarat akan tajam yang membuat Dennis mengunci rapat bibirnya kembali.

MAAF ATAS KE TYPO AN NYA YA WAND QAWAND.


Kisah dipenghujung MaretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang