Part 9

117 11 2
                                    


Sebenarnya di versi asli bab ini adalah bab 10, tapi disini saya buat untuk part 9 karena setelah baca ulang ceritanya aneh banget dan ga terlalu penting untuk kelanjutan ceritanya. Jadi bab yang itu saya skip aja.

No edit,
Enjoy!

*
*
*



5 years later

Normal POV


Seorang yeoja melangkahkan kakinya keluar dari Incheon airport. Dengan style modern, dengan high heels hitam dan dress berwarna senada pula. Rambutnya yang berwarna coklat madu dibiarkan terurai indah, saat ia berjalan rambutnya bergerak kesana kemari. Yeoja itu mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang akan menjemputnya dan akan mengantarnya pulang.

“Chae-ah~”

Yeoja bernama Chaerin atau sekarang terkenal bernama CL itu mengerdarkan pandangannya mencari sosok yang memanggil namanya. Dia tersenyum mendapati sesosok namja tampan yang berjalan menghampirinya. Namja itu langsung memeluk Chaerin begitu dia sudah ada didepan yeoja yang sangat dicintainya itu.

“Bogoshippeo, Chae-ah.” Donghae memeluk tubuh ramping Chaerin dengan erat. Mereka sudah tidak bertemu selama sebulan terakhir karna Donghae yang dipindah tugaskan ke Seoul sementara Chaerin ada di Paris. Namun sekarang mereka bisa bertemu setiap hari seperti dulu karna Chaerin meminta pada Boss nya untuk dipindahkan ke cabang perusahaan di Seoul.

“Aaa~ nado bogoshippeo, Oppa.” Chaerin membalas pelukan Donghae sama eratnya. Dalam hatinya dia sangat senang karna dapat bertemu lagi dengan Donghae setelah sebulan lamanya mereka tidak bertemu.

“Dimana Adryan?” Chaerin bertanya setelah Donghae melepaskan pelukannya ditubuh Chaerin.

“Dia ada disekolahnya.”

“Wah dia sudah sekolah?”

“Tentu saja, Chae-ah. Kita harus memberikan dia pendidikan sejak dini kan?”

“Ah ne, Oppa benar.” Chaerin mengangguk setuju pada Donghae.

“Kajja, kita pulang.” Donghae menggandeng tangan kanan Chaerin dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya membawa koper Chaerin.

“Ne, kajja. Aku sudah rindu sekali pada Adryan.” Mereka langsung melangkah pergi dari Incheon dan segera pulang ke rumah Donghae.


***


@Donghae’s House 11.03 AM KST

“Ummaaaaaaaaa~” Adryan langsung berlari kearah Chaerin saat ia melihat Chaerin dan Donghae baru saja masuk ke rumah mewah itu. Chaerin pun berjongkok dan merentangkan tangannya bersiap-siap memeluk  Adryan yang mendekat kearahnya.

“Aaaa~ anak Umma. Eumm.. Umma rindu sekali padamu, Sayang.” Chaerin memeluk dan menggendong Adryan. Chaerin memeluk Adryan lembut untuk menyalurkan rasa rindunya selama beberapa bulan ini mereka tidak bertemu. Donghae yang melihat itu pun berpura-pura cemburu dan sebal sembari memanyunkan bibirnya.

“Adryan saja yang dipeluk? Appanya tidak?” Donghae melihati mereka intens. Chaerin pun menoleh kearah Donghae.

“Appanya bagian nanti saja.” Chaerin mengerling lalu tersenyum jahil kea rah Donghae.

Donghae semakin memanyunkan bibirnya. “Kenapa nanti? Appa mau sekarang.” Ujarnya lalu memasang wajah cemberut.

“Tidak boleh, ada Adryan disini.”

“Kalau begitu ayo menjauh dari Adryan.” Donghae memaksa.

“Yak! Kau ini memaksa sekali.” Chaerin mendelik kesal pada Donghae.

“Umma, ayo makan Ice Cream.” Adryan tiba-tiba bersuara.

“Ice Cream? Hari ini?” tanya Chaerin.

“Eum.” Adryan mengangguk semangat.

“Jangan hari ini ne, Umma baru sampai dan perlu istirahat. Besok saja bagaimana? Sekalian kami menjemputmu sekolah.”

“Ah Appa benar, besok saja ne, Sayang.”

“Yaksok?” Adryan mengacungkan jari kelingkingnya pada Chaerin.

“Yaksok.” Chaerin tersenyum lalu menautkan kelingkingnya pada kelingking kecil Adryan. Caerin sangat senang karna anak ini tidak punya sifat memaksakan kehendak, itu semua juga berkat hasil didikan baik dari Chaerin.

***

--Next Day—

Seoul 10.30 AM KST


“Ah itu Adryan sudah keluar dari kelasnya” Ujar Donghae pada Chaerin saat melihat Adryan yang sudah keluar dari kelasnya. Saat ini Chaerin dan Donghae ada di TK dimana Adryan bersekolah. Adryan tergesa-gesa berlari kearah Chaerin dan Donghae, tas ransel kecilnya bergoyang-goyang lucu saat dia berlari.

“Jangan lari-lari, Sayang. Nanti kau bisa jatuh.” Chaerin sedikit mengeraskan suaranya memperingati Adryan.

“Ummaaaaaa~” Bukannya berhenti berlari dia malah semakin mempercepat larinya agar bisa cepat sampai didepan Chaerin sambil memanggil Chaerin.

“Aigo anak ini.” Chaerin hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Adryan.

“Jangan berlebihan Chaerin-ah, Oppa bisa pastikan dia tidak akan menangis jika dia jatuh.”

“Ck! Kau sama saja, Oppa.”

“Umma Umma Umma~” Adryan memeluk kaki Chaerin setelah sampai didepan Chaerin. Chaerin jongkok agar tingginya sama dengan tinggi Adryan sembari tersenyum.

“Bagaimana sekolahmu hari ini hm?” Chaerin mengusap kepala Adryan sayang. Donghae yang melihat itu hanya tersenyum.

“Baik. Aku tadi dapat nilai 10 pada pelajaran Matematika.” Kata Adryan dengan bangga pada Chaerin.

“Wah anak Umma hebat sekali ne.”

“Tentu saja, siapa dulu Appanya.” Donghae tiba-tiba ikut dalam pembicaraan ‘ibu’ dan anak ini.

“Percaya diri sekali.” Chaerin mencibir.

“Nah kalau begitu hari ini kita makan Ice Cream. Kajja~” Chaerin menggadeng tangan Adryan dan masuk kedalam mobil.

“Ish! Kenapa aku jadi diacuhkan.” Donghae memanyunkan bibirnya sebal.

“Oppa cepatlah.” Chaerin berujar saat sudah ada didalam mobil.

“Ne ne.” Donghae pun masuk kedalam mobil dan menyalakan mesin.

“Sudah siap?”Donghae bertanya pada Adryan.

“Neeee~” Adryan berteriak kegirangan. Donghae tersenyum lalu menjalankan mobilnya.

“Ummaaaa… Ummaaa…” sayup-sayup Chaerin mendengar ada suara anak kecil memanggil Ummanya. Anak siapa itu? Kenapa dia memanggil Ummanya seperti sudah tidak bertemu selama bertahun-tahun? Kemana Ummanya, fikirnya. Namun Chaerin hanya memikirkannya sepintas lalu saja.


***


In Other Side


Seorang gadis kecil duduk di bangku didepan kelasnya sambil menggoyang-goyangkan kakinya lucu. Dia sedang menunggu Appanya yang tak kunjung datang padahal dia sudah menunggu selama hampir satu jam.

“Nara-ya, Appamu belum datang juga?” Seorang yeoja cantik menghampiri Nara.

“Appa belum datang Bommie Seonsangnim.” Ucapnya dengan nada kecewa. Padahal dia ingin Appanya segera datang dan menceritakan apa yang dilihatnya hari ini.

“Ah sebentar lagi dia pasti datang.” Bom mengusap kepala muridnya ini.


“Appa!” teriak Nara ketika melihat mobil Appanya sudah datang.

“Seonsangnim aku pulang dulu ne. Annyeong~” Nara melambaikan tangannya pada Bom lalu berlari kearah mobil Appanya.

Namja tampan yang bernama Jiyong itu keluar dari mobilnya untuk menjemput anak kesayangannya.

“Appaaaaaa~” Nara berlari semangat kearah Appanya. Jiyong tersenyum melihat anaknya yang begitu cantik. Entah kenapa disaat seperti ini dia jadi ingat pada Chaerin.

“Mian ne Baby, Appa terlambat menjemputmu tadi Appa banyak pekerjaan.” Jiyong mencoba memberi pengertian pada anaknya ini.

“Hm, tidak apa-apa.” Nara menjawab cepat. Caranya bicara persis seperti Chaerin, entah dari mana dia belajar bicara seperti itu, padahal Ummanya tidak ada disampingnya.

“Appa, tadi aku melihat Umma. Dia sangat cantik. Tapi kenapa dia menjemput temanku bukannya aku?” Nara melanjutkan kata-katanya. Jiyong hanya bisa tersenyum pahit mendengar perkataan anaknya ini. Selama ini Nara memang sering berkata jika dia melihat Ummanya, namun Jiyong tidak pernah menaggapinya dengan serius, dia berpikir Nara sepeti itu hanya karna terlalu merindukan sosok seorang Umma disampingnya. Jiyong lalu berjongkok dihadapan Nara agar tinggi mereka sama.

“Ne, Umma-mu itu memang sangat cantik, sama sepertimu, Baby.” Jiyong mengusap kepala anaknya sayang.

“Aniya Appa, aku tidak bohong dan tidak berkhayal. Aku benar-benar melihat Umma tadi.”

“Ne ne, nanti Umma pasti pulang ne. Sekarang ayo kita pulang. Sudah siang.” Jiyong menggandeng tangan anaknya masuk kemobil dan dia pun ikut masuk kebangku pengemudi lalu menjalankan mobilnya.

Bukannya Jiyong tidak ingin Chaerin kembali. Dia ingin, dalam hatinya dia begitu ingin Chaerin kembali. Tapi dia berfikir itu sangat tidak mungkin mengingat sifat Chaerin yang keras dan sekali dikhianati dia tidak akan kembali pada orang itu.


To be continued...

With love,
BabuBohay.

You've Hurt Me - Skydragon FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang