Hati Yang Akhirnya Berlabu

23 4 0
                                    

-Setelah mengembara cukup lama, akhirnya hatiku mendapatkan penghuni yang tepat, yaitu kamu-


    Masih ingat Josh? Sahabatku di kelas 1 dulu, semenjak kelas 2 kami jadi jarang komunikasi dan kayak putus komunikasi gitu sih.. Jujur aja, sebenarnya aku udah pernah pacaran dengannya pas hari guru tahun lalu. Dari awal sih, gak mau pacaran sama dia. Russel cuma mau bersahabat sama dia, karna Russel lebih nyaman dengan status itu. Russel gak mau lebih dari itu, karna Russel gak suka, Russel gak sayang, kecuali sebatas sahabat. Apalagi kan dia baik banget, udah kayak sodara sendiri. Tapi, hari itu Josh datang ke kelasku, pas aku sedang duduk sembunyi di bawah meja baca novel, biar konsen dan hening.
Tiba-tiba, Josh duduk di kursi ku. Teman-teman sekelasku pada keluar, kecuali Agnes. Aku kaget ketika melihat dia di situ. Hingga akhirnya dia mengajak ku duduk di kursi sebelahnya. Kami terdiam cukup lama hingga akhirnya Josh angkat bicara.
    "Russel.... ", katanya menunduk.
    "Ya Josh?", kataku memandangnya.
    " Aduh, kok jadi grogi gini ya? "
   "Ih, apaan sih.. Cepet, jangan buang waktu dong. Russel lagi asik baca nih", kataku sambil melanjutkan membaca novel yang sedang ku pegang.
    Josh menggenggam tanganku dan meletakkan novel ku ke meja. " Russel, ini serius. Kamu tau kan, sebenarnya aku suka sama kamu sejak lama?" Aku terdiam dan memandangnya dengan beribu rasa bingung. "Hmm.. Russel mau kan jadi pacar Josh? "
    "Ih, apaan sih. Jangan bercanda deh", kataku kesal sambil mendorong meja dan menarik tangan Agnes untuk keluar.
    " Russel..... ", katanya mencegahku.
Aku tak bisa menjawabnya, jujur aku gak suka dia. Aku suka sama El, sejak dulu sampai sekarang! Aku gak bisa lupain dia, bahkan hanya untuk sekedar membencinya pun aku gak bisa. Padahal dia sudah melukai perasaanku, tapi yang ada di pikiranku hanya El. Dan sampai dua jam aku berpikir, akhirnya aku mengiyakan, lalu pergi.
   Namun sayang, hubungan kami hanya berjalan 1 minggu lebih, aku memutuskannya lewat chat. Aku sungguh tidak menyukainya, sungguh! Aku hanya ingin kami bersahabat, tak lebih. Tidak peduli dia sampai menangis, tidak peduli aku sejahat apa karna memutuskannya. Aku tak ingin menyiksa diriku. Dulu, aku menerimanya karna dia sangat baik padaku, aku hanya ingin membalas budinya, itupun karna dia memaksa. Aku sadar, caraku salah. Mengapa tidak dari awal aku menolaknya.
    Hingga karenanya kami bagai musuh, dia sangat membenciku, katanya aku jahat. Aku tak peduli. Asalkan tidak ada dusta diantara aku dan dia. Mungkin berpisah lebih baik.
    Dua bulan berlalu setelah aku putus dengannya. Josh ulangtahun dua hari lagi, aku ingin memberi sesuatu yang istimewa untuknya. Sebagai ucapan maaf dan terimakasih ku atas budinya. Akupun membuat 16 hadiah untuknya, yang ku bungkus dalam 1 kado. June, Yos dan Cinthya pun turut membantuku. Isi kadonya konyol, ada shampoo, pewangi pakaian, sendok makan asrama dan benda-benda konyol lainnya untuk menggenapi isi kadoku untuknya.
    4 Februari, hari ulang tahunnya. Aku tak ingin menitipkan nya, aku ingin memberikannya langsung, karna aku gak mau jadi pengecut. Kemudian aku mendatanginya ke kelasnya, kebetulan disana ada Try dan Andi, mereka menertawai ku dan mengancammu akan memberitahukannya pada Ray. Akupun menunduk dan menyesal menemuinya aku berlari dan kecewa. Aku menangis di pundak June, ntah mengapa aku takut. Apa aku sudah mulai mencintainya?
Keesokan harinya dengan perasaan berat aku pun ke sekolah. Saat jam istirahat aku meminjam HP Agnes, kebetulan dia bukan anak asrama. Akupun membuka chat messengerku, dan di bagian teratas..

Ray: Ray udah tau kok semuanya, udah tau  dari Try. Ok. Aku kecewa, ternyata kalian belum putus😔

Aku: Ray, dengerin penjelasan Russel dulu, Russel udah lama kok putus sama dia. Dia kan pernah jadi sahabat Russel, Russel cuma mau balas budi dan nyuruh dia buat lupain Russel, gak lebih. Russel gak ada urusan lagi sama Josh. Tolong percaya 🙏🙏🙏🙏

    Aku langsung terdiam kaku dan mengembalikan HP Agnes yang ku pinjam. Padahal, 1 minggu lalu dia mengajakku bertemu hari Kamis di samping gereja. Mungkin dia akan membatalkannya. Karna ku rasa dia sudah sangat kecewa. Aku benci Josh. Tiba-tiba aku mimisan dan agak menggigil, aku lemas hingga akhirnya tak sadarkan diri.
    Ku lihat sekelilingku, nampaknya aku sudah di asrama. June, Yos dan Selly tampak mengompresku dan tertunduk lesu, sepertinya mereka sangat khawatir.
   " Russel udah sadar, ini minum dulu ya ", kata Yos
    Setelahnya, aku kembali tidur, kata mereka demam ku sangat tinggi. Hingga membuatku tidak masuk sekolah selama 4 hari. Hari rabu nya, Yos memberikanku sebuah Choco pie dan cokelat, katanya dari Ray. Pengganti kue Natal, janjinya 2 bulan lalu. Aku tersenyum.
    Hingga pada akhirnya, hari ini aku memilih untuk masuk sekolah, demi janjiku pada Ray. Aku tak ingin membuatnya kecewa untuk yang kedua kalinya. Kami harus bertemu. Aku masih lemas, tapi aku yakin aku kuat.     Sesampainya di sekolah, Agnes bilang kalo Ray percaya dengan penjelasanku padanya lewat chat kemaren. Akupun lega mendengarnya. Aku begitu bersemangat di sekolah hari ini, aku dapat menerima pelajaran dengan baik. Hingga tidak terasa sudah jam 2, saatnya pelajaran hari ini berakhir.
    Aku berjalan, menyusuri sepanjang taman gereja, kulihat Ray tampak berdiri menunggu di bawah pohon di dekat taman gereja, dia tersenyum melihatku berjalan ke arahnya. Aku menunduk agak gemetar, ntah apa yang ingin di katakan nya. Apa dia mau bilang dia kecewa denganku ya?, benakku.
    " Russel, ini serius ya.. ", katanya lalu menunduk.
    " Iya? ", kataku sedikit gugup dan takut
   " Russel mau kan jadi pacar Ray? "
    Aku kaget, dan hanya menunduk dengan sedikit tawa kecil di bibirku, ada perasaan bahagia terselip dihatiku. Tak ku sangka, pria sepolos Ray berani berbicara langsung tentang perasaannya padaku. Namun, rasanya ini sangat berat. Sementara aku begitu menyayangi El hingga saat ini, dan akupun baru mengenal Ray. Ya Tuhan, kenapa semua ini begitu cepat? Aku bingung hendak berkata apa dan memilih siapa Tuhan. Aku tidak bisa menentukan pilihanku. Ku lihat wajah polosnya sudah terlihat lesu, karna jawabanku yang begitu lama.
    "El, maafin Russel. ",  kataku dengan suara kecil.
    " Hah, apa? "
    "Duh, bego", kataku kesal sambil memukul keningku. " Hehe.. Nggak, bukan buat Ray" Aku bingung, namun apa salahnya mencoba, dia pria yang baik. Dia jauh lebih baik dari El, percaya Russel, benakku.
    Aku menatapnya dan tersenyum malu "iya", jawabku singkat.
    "Hah, apa?", katanya tertawa senang.
    " Iya, Russel mau. "
    "Serius? Russel serius kan... Aaa.. " Katanya senang menggenggam tanganku. Namun, aku melepaskan tangan nya dan berlari. Aku menangis sambil mencaci diriku dalam hati. Aku tak tau, perasaanku campur aduk, aku mencintai El bukan dia. Sesampainya di asrama aku memeluk Yos dan June sambil menangis.
    "Kenapa? Ada masalah apalagi sih? ", kata mereka serentak
    " Aku bodoh, aku nerima Ray. Aku pacaran sama Ray, padahal aku sayang sama El. El udah janji bakal nembak aku kalo aku udah berubah jadi cewek care.. Jun.. Yos.. Tolong Russel", kataku sambil menangis.
   "Kok kamu rada bodoh ya. Jadian kok malah nangis, aturannya seneng dong? Gak usah pikirin El lagi.. Biar aja dia busuk sama janji-janji nya itu. Lagian dia bukan pria baik", kata June
    " Hmm.. Pas tuh, bego. ", kata Yos mencubit lenganku..
    " Aaaa.. Iya juga, ngapain pikirin dia, belum tentu dia pikirin Russel kan?", kataku menghapus air mata di pipiku.
    "Iya, pikirin yang pasti-pasti aja.. Pertahanin dan perjuangin, jangan lirik-lirik yang lain lagi dong. ", kata Yos.
    "Ya Tuhan.. Emang Russel gitu ya? "
    "Haha.. Nggak lah! "
    "Ngomong-ngomong, Rayen satu kelasku kan, Sel? ", tanya Yos..
    " Nggak, Rayen anak kang Aji tukang bubur", jawabku ngeledek
    "Yaelah, ini anak", kata Yos.
    " Ah, bodo amat! Pokoknya PJ, titik! "
    " PJ, PJ, pala lo peang. Baru jadian udah minta PJ-PJan segala ", aku tertawa memukul June. " Yaudah deh, nanti kalo udah 1 bulan ya.. Kalo... ", kataku sambil memutar mata.
    " Yaudah deh, yang paling buat kita seneng tuh.. Akhirnya kamu bisa tertawa lepas"
    Aku tersenyum dan memeluk kedua sahabatku. Tak ku sangka, pria sepilis,dan sependapat Tau,bisa nembak aku langsung,itu artinya dia serius. Aku berharap,segala yang terbaik akan terjadi kedepannya. Terimakasih Tuhan, untuk semua indah yang kau beri. Oh ya, aku mau jelasin.. Yos itu pacarnya Ari, June itu pacarnya Ando dan Selly itu pacarnya Try. Yos lebih dulu pacaran dari Selly, Selly lebih dulu pacaran dari June, dan June lebih dulu pacaran dari aku, dan bla.. bla.. bla..

I Will Go OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang