Bab 3

217 32 8
                                    


*
*
*

Seorang pria berjalan memasuki sebuah rumah mewah sambil menyeret koper ditangan. Langkahnya seperti tergesa-gesa memasuki rumah itu.

Langkah demi langkah Jiyong terus menyusuri rumahnya. Jiyong membuka pintu semua ruangan dirumahnya, namun yang dicarinya tak kunjung dia dapatkan.

Tapi betapa bodohnya dia ketika dia melewatkan sebuah ruangan dengan kemungkinan terbesar bahwa apa yang dicarinya ada didalam sana.

Jiyong buru-buru naik ke lantai dua rumahnya untuk melihat apakah yang dicarinya ada disebuah ruangan yang menjadi privasinya itu. Jiyong memutar knop pintu segera setelah dia sampai didepan kamar, dan tentu saja kamar Chaerin juga. Dia mendorong pintu itu secara perlahan agar seseorang yang ada didalam sana tidak mengetahui keberadaannya.

Jiyong berjalan mengendap-endap seperti seoarang pencuri yang tidak ingin ketahuan oleh sang tuan rumah. Dan benar saja Chaerin-si tuan rumah-tidak mengetahui jika Jiyong sudah ada dikamar itu dan sedang mengedap-endap kearahnya. Chaerin yang masih sibuk dengan kegiatannya memilah baju tetap melanjutkan kegiatannya tanpa merasa curiga jika didalam kamarnya sudah ada 'orang asing' yang masuk.

Saat Chaerin berjinjit untuk menggapai pakaian yang letaknya cukup tinggi segera saja Jiyong melingkarkan tangannya keperut Chaerin. Jiyong menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher Chaerin. Posisi seperti ini adalah posisi favorite nya.

"Eh?" Chaerin menoleh kearah samping untuk melihat siapa yang sedang memeluknya kini. Walaupun kita tau bahwa tidak akan ada yang bisa memeluknya seperti ini kecuali Jiyong.

"Emh... Sayang, kau harum sekali." Jiyong menikmati wangi rose yang menguar dari tubuh Chaerin.

"Kau sudah pulang, Oppa?" pertanyaan bodoh tentu saja.

"Aku ada disini, tentu saja aku sudah pulang, Chagiya. Kenapa kau wangi sekali, hm?" Jiyong makin menenggelamkan wajahnya dileher Chaerin.

"Tentu saja wangi, aku kan baru selesai mandi." Jiyong mengeratkan pelukannya diperut Chaerin.

"Sayang, bagaimana keadaanmu, hm? Apa kau nakal selama Appa tidak ada?" Jiyong mengusap perut Chaerin dan Jiyong mengeratkan pelukannya diperut Chaerin.

"Ah Oppa kau jangan terlalu kencang memelukku, perutku terasa sakit jika seperti itu. Apa kau ingin menyakiti anakmu, huh?" Teriak Chaerin yang protes dengan tindakan Jiyong.

"Aish sudahlah, Oppa. Berhenti memelukku, aku mau pakai baju." Ucap Chaerin agak ketus.

"Hm." Jiyong hanya bergumam dan melepaskan pelukkannya. Dan asal tahu saja, Jiyong memanyunkan bibinya seperti anak kecil.
Chaerin segera masuk ke kamar mandi untuk memakai baju yang sudah dipilihnya.

"Sayang kenapa pakai didalam? Biasanya kau tidak akan pakai baju dikamar mandi walaupun ada aku dikamar ini." Teriak Jiyong dari balik pintu kamar mandi.

"Jika itu 'biasanya', tapi kali ini 'luar biasa'." Balas Chaerin cuek dan tentu saja sambil berteriak.

Huh! Ada apa dengan yeoja itu? Tanya Jiyong dalam hati yang merasa heran dengan tingkah istrinya.

*
*
*

Chaerin dengan perlahan menuruni anak tangga, tidak mau ia kehilangan keseimbangan dan berakhir mengenaskan di bawah sana. Tangan kanannya memenggang pembatas tangga itu dan tangan kirinya mengusap-usap perutnya. Makhluk di dalam perutnya berulah lagi, menendang-nendang dinding rahim Umma nya seenaknya dan membuat Umma nya harus kesakitan.

Chaerin kini telah sampai di anak tangga yang terakhir dengan selamat. Makhluk didalam tubuhnya masih saja menendang dengan brutal seperti menginginkan sesuatu dari Umma nya itu.

You've Hurt Me - Skydragon FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang