Jam 00:00, lonceng gereja berdentang hingga beberapa kali. Mengundang seluruh umat untuk bangun dan berdoa bersama, bersyukur untuk tahun yang baru. Ya, 1 Januari. Semua orang mungkin sangat bahagia dalam menyambut moment ini, bernyanyi bersama, berdoa bersama, makan bersama, tertawa dan berbahagia. Berbanding terbalik dengan apa yang ku rasakan, aku tidak ingin merayakan hari ini, yang ingin ku lakukan saat ini hanyalah tidur dan menangis. Aku benci hari ini, sangat. Tahun baru pertama tanpa papa. Aku sangat malas, namun aku tak mungkin mengelak ajakan mama untuk berdoa bersama menyambut tahun yang baru ini. Dengan berat hati aku bangun dan duduk. Kami berdoa bersama mensyukuri hari ini. Aku menangis, ada tempat yang kosong di antara kami, papa dan kakak laki-lakiku. Ku peluk erat mamaku dan menangis.
"Ma, selamat tahun baru. Maafin semua kesalahan Russel ya,ma... Doain Russel selalu ma, supaya suatu saat bisa buat mama bangga, ngasih semua yang terbaik buat mama"
"Iya sayang, mama selalu doain Russel. Biar Russel kuat, biar Tuhan selalu nemenin Russel dan menjadikan Russel tegar", katanya sambil mengecup keningku.
"Selamat tahun baru ya sayang, kakak minta maaf untuk semua kesalahan kakak. Jadi anak yang baik ya, jaga mama", kataku memeluknya erat.
"Iya kak, selamat tahun baru juga. Tenang aja, Tony bakal jagain mama kok", katanya tersenyum menyeka airmata di pipiku.
Jika pada tahun-tahun sebelumnya seusai berdoa kami akan makan kie buatan mama, kali ini kami tidak melakukannya. Duka itu masih terselip di hatiku. Aku sangat tak ingin merayakan hari ini. Aku kembali tidur menunggu fajar di esok hari. Namun, saat ingin berbaring gadgetmu berbunyi, sepertinya ada pesan.
Ray : Hai.. Gimana nih kabarnya?
Aku: Hei.. Ray! Russel sehat kok. Ray gimana?
Ray : Ray juga sehat kok, malah banget nih.. Eh, selamat tahun baru ya 🎊🎉
Aku: Iya.. Selamat Tahun Baru.
Ray : Gimana nih liburannya? Asik nggak?
Aku: Uh.. Sadness 😢
Ray : Lah... Kok gitu sih?
Aku: Ah, rasanya hari ini serasa percuma, gak ada papa lagi. Buat apa? Sudahlah.. Aku benci hari ini dan seterusnya..
Ray : Duh.. Maaf ya, Russel. Jadi buat kamu keinget sama papa kamu.. Ray gak bermaksud gini.
Aku: Iya, gak papa kok. Nanti Ray bawain kue tahun baru ya buat Russel? Kalo udah masuk sekolah.. Enak loh.. Semoga Russel senang. Udah ya, Ray ada acara.. One again, Happy New Year 🙂🙂
Ray : Iya, makasih ya..
Aku kembali berbaring, tersenyum dan memejamkan mata. Aku teringat akan kejadian beberapa minggu lalu, ketika Ray tiba-tiba memberiku sebuah balon polkadot. Ah, dia pria yang lucu..
Semenjak chat hari itu, kami semakin sering berkomunikasi dan saling mengabari. Kebetulan, HP kami hanya di bagi setiap sabtu sore sampai dengan minggu malam. Selebihnya kami di fokuskan untuk belajar, belajar dan belajar.
Tidak terasa, liburan pun berakhir. Hari ini kami kembali belajar seperti biasanya. Diawali dengan pelajaran bahasa Inggris yang membosankan, sebenarnya sih karna gak terlalu paham, hehe.. Pelajaran bahasa Inggris hari ini di mulai dengan surat. Guru bahasa Inggris kami, Mam Adzka menyuruh kami untuk membuat surat cinta yang unik, untuk seseorang yang kami kagumi di sekolah ini. Awalnya aku bingung hendak membuat surat untuk siapa, tapi tiba-tiba terbersit nama Raya di pikiranku. Aku pun menuangkan hasil pemikiran ku diatas kertas orange berbentuk kartu ucapan. Dan, akupun mulai menulis..Dear Someone,
The feeling was unexpected present. When or where the even, don't know! Starting with our simple meeting in that moment, and I never knew you before. You are good and its make me quite comfortable. I don't know about my feeling.
May I have fall in love? Yeah.. I think maybe. You are come asal Amerika new figures in my life, I hadir never imagened you before. But, did you come to go Again? Let the time answered it...My spesial word for you,
Mr. R
Ku selipkan namanya di sebelah kanan dalam sebuah kertas yang bisa di tarik. Keesokan harinya.. Namaku pun di panggil untuk menunjukkan tugas yang sudah ku buat. Aku tertunduk gemetar menunggu komentar mam Adzka. Ku lirik, beliau tampak tersenyum saat membacanya hingga membuat teman-teman sekelas ku tertawa. Aku pun tersipu malu, apa karna bahasa Inggris ku yang hancur? Atau karna isinya yang lebay? Ah.. Biarlah, yang penting semua itu hasil pemikiran dari otakku.
" Russel, isinya bagus. Mau saya kasih sama orangnya? ", kata mam Adzka menggodaku.
" Ah, no mam! Its a lelucon mam! Serious. ", kataku takut. Ntahlah, ntah Bahasa Inggris yang ku ucapkan benar, spontan keluar begitu saja.
" Kenapa? Bagus kok ", kata mam Adzka sambil mengembalikannya padaku.
Aku pun mengambilnya dan kembali duduk ke kursi ku. Aku kembali melihat-lihat dan membaca apa yang telah ku buat. Ternyata, geli juga ya, batinku.
" Cie... Buat siapa sih? ", tanya Bulan sebangku ku.
" Ah, kamu ingat gak sama ceritaku, waktu cowok ngasih aku balon? "
" Iya, ingat. Anak asrama itu kan? Jangan-jangan kamu naksir lagi?"
" Ih, ngaco. Russel mah, iseng aja. Gak tau tiba-tiba kepikiran dia pas mau buat tugas ini"
" Awas loh, ntar naksir beneran.. "
" Nggak deh ", kataku memukul bahunya.
Aku menyimpan surat itu didalam catatan fisika ku. Mana tau kan suatu saat bener-bener bisa di kasih ke orangnya? Atau pas lulusan? Pasti lucu tuh? Hmm.. Ray...
KAMU SEDANG MEMBACA
I Will Go On
Teen Fiction"I'm in love with you, even I have given all my heart to you. But time doesn't give me permission to always be with you." Aku mencintaimu, sangat. Aku ingin kamu menggenggam erat tanganku, tersenyum dan menguatkanku, meyakinkanku bahwa dunia tak leb...