Dalam tulisan, aku tidak akan menjumpai penolakan
Abadilah di sini
Hujan akan membawamu datang perlahan
Memenuhi kertasku dengan tinta tentangmu
Dalam tulisan, mencintaimu, aku tidak akan menjumpai penolakan*****
"Hai nona Bee"
"Datang lagi kesini kak Nandira?"
"Jangan panggil kak dong!"
"Nandira?"
"Sepertinya kita seumuran"
"Tapi wajahmu asing di cafe ini"
"Iyah, aku mahasiswa baru di kampus sebelah cafe ini"
"Aku juga mahasiswa baru di sana"
"Mahasiswa baru tapi bilang wajahku asing hahaha"
"Aku kerja di cafe ini hampir tiga tahun Nan"
Bzbzbzbzbzbzbbzbz
"Aku ke kampus dulu yah"
"Pergilah, sepertinya hari ini tidak akan turun hujan"
"Aku berharap hari ini akan hujan" ucap Nandira sambil mengedipkan satu kelopak matanya.
Suasana kampus Brawikarya begitu cerah. Mungkin benar kata Bee bahwa hari itu tidak akan turun hujan.
Seperti biasa, saat dosen telah masuk kelas, Nandira memasang badan untuk duduk di bangku pojok paling belakang. Ia sengaja mengurai rambut panjangnya itu untuk menutupi telinga yang telah ia pasang headset.
Nandira hanya fokus pada buku biru dan pena miliknya. Ia tidak berhenti berkhayal tentang Zafrain. Sekalipun hari itu tidak turun hujan, ia menuliskan hujan jatuh dalam bukunya.
Bagaimana buku biru itu basah tanpa air, begitulah bagaimana rasa datang dalam hatinya tanpa saling bertukar kata. Nandira tidak pernah merasakan sesuatu yang aneh sebelumnya.
Hatinya terus saja memanggil nama seorang laki-laki yang telah ia ciptakan sendiri. Pikirannya tidak berhenti menuliskan kahayalan-khayalan nakal tentang laki-laki yang menunggu teduh di antara hujan deras.
"Saya akhiri perkuliahan hari ini. Sampai jumpa Minggu depan." Begitulah satu-satunya suara dosen yang mampu Nandira dengar.
Jarum yang menempel pada jam besar di kampus menunjukkan bahwa senja seharusnya sudah datang, tapi langit menunjukkan mendung begitu gelapnya. Matahari malu-malu menunjukkan cahayanya untuk terlelap di ufuk barat.
Setelah lima langkah Nandira keluar dari gerbang kampus, tiba-tiba hujan menyerbu jalanan. Nandira tergopoh-gopoh berlari mencari tempat berteduh. Biasanya ia senang berdiam di antara hujan, hanya saja ia membawa buku biru yang harus ia lindungi.
Tiiiiiing
Nandira terdampar lagi di cafe remember. Ia melirik meja yang masih sama, penuh sesak oleh orang-orang yang sengaja berteduh. Sampai matanya mendarat di meja nomor delapan, tidak ada seorangpun duduk di sana.
"Duduk di tempat ini lagi" gumam Nandira.
"Pesan apa Nan?"
"Eeeeh Bee, biasalah Bee"
"Kamu kesini pasti karena hujan, bukan karena suka dengan cafe ini, seperti mereka pada umumnya!"
"Hahahaha jangan sinis gitu, aku pelanggan loh!"
Bee meninggalkan Nandira yang mulai mengusap-usap jendela cafe.
Sesaat setelah embun mulai musnah di kaca jendela, mata Nandira terbelalak.
"Laki-laki itu bahkan sudah di sana lagi!"
Zafrain hari itu masih sama seperti sebelumnya, ia mengenakan kemeja putih. Nandira terus memandangi Zafrain yang sedang memegang sebuah berkas berwarna biru. Tatapan mata Zafrain terlihat kosong, seperti sedang memikirkan sesuatu.
Sesekali Zafrain duduk dan memeriksa ponselnya. Kemudian terlihat fortuner silver berhenti di depan halte, seorang wanita cantik keluar membawa payung.
Bersama payung warna biru, wanita itu membawa Zafrain masuk mobilnya. Kemudian mobil itu melaju kencang bahkan mata Nandira tidak mampu mengejarnya. Nandira lebih tidak mampu mengejarnya dibanding hari sebelumnya.
Nandira terdiam seribu bahasa. Bahkan penanya pun ikut membisu tanpa kata. Dadanya sesak seperti udara cafe telah musnah. Ia meraba segala yang ada di meja, tapi tangannya mulai mati rasa.
Siapa wanita itu? Pertanyaan itu terus saja menjejali pikiran Nandira. Hujan semakin deras, ia membiarkan kaca jendela benar-benar tertutup oleh embun. Siapakah Zafrain ? Nandira bahkan tidak menemukan jawaban dari pertanyaannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINMEMBER
Teen FictionKau dan aku serupa hujan dan teduh Pertemuan kita indah Namun tak benar-benar sampai pada titik temu yang utuh -Nandira Mabela- _____________________________________________________________ Nandira adalah seorang gadis yang setiap musim hujan datang...