Special Chapter

457 39 19
                                    

SAI P.O.V

Aku terbangun dari tidur saat hampir menyelesaikan mimpi aneh yang menemuiku semalam. Rasanya aku terlalu malas untuk bangun dan meninggalkan tempat tidur. Suara dering ponsel di atas nakas membuatku mengurungkan niat untuk kembali memejamkan mata. Aku menggerakkan tanganku dengan malas meraih ponselku dan langsung menjawab telepon.

Aku berdehem kecil sebelum mulai berkata-kata.

"Selamat pagi, Ino-chan"

"Selamat pagi, Sai. Apa kau baru bangun?"

Aku mengernyitkan alisku, sedikit panik sebenarnya.

"Ah tentu saja tidak," sangkalku canggung

"Lalu apa yang kau lakukan sekarang, huh?"

"Apa maksudmu..."

Suaraku semakin memelan di telepon.
Aku melirik pada kalender kamarku. Angka 23 dilingkar dengan tinta biru dan tulisan September terpampang jelas dengan ukuran besar di kalender.

Aku memukul jidatku keras. Hari ini adalah ulang tahun Ino!

"Ino–"

Tut tut tut

Teleponnya terputus. Ino sudah memutuskan teleponnya. Aku yakin dia sangat marah padaku sekarang. Kemarin aku mengajaknya kencan untuk merayakan ulang tahunnya, tapi aku malah tidak sengaja melupakan janji itu. Yah, jelas dia akan sangat marah padaku ketika aku menemuinya nanti.

Aku mengubah posisiku menjadi duduk lalu dengan cepat membuka aplikasi sms untuk mengirimkan pesan singkat untuk Ino.

"Maafkan aku, tunggu aku lima belas menit lagi."

INO P.O.V

Aku melirik jam tanganku dengan kesal. Dia sudah terlambat 30 menit dari waktu yang di janjikan, dan sekarang dia memintaku menunggu 15 menit lagi? Baka yarou!

"Ino-chan? masih disini?"

Aku mengangkat wajahku dengan malas, menengok pada lelaki berambut panjang yang mirip sepertiku lalu kembali membuang muka.

"Yang kau lihat?" balasku memutar bola mata malas.

"Yang kulihat? Yang kulihat sekarang adalah seorang gadis dengan wajah kusut jeleknya"

Aku yakin dia akan merasa puas meledek dan menertawakanku sekarang. Dia benar-benar kakak yang menyebalkan.

"Bisakah kau diam Dei-chan? Aku sedang tidak ingin berdebat," ucapku malas.

"Hei, hei, apa-apaan panggilanmu itu. Aku ini kakakmu."

Aku semakin menekuk wajahku dan menatapnya tajam, memberi tanda agar dia segera menutup mulutnya itu.

Tak lama dari situ, bunyi klakson terdengar dari luar. Aku meraih tasku dan langsung keluar untuk menghampiri orang yang kuyakini itu adalah Sai.

"Kau lama," ucapku datar, mencoba untuk tidak meledakkan amarah padanya.

"Maafkan aku, Ino-chan. Aku-"

"Lupa kalau kemarin berjanji untuk pergi kencan bersamamu~" sambungku dengan menirukan gaya bicaranya.

Aku bisa melihat Sai tersenyum kikuk di depanku.

SAI P.O.V

Aku sedikit tegang melihat Ino datang menghampiriku dengan wajah kusutnya. Apalagi saat dia memotong ucapanku yang memang itu benar adanya. Aku yakin tampangku terlihat konyol saat ini.

"Ino-chan," panggilku pelan.

"Kencannya jadi tidak?"

"Ah tentu saja jadi. Ayo-ayo," ajakku sedikit gelagapan karena gugup.

Yamanaka Ino🌷 [Revisi Besar-besaran]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang