Five

21 4 0
                                    

Dari sekian banyak sekolah yang akan Maret datangi untuk menarik minat siswa kuliah dengan yang mereka inginkan.

Dan mengapa harus SMA 75 yang dipilihkan untuknya. Dan untuk kedua kalinya Maret bertemu dengannya.

Gadis dengan rambut berwarna cokelat itu duduk dengan tenang dikursinya dan mempethatikan layar proyektor  yang menampilkan slide tentang Menegement.

Tak lama bel pun berbunyi yang mennandakan pergantian jam. Maret beserta rekannya pun keluar karena telah usai memberi informasi. 

Gia keluar dari kelas menuju perpustakaan dengan tiba-tiba sebuah tangan menahan tangannya.

Kening Gia bertaut saat melihat sebuah tangan yang memegang pergelangan tangannya. " Maaf. Ini kenapa ya?."

" Lo lupa sama gue?." lagi lagi kening Gia bertaut.

" Si-apa ya?." Gia bertanya dengan hati-hati, takut jika yang bersangkutan tersinggung.

" Cowo yang lo temui waktu itu. Malem-malem lo yang mau bunuh diri itu, inget kagak?." Gia mencoba meningat.

' Ah, jadi dia yang waktu itu.'

" Oh, iya ini Mas-Mas yang waktu itu kan yaa."

" Ah elah, udah pake baju rapi juga masih aja dipanggil Mas. Gue bukan penjual ketoprak ya."

" Kenalin gue Marliano edsont biasa dipanggil Maret sih yaa." Maret mengulurkan tangannya yang disambut dengan ragu-ragu oleh Gia.

" Gianella Fatwa Rianika. Gia atau Ririn."

" Gak mau ah, gue mau manggil lo Nika biar antimaensteam."

" Serehhh. Saya duluan mau ke perpus." setelah itu Gia pun langsung meninggal Maret.

" SEMOGA BERTEMU KEMBALI YAA NIK." Maret teriak saat Gia sudah beranjak jauh.

****

" Sumpah lo?! Dia datengin elo trus cekal tangan lo gitu?, so sweet sih yaa."

" So Sweet pala lo pitak."

" tapikan yaaaa, itu menurut gue manis gitu ye gak Den? Den?." yang dipanggil malah tidur beralaskan lengannya.

" Ya elah, malah molor dia nya."

" Serah lo ae upik abu serahhhh."

Tak lama berselang.

" Dorr, hai Nika."

" Gi, ini yang lo ceritain tadi?." bisik Sarah. Yang dijawab dengan suara dehaman Gia.

" kenapa ya kak?."

" Gak papa cuman mau nyapa doang. Takutnya ntar gak ketemu, ehehe." cengir Maret. Yah, lelaki yang datang kemeja kantin dan menghampiri Gia adalah Maret. Si lelaki aneh.

" Oh, iya kak."

" Yaudah gue cabut dulu ya." Maret berlalu bahkan saat dirinya telah hilang dari pandangan. Semua mata penghuni kantin itu tak lepas menatap kearah Maret.

Tatapan itu berubah menjadi kearah Gia dan penuh tanya. Gia yang ditatap hanya cuek bebek dan tetap memakan siomaynya dalam diam.

Klik

Sebuah notifikasi pesan masuk kedalam ponsel pintarnya.

081356xxxxxx

Diluar dugaan. Gue kira lo udah
Kuliah, gak taunya jauh banget
Sama gue.

SEMANGAT SEKOLAHNYA😸

Gia

Maaf, in sp yaaa?

081356xxxxxx

Masa iya lo lupa sama gue?
Baru aja ketemu udah maen
Dilupain aja😿
Btw, save no gue ya
Tulis aja Maret Gans
Gitu😂

Gia

Oh, kk Maret
Y ntr d sve:)

Maret SKSD

Okay, thank's btw😊

Setelah membaca pesan itu. Gia pun mematikan ponselnya dan tak berniat untuk membalasnya.

Menurut Gia, Maret itu seperti orang yang tak tau malu. Ia dengan Maret pun hanya bertemu sekali dan seolah-olah mereka adalah teman lama. Dan Gia tak menyukai orang seperti itu.

Tapi Maret juga lucu menurutnya. Dimana dalam adegan film-film saat ada wanita yang hendak bunuh diri. Maka, akan ditolong dengan menariknya dari belakang dengan ending mereka jatuh bersama dalam keadan yang saling memeluk.

Tapi, Maret tidak. Ia hanya melihat sekilas lalu acuh kembali. Gia yang teringat akan kejadian itupun terkekeh.

" Woi! Ngapa lo? Kesambet?." Dennis dan Sarah memukul bahu Gia dengan pelan.

" Hah? Apaan, kagak. Gue gak bilang dia ganteng."

kening Dennis dan Sarah bertaut saat mendengar jawaban tak nyambung dari Gia sebelum tawa mereka meledak." Bwahahahaha. Yang bilang dia ganteng siapa sih? Ketauan kan lo kalo lagi ngelamunin kak Maret." Ujar Sarah saat berhasil berhenti untuk ketawa.

Pipi Gia bersemu merah karena menahan malu." Eh, ini pipi lo ngapa, merah gini?. Jangan-jangan bener lagi."

Sontak saja Gia langsung menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. " Hah? Apaansih kagak lah."

" Alah. bilang aja kali kalo lo tadi ngelamunin dia kan?." goda Sarah dengan cekikikan.

" Apaansih gue bilang nggak ya nggak Markonah. Udah ah gue cabut daripada disini dinistain mulu. Bhayy" Gia mengibaskan rambutnya layaknya iklan shampoo.

Hai hai ketemu lagi dengan author terkece abeezzz.

Wahgelaseehh.

Seperti biasa jangan lupa vote and Comment nya gaessss.

Kisah dipenghujung MaretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang