“Kalian berdua….sedang apa?”
Taeyong dan Jennie yang kini sudah duduk di sofa dalam jarak yang cukup jauh, melirik kepada satu sama lain. Jennie memberi kode kepada Taeyong untuk membiarkan dirinya menjelaskan perihal Miyeon yang menangkap basah keduanya dalam kondisi sedang berpelukan.
“Ta…tadi ada kecoak yang tiba-tiba saja terbang dan aku secara refleks melompat pada kakakmu. Aku memeluk kakakmu karena merasa takut. Begitu,” ucap Jennie sembari tersenyum kaku.
Miyeon menaikkan satu alisnya. “Kakakku bahkan takut pada kecoak,” gumamnya pelan namun cukup terdengar hingga membuat Jennie dan Taeyong kalang kabut.
“Ah, tapi kurasa kakakku berusaha untuk tetap bersikap tenang karena dia adalah laki-laki.” Miyeon menarik kesimpulan sendiri.
“Tapi, mengapa kakakku tiba-tiba saja bisa berada di rumahmu? Apakah kamu mengundang kakakku ke sini? Dalam rangka apa? Bukankah kalian berdua tidak begitu dekat?” Miyeon kembali bertanya kepada Jennie.
“Aku yang menyuruh Taeyong ke sini. Aku meminta Taeyong yang super cerdas untuk mengajari diriku yang biasa mengulang mata kuliah.”
Itu suara Joshua yang tiba-tiba saja melongokkan kepalanya dari dalam pintu kamar Jennie. Sepertinya, Jennie harus bersyukur karena Joshua yang sudah selesai melakukan video call bersama Shuhua, tidak sengaja mendengar percakapan di antara Jennie dan Miyeon.
“Aku juga meminta tolong kepada Taeyong Hyung untuk membuatkan masakan untukku. Aku bosan memakan masakan buatan Jennie Noona.”
Kalau ini merupakan suara Moon Bin. Ia turut membantu Joshua menciptakan alibi untuk Jennie dan Taeyong.
“Kamu sendiri kenapa bisa tiba-tiba sampai di sini bersama dengan kakakku? Apakah kamu tidak sengaja bertemu dengan kakakku?”
Jennie bermaksud mengalihkan pembicaraan agar Miyeon tidak lagi curiga padanya. Namun, yang ada di pikiran Miyeon justru berbeda. Gadis itu terkesiap. Ia merasa bahwa Jennie menanyakan perihal kedatangannya bersama Sehyoon karena Jennie curiga akan hubungan Miyeon dan Sehyoon.
“Kami ba––“
Sehyoon tidak dapat melanjutkan kalimatnya karena Miyeon yang tiba-tiba saja mencubit pinggang pemuda itu, membuatnya meringis kesakitan.
“Iya! Kami tidak sengaja bertemu. Aku kemudian meminta kepada kakakmu untuk mengantarkan diriku ke rumah kalian karena aku memang ingin bertemu denganmu setelah urusanku selesai,” ujar Miyeon pada Jennie dengan nada bicaranya yang terdengar sedikit melengking karena merasa gugup.
“Urusan apa? Urusan kampus?” Kali ini, Taeyong yang bertanya pada Miyeon.
“Ngg…” Miyeon berpikir keras, berusaha memikirkan kebohongan selanjutnya yang akan ia lontarkan pada seluruh orang di dalam ruangan.
Well, Miyeon tidak mungkin berkata jujur kepada Jennie kan bahwa dirinya baru sama kembali dari pihak Wedding Organizer bersama Sehyoon. Ah, salahkan si polos Kim Sehyoon mengenai hal ini. Pemuda itu sudah menjebak Miyeon. Sehyoon berkata kepada Miyeon bahwa dirinya ingin bertemu dengan Miyeon untuk membicarakan masalah kampus. Awalnya, Miyeon menolak. Namun, Sehyoon mengancam akan memberitahu perihal peristiwa memalukan yang terjadi antara dirinya dan Miyeon kepada Jennie jika Miyeon tidak mau menurut padanya.
Karena merasa tidak punya pilihan, Miyeon kemudian menuruti keinginan Sehyoon. Dan pada kenyataannya, Sehyoon bahkan tidak mencoba bicara mengenai masalah perkuliahan. Pemuda itu membawa Miyeon ke tempat Wedding Organizer! Ya, lagi-lagi Sehyoon merengek kepada Miyeon untuk menikahi pemuda itu dengan alasan bahwa Miyeon sudah mengotori kesucian pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kissing Booth (Jenyong)
ContoRule Number 9: never date your bestfriend's sibling.