12th (That's Ridiculous)

2.2K 315 50
                                    

“Miyeon-ah! Hey! Cho Miyeon!”

Taeyong berlari mengejar adiknya yang kini secara terang-terangan menghindari sang kakak dengan raut wajahnya yang tampak muram.

“Miyeon!”

Pada akhirnya, Taeyong berhasil menarik lengan Miyeon. Ia menahan sang adik agar tidak kabur kembali.

Miyeon mendongak, memandangi sang kakak. Sorot matanya tidak dapat dibaca. “Apa yang Oppa lakukan bersama Jennie?”

Miyeon melirik sejenak pada Jennie. Sementara Jennie hanya menundukkan wajahnya. Ia tidak tahu harus bagaimana untuk menghadapi Miyeon yang memang jelas sedang marah padanya dan Taeyong.

“Cho Miyeon…” Taeyong terdiam sejenak. Ia berusaha mencari kata-kata yang tepat yang tidak terlalu menyakiti hati adiknya. Akan tetapi, Taeyong tidak mampu merangkai kalimat apa pun. Lidahnya terasa kelu.

“Cho Miyeon, Jennie adalah kekasihku…” ucap Taeyong pelan.

“Tapi, Jennie bilang padaku bahwa dia tidak akan menyukaimu, Oppa! Maksudku, Oppa tahu kan mengenai perjanjianku dengan Jennie? Aku tidak akan merebut Sehyoon Oppa dari Jennie dan Jennie pun tidak akan merebutmu dariku! Kami tidak akan membiarkan masalah asmara mengganggu persahabatan kami!” desis Miyeon pada Taeyong.

“Kenapa? Kenapa sekarang Oppa malah serakah? Banyak gadis yang menyukaimu, tapi kenapa kamu malah memilih Jennie? Oppa, bagaimana seandainya kamu menyakiti Jennie? Bagaimana seandainya Jennie kemudian menjaga jarak denganmu? Oppa sudah menghancurkan persahabatanku dengan Jennie! Sekarang, semuanya tidak akan sama seperti dulu!”

Miyeon berseru, mengungkapkan segala keresahan yang ia rasakan. Jennie tertegun. Ia tidak menyangka bahwa Miyeon justru akan lebih marah kepada Taeyong dibanding Jennie yang bukan merupakan siapa-siapa bagi keluarga Lee.

“Cho Miyeon, aku janji bahwa aku akan menjaga Jennie dengan baik. Aku akan menyayangi Jennie. Aku tidak akan menyakiti Jennie. Aku sudah menyukainya sejak lama,” bujuk Taeyong pada Miyeon.

“Lalu? Bagaimana denganku? Apakah Oppa akan melupakan diriku karena sibuk membagi waktumu dengan Jennie? Aku…aku ini adikmu…” Kedua mata Miyeon sudah berkaca-kaca.

Taeyong mengulurkan tangannya, mengusap sudut mata Miyeon yang basah menggunakan ibu jarinya. “Bodoh. Aku mana mungkin mengabaikan dirimu. Kamu itu adikku. Kamu adik kesayanganku, Miyeon-ah.”

Miyeon menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. “Sudah berapa lama Oppa menjalin hubungan dengan Jennie?”

Taeyong tidak menjawab pertanyaan Miyeon.

“Sudah cukup lama ya?” Miyeon tersenyum getir.

“Belum cukup lama tapi––“

“Siapa saja yang tahu?” potong Miyeon cepat.

Miyeon kini beralih pada Jennie. Ia ingin jika sahabatnya turut menjelaskan duduk perkara kepada dirinya.

Jennie menelan ludahnya kasar. “Shua, Binnie, dan Eunbi. Mereka bertiga tahu…”

Miyeon tertawa hambar. “Jadi, sudah banyak orang yang tahu? Bahkan, Eunbi yang bukan merupakan bagian dari lingkaran pertemanan kita pun tahu? Tapi, aku justru tidak tahu? Mananya bagian dari dirimu yang sudah berjanji padaku untuk tidak menyembunyikan apa pun dariku, Jennie?” cecar Miyeon pada Jennie.

Jennie menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Bukan begitu, Miyeon-ah. Aku hanya merasa tidak enak padamu. Aku merasa seperti orang jahat yang sudah mengkhianati dirimu, merusak perjanjian kita selama ini.”

Kissing Booth (Jenyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang