2. Tanda Kepemilikan

14.1K 1K 55
                                    

Haiiii... Aku update lagi ya...
Semoga suka yaaaa 💋 😘

Happy reading 😄 😘 ❤

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Bryan duduk tegak di sebelah Adriella yang aromanya sungguh mengusik panca indera Bryan. Rambutnya yang masih basah dan aroma lembut lotionnya ditambah dengan - beberapa kali, tanpa sengaja - kulit lembut itu bergesekan dengan lengannya.

Bryan gagal fokus!

Padahal wajah Daddy yang duduk di ujung meja sudah luar biasa garang. Mama menatapnya dengan mengerutkan kening, penuh selidik. Clement dan David cengengesan seperti orang bodoh. Sementara Allegra meliriknya penuh rasa penasaran dan suaminya, Jonah seakan tidak peduli tapi Bryan tahu Jonah memasang telinganya baik-baik.

Sedangkan si cantik di sebelahnya - great, sekarang dia terang-terangan mengakui Adriella cantik - asyik menyesap susunya dan mengunyah roti manis di hadapannya. Bryan melirik Adriella dan wow... jantungnya kembali blingsatan. Ada bekas susu yang tertinggal di bibir atas Adriella dan tiba-tiba saja Bryan ingin mengajukan diri dengan sukarela untuk membersihkan sisa susu itu dengan bibirnya.

Dammit, Bryan! FOKUS!

"Fix, Daddy! Pernikahan harus segera dilaksanakan!" ujar Mama sambil menepuk meja dengan yakin.

"Seriously, Mam?" Bryan hanya bertanya dengan pelan. Percuma juga kaget, toh kagetnya sudah beberapa saat yang lalu di kamar.

"Kenapa sih Bou, Lala harus nikah sama Abang Bry? Lala salah apa coba?" tanya Adriella dengan wajah memelas.

"Kesalahanmu cuma satu, La yaitu berhasil membangkitkan junior yang sudah lama pingsan!" gurau David sambil diikuti oleh tawa Clement.

Tapi tiba-tiba saja tawanya berhenti dengan bunyi tepukan di kepalanya. "Kakak!" teriaknya.

"Kamu ya... kalo ngomong..." Wajah Allegra sudah mulai terlihat marah, tapi kemudian senyum terkembang di wajahnya. "... kok bisa bener gitu?"

Jonah mengangguk-angguk sambil mengajak istrinya tos. Demikian juga dengan kedua kembaran Bryan yang mendadak gila itu.

"Bryan, Lala!" Suara Daddy yang berat itu menghentikan semua aksi mereka dan meja makan mendadak hening.

"Amangboru sudah telepon orangtuamu dan mereka akan pulang dari Amerika besok, jadi pernikahan kalian bisa dilakukan 10 hari lagi. Resepsinya nanti saja setelah ada kepastian Lala hamil atau tidak!"

Adriella terbatuk-batuk mendengarnya. Bryan buru-buru menepuk punggung Adriella dengan pelan.

"Tapi kan Lala sama Abang nggak ngapa-ngapain tadi malam, Amangboru!" Wajah Adriella langsung merona. "Iya kan, Bang?" Adriella menoleh menatap Bryan yang terpaku menatap rona di pipi Adriella.

"Awas mimisan!" celetuk Clement sambil terbahak-bahak.

Dengan reflek Bryan menggeleng menanggapi pertanyaan Adriella.

"Maksudnya Abang, kita ngapa-ngapain gitu?" tanya Adriella lagi.

Bryan mengangguk lagi.

"Mendadak bisu kamu, Bang?!" Mama mulai merasa gemas.

Adriella tiba-tiba menepuk kedua tangannya dan menutup mulutnya dengan mata terbelalak. "Berarti kita melakukan sesuatu ya, Bang? Lala sih emang ngerasa ada yang berat gitu nindih badan Lala. Berarti itu Abang ya?"

Allegra menepuk jidatnya dengan kesal. Astaga sepupunya ini polos banget sih! Masa iya sudah berumur 23 tahun tapi belum mengerti juga soal seks. Katanya sudah pernah nonton blue film bareng Elora, hadeuhhh...

BRYAN - Kekasih Pilihan Hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang