Telah kulirik, namun tak ada satu larikpun yang mampu menggambarkan apa yang aku rasakan
Kau berupa khayalan yang aku tak tahu sejak kapan bersemayam
Hingga aku tak mampu mempersiapkan diri saat bayangmu lariBiarkan kau tetap menjadi teduh
Sedangkan aku adalah hujan yang akan mengejarmu walau harus jatuh berkali-kali
Meskipun aku tahu bahwa kita tak kan bertemu pada satu waktu yang sama*****
Kau benar-benar nyata dalam khayalan, Zafrain! Sejak kapan aku mulai memikirkan mu begitu dalam? Mungkinkah sejak aku melihat matamu? atau mungkin sejak aku mencipta cerita serta namamu? Mungkinkah saat aku mengejarmu? Atau saat aku mengikuti aroma tubuhmu?
"WOIIII NGELAMUN AJA NAN!" hentak Bee
"Aku ngelamun dalam keadaan sadar"
"Mana ada ngelamun dalam keadaan sadar!"
"Itu namanya kontemplasi, kata dosenku!"
"Taruhan deh! Kamu pasti ngga pernah dengerin kata dosen!"
"Tau aja Bee hahaha....." Nandira mengeraskan tawanya seolah menutupi kegaduhan di hati
"Aku pulang dulu yah"
"Oke, sampai ketemu besok Nan!"
Dengan langkah irit Nandira perlahan meninggalkan cafe remember. Langit sudah mulai petang seolah sengaja menenggelamkan raut wajahnya yang mulai kelam.
Angin malam itu membawa aroma axe brown seolah tubuh Zafrain melekat diantara perjalanan Nandira.
Lancang sekali laki-laki itu! Aku memikirkannya, seseorang yang sama sekali tak ku kenal. Sedangkan dia dengan mudahnya mencampakkan hayalanku
Hahahaha jadi sebenarnya bukan dia yang lancang! Tapi kamu Nan! Dia saja tak melihatmu sama sekali, kenapa kau begitu mengkhayal tentangnya?
Seharusnya dia juga tau aku melihatnya dari jauh! Dia juga seharusnya memerhatikan orang-orang disekitarnya
Bukan! Bukan! Bukan dia yang harus memerhatikan orang sekitarnya! Seharusnya kamu yang berhenti memerhatikan sekitarmu terlalu dalam Nan!
Banyak sekali percakapan dalam hati Nandira yang begitu kontradiksi menemani malamnya.
Setelah Nandira sampai di rumah, aroma tubuh Zafrain tergantikan oleh aroma tubuh mamanya. Namun suasana begitu sepi malam itu.
Nandira melewati kamar mamanya dan melihat tubuh cantik yang lama menggendongnya itu telah pulas. Nandirapun bergegas menutup mata dan pergi menuju kamarnya.
Aroma harum nan segar dari selimut lagi-lagi menenggelamkannya. Nandira melepaskan polusi di hati dan pikiran pada aroma harum yang terus membelainya. Iapun terus larut pada aroma khas seorang mama.
Nandira terpelanting dalam mimpi yang begitu dalam. Terlelap dan terjatuh sedalam-dalamnya. Jiwanya seperti jatuh berputar-putar dari waktu ke waktu. Terus terdekap dan terdekap oleh pelukan mamanya.
Tak terasa di luar rumah hujan turun begitu derasnya. Alunan rintik hujan menimang tidurnya semakin jauh ke alam bawah sadar.
Mama selalu menemaniku saat musim hujan telah tiba. Begitulah yang selalu terucap saat Nandira benar-benar telah lelap.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAINMEMBER
Fiksi RemajaKau dan aku serupa hujan dan teduh Pertemuan kita indah Namun tak benar-benar sampai pada titik temu yang utuh -Nandira Mabela- _____________________________________________________________ Nandira adalah seorang gadis yang setiap musim hujan datang...