-5-

26 1 0
                                    

Happy reading

Vote and comment


----------------------------------


2 bulan telah berlalu dengan segala persiapan yang seadanya, hari ini akan menjadi hari yang sakral bagi Shafa dan Ridho. Tidak ada hiasan yang mewah dan tamu yang banyak. Hanya keluarga dekat saja yang diundang, namun karena rumah Shafa berada di daerah perkomplekkan maka acara ini diselenggarakan seakan hanya acara kumpul keluarga biasa.

Tidak seperti akad yang biasa terjadi, Shafa hanya mengenakan baju gamis biasa yang dipilih dengan desain yang mewah untuk acara-acara. Sementara Ridho mengenakan setelan jas rapi berwarna hitam. Semua keluarga Shafa yang hadir pun hanya mengenakan pakaian biasa agar tidak membuat curiga para tetangga. Paling tidak hingga waktunya telah tiba.
Dekorasi ruangannya pun hanya bunga-bunga buatan yang disusun sedimikian rupa dalam bentuk rangkaian dan di letakkan di beberapa sekitar ruang tengah.

Tentang kakak Ridho ? Ridho sudah mengajak kakaknya itu meski hanya menonton melalu video call namun laki-laki itu menolak karena merasa tidak nyaman jika harus hadir. Apalagi dalam kondisi ia adalah tahanan penjara dan ia melakukan dosa besar terhadap keluarganya sendiri.

Semua telah siap dan Ridho pun telah duduk berhadapan dengan Haidar dengan tangan yang telah saling bertaut. Siap untuk mengucapkan kata-kata sakral yang akan menjadi tanggung jawabnya dalam beberapa menit lagi.

"Bismillahirrahmaanirrahiim..."

.

Hari itu semua berjalan lancar, Shafa yang telah menyalimi tangan Ridho pun kemudian duduk berhadapan dengan Aziza untuk meminta maaf sekaligus restu dari kedua orang tuanya. Air mata menetes di pipi Shafa ketika berhadapan langsung dengan orang tuanya.

"Maaf ya mi, Shafa belum bisa jadi anak yang baik," ucap Shafa.

"Umi sudah memaafkan semua kesalahanmu," balas Aziza dengan senyuman hangat di wajahnya.

"Abi titip anak abi sama kamu Ridho," ucap Haidar ketika menantunya itu duduk di hadapannya.

"Insya Allah aku akan berusaha untuk menjaga dan membimbingnya," ucap Ridho dengan keyakinan penuh kepada Allah. Haidar yang mendengar itu tersenyum dan menepuk pundak Ridho.

Setelah semua selesai, keluarga-keluarga yang telah hadir pergi meninggalkan rumah minimalis tersebut. Kini hanya tinggal keluarga kecil yang saling mengobrol di ruang tengah. Sementara pengantin baru itu justru seketika menjadi canggung dan mengalihkannya dengan hal lain seperti Ridho yang asik dengan Adli. Mereka membicarakan masalah game dan seketika itu Ridho nampak tidak ingat lagi jika 1 jam yang lalu ia resmi menjadi suami perempuan yang duduk di sebelahnya

Shafa menghela nafasnya pelan kemudian masuk ke dalam kamarnya. Seketika itu ia tidak menyangka bahwa kamarnya kini berubah drastis dibandingkan dengan beberapa hari yang lalu. Suasana kamar khas pengantin baru. Bahkan ranjang nya yang dulu hanya ukuran single kini berubah menjadi ukuran nomor 2 yang cukup untuk 2 orang. Lemari nya pun berubah menjadi gaya minimalis yang berkesan mewah dan dewasa, beberapa hiasan dinding pun di susun ulang agar menghilangkan kesan masa-masa Shafa masih seorang diri.

Entah sejak kapan kamar ini telah diubah, Shafa tidak tahu. Karena beberapa hari sebelum akad ia disuruh tidur di kamar adiknya. Sedangkan adiknya itu tidur di kamar umi dan abinya. Shafa hanya berpikir mungkin karena itulah ia dipindahkan ke kamar lain.

Tangannya bergerak membuka lemari untuk melihat isinya. Banyak yang kosong, hanya ada pakaiannya dan beberapa barang-barangnya. Wajar saja, Ridho belum memindahkan barang-barangnya kemari.

You and Our PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang