PLETAK!
Joshua meringis kala Jennie menghadiahkan sebuah jitakan di kepala pemuda berparas tampan tersebut.
“Kamu sudah gila ya? Masa mengaku-ngaku sebagai kekasih dari Shuhua? Apa maumu sih?” omel Jennie pada Joshua.
Joshua menoleh, menatap sahabatnya sembari menaikkan satu alisnya. “Aku hanya iseng saja. Aku memanfaatkan dia agar Mark Sunbae tidak mengajak diriku berkelahi. Pada saat itu, aku masih belum sembuh dari hangover akibat kamu yang tiba-tiba saja mengajakku untuk minum-minum bersama,” terang Joshua pada Jennie.
Jennie menghela napas. “Tentu saja Mark akan mengajak dirimu berkelahi. Kamu terlalu gegabah dan mau mencium kekasihnya begitu saja.”
Joshua mengedikkan bahunya. “Bukan salahku jika kekasihnya memang bukan tipikal gadis setia. Bukan salahku jika kekasih Mark Sunbae jauh lebih tertarik kepada diriku yang luar biasa tampan ini.”
Kali ini, Jennie memberikan toyoran di pelipis Joshua. Lama-lama ia keki juga dengan tingkah sahabatnya yang luar biasa ajaib tersebut.
“Kalau sampai Shuhua mengadu pada Eunbi, nanti Moon Bin yang akan terkena imbasnya. Kamu tahu kan bahwa Eunbi sangat protektif terhadap Shuhua dan Moon Bin seringkali pasrah terhadap Eunbi?”
“Tenang saja. Jangankan menyentuhku, Eunbi bahkan menolak untuk bicara denganku.”
Itu suara Moon Bin yang kini tengah berjalan menghampiri Jennie dan Joshua. Raut wajah pemuda itu tampak muram.
“Ada apa? Ada masalah?” tanya Jennie pada Moon Bin.
Moon Bin terdiam sejenak sebelum kemudian mengangguk pelan. “Eunbi sedang marah padaku dan tidak ingin bicara padaku. Dia sudah mendiamkan diriku selama dua hari,” keluh Moon Bin.
“Kamu sudah melakukan kesalahan ya? Memangnya kesalahan macam apa sih yang sudah kamu perbuat? Kamu tidak mungkin mencium dirinya yang membuat dia memilih untuk menjauh darimu, bukan? Hal yang seperti itu kan hanya terjadi di drama saja,” kelakar Joshua sembari tersenyum lebar.
Detik berikutnya, Joshua tidak lagi tersenyum kala ia melihat raut wajah Moon Bin yang semakin muram. Pemuda itu membulatkan kedua matanya. “Kamu….serius mencium Eunbi? Kamu mencium sahabatmu sendiri? Dalam rangka apa? Truth or dare?” tanya Joshua secara beruntun.
Moon Bin mendengus. “Lebih baik aku yang mencium dirinya ketimbang harus melihat dia dicium oleh pemuda tidak jelas. Lebih baik aku yang mencium dirinya ketimbang dia mengikuti Kissing Booth hanya karena faktor penasaran saja.”
“Pemuda tidak jelas? Kan ada aku di Kissing Booth. Dia bisa menciumku. Aku jelas kok. Jelas-jelas tampan,” ucap Joshua asal, membuat Moon Bin mendelik kepadanya.
“Tolong diamkan saja si bodoh itu. Anggap saja dia tidak ada,” kata Jennie pada Moon Bin. Ia juga sebal pada Joshua yang senang bicara asal.
“Lalu, bagaimana sekarang? Kamu akan membiarkan Eunbi terus-terusan menjauh darimu? Dan kenapa juga kamu harus mencium dia sih? Kamu suka padanya ya?” tanya Jennie pada Moon Bin.
Moon Bin mengerutkan keningnya. “Tidak tahu. Aku hanya tidak suka saja jika dia mencium pemuda lain sembarangan. Apalagi jika dia sampai bertemu dengan Shua Hyung.”
“Hey, memangnya ada apa denganku? Mereka semua senang kok berciuman denganku! Katanya, bibirku terasa manis dan lembut!” protes Joshua sembari meraba bibirnya sendiri. Sementara Jennie dan Moon Bin sudah memasang tampang seperti orang yang hendak muntah.
“Ah tapi, setidaknya nasibmu jauh lebih baik dari Jennie. Kamu tahu tidak Jennie mencium siapa saat festival sedang berlangsung?” Joshua merangkul Jennie dan Moon Bin dan memandangi kedua temannya bergantian dengan kilat mata jenakanya. Sementara Jennie hanya dapat menangis dalam hati karena seorang Joshua Hong memang tidak pernah bisa menjaga mulutnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kissing Booth (Jenyong)
Short StoryRule Number 9: never date your bestfriend's sibling.