Happy reading
Vote and comment
--------------------------------
Tidak ada kabar apapun dari Ridho setelah malam lamaran itu. Entah apa yang terjadi padanya menjadi sebuah pertanyaan pada diri Shafa dan kedua orang tuanya. Bahkan laki-laki itu tidak dapat dihubungi sama sekali. Namun gadis itu hanya bisa berpikir positif bahwa mungkin laki-laki itu tengah sibuk dengan pekerjaannya.
Shafa baru saja menyelesaikan kuliahnya hari ini dan berencana untuk datang ke acara reuni SDnya di salah satu sekolah swasta islam yang terletak di pinggiran kota. Cukup jauh dari posisinya saat ini yang berada di tengah-tengah kota, belum lagi dengan keramaian jalanan yang sewaktu-waktu bisa menghambat perjalanannya karena kemacatannya.
Dengan berhati-hati gadis itu mengendarai sepeda motornya. Tatapannya fokus ke jalanan, namun pikirannya mengkhawatirkan keadaan Ridho yang sudah hampir sebulan ini tidak ada kabarnya.
'Dia lagi apa ya ?' batin Shafa dalam hati.
Sesampainya di acara reuni, Shafa turun dari motornya dan melangkah menuju keramaian yang ada ditengah-tengah lapangan sekolah. Beberapa wajah yang ia lihat nampak berubah dari yang ia lihat terakhir kali sementara yang lainnya masih terlihat sama meski ada beberapa yang berbeda karena faktor umur.
Seketika pandangan tertuju padanya, entah karena apa namun itu membuatnya merasa risih. Ia tidak suka ketika semua pandangan tertuju ke arahnya. Itu akan membuatnya sangat gugup dan akhirnya salah tingkah karena ulahnya sendiri.
"Kamu Shafa kan ?" tanya seseorang di belakang Shafa.
Shafa menoleh ke belakang, matanya seketika terbelak saat tahu siapa sosok dibelakangnya.
.
.
Suasana tegang menyelimuti ruangan sepi dengan penjagaan yang begitu ketat. Tatapan mengawasi pun menambah ketegangan di ruangan ini.
"Kukira kau tidak akan datang,"
"Biarpun begitu kau tetaplah keluargaku meskipun aku tidak menduga kamu akan melakukan hal ini,"
Sudah beberapa pekan terakhir ini Ridho kembali Banjarmasin setelah mendengar kabar yang tidak terduga dari mamanya sekaligus orang yang saat ini berada di hadapannya. Apalagi kabar ini ia dapat tepat setelah ia melamar Shafa pada malam itu.
Flashback
Suara dering telepon menyadarkan dirinya dari lamunan tepat ketika ia baru saja tiba dirumahnya. Nama 'Mama' tertulis dalam layar berukuran 5 inc tersebut. Laki-laki itu pun segera mengangkat panggilan tersebut.
"Assalamu'alaikum.. ada apa ma ?"
"..."
"A-apa ?!"
Dari suara di seberang sana, terdengar keributan yang membuat Ridho panik. Apalagi beberapa kalia ia mendengar suara teriakan-teriakan dari orang-orang yang ia kenal. Takut ia tidak akan fokus dalam menyetir, Ridho pun menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
"Halo ma ? apa yang terjadi ?" tanya Ridho dengan panik.
"Ridho.. to-.... TUUUT"
Suara panggilan yang terputus itu menambah rasa penasaran sekaligus panik. Saat ini ia tidak bisa berpikir apapun lagi kecuali langsung mengunjungi kedua orang tuanya di Banjarmasin. Ia pun memesan tiket secara online berharap ia bisa mendapatkan penerbangan secepatnya. Khawatir akan terjadi sesuatu pada keluarganya.
Selesai memesan tiket, ia pun bergegas kembali ke rumahnya untuk bersiap-siap berangkat besok pagi-pagi sekali.
"A-a-apa yang... ?"
Ridho menatap heran ketika rumah sangat berantakkan dan bercak merah di beberapa tempat. Matanya membulat melihat sesuatu yang ada di hadapannya ini. Ia menggigit bibir bawahnya dan mencari seluruh keluarga di seluruh penjuru rumah. Namun nihil, tidak ada siapapun di rumah itu. Apa yang terjadi ? itu lah yang dipikirkan Ridho dengan kepanikan yang menyelimuti pikirannya.
"Lho Ridho kamu udah balik ? cepet banget," ujar salah seorang ibu-ibu yang melihat Ridho keluar dari rumahnya.
"Bi, keluargaku semuanya kemana ? kenapa mereka tidak ada dirumah ?" tanya Ridho.
"Oh iya bibi lupa kasih tahu kemarin ada perampokkan dirumahmu dan ya.. semua keluargamu terluka dan semalam langsung di bawa ke rumah sakit," ucap bibi tetangga Ridho tersebut.
"Di mana mereka di rawat ? aku ingin menemui mereka," ucap Ridho tidak sabaran.
"Mereka ada di rumah sakit umum di kota," ucap bibi tersebut.
Ridho pun segera pergi tanpa permisi lagi karena saking paniknya. Ia hanya bisa berdoa dalam hati semoga tidak terjadi apapun pada keluarganya. Jangan ada yang pergi sebelum ia mewujudkan keinginan kedua orang tuanya itu.
Sesampainya di rumah sakit, Ridho bertanya kepada salah satu perawat di sana. Setelah itu ia langsung berlari ke tempat dimana keluarganya di rawat. Tubuhnya seketika menegang melihat penampakkan yang ada di hadapannya. Ruangan itu terdapat 4 buah ranjang dan ketiga ranjang itu diisi oleh keluarganya.
'mama.. papa.. paman.. dan..."
Ketiganya berada dalam ruangan yang sama, tapi.. dimana kakaknya ?
Ia baru menyadari sosok kakaknya tidak ada sama sekali di rumah sakit ini. Padahal dari kabar terakhir yang ia dengar, kakaknya itu sudah kembali ke Banjarmasin dan tinggal dirumah bersama kedua orang taunya. Lalu kemana kakaknya itu ? apa sekarang ia tidak ada disini ?
Beberapa hari Ridho terus menjaga ketiga anggota keluarganya yang sampai sekarang masih dalam keadaan koma. Meski dokter mengatakan bahwa keadaan mereka sudah membaik namun mereka belum juga sadar yang membuat Ridho khawatir. Namun ia terus berdoa semoga Allah memberikan kesembuhan kepada mereka dan segera sadar.
Tidak lama setelah itu ada pihak polisi datang menghampiri Ridho. Ada firasat buruk ketika ia melihat 2 orang polisi datang menghampirinya di rumah sakit seperti ini.
"Maaf, ada apa ini ya ?" tanya Ridho heran.
"Apa anda adalah saudara Ridho ?" tanya kedua orang polisi itu. Ridho mengangguk, kemudian mereka pergi menuju kantor polisi yang tidak jauh dari rumah sakit umum tersebut.
Sesampainya disana, Ridho dikagetkan dengan sosok yang dicarinya sedari tadi. Kakaknya, Ghazi, kini tengah duduk disebuah kursi kayu. Penampilan sosok itu nampak begitu acak-acakkan, ditambah dengan banyak bekas luka di wajahnya.
"Ka-kakak ?"
Flashback off
.
.
"Kayaknya cinta lama terbalaskan ya," celetuk seorang gadis yang duduk di sebelah Shafa.
"Kurasa tidak seperti itu," bantah Shafa sambil meneguk jus kotak yang baru saja dibelinya tadi.
"Benarkah ? apa jangan-jangan sudah ada gendengan sekarang ?" tanya gadis itu sambil menatap Shafa dengan tatapan berharap.
"Entahlah.." jawab Shafa. Gadis itu menatap Shafa dengan perasaan kecewa, padahal ia berharap bahwa temannya itu sudah memiliki seseorang yang menjadi pendampingnya tapi ternyata ia belum memilikinya.
"..kalau aku punya memang kenapa ?" sambung Shafa.
"Eeeh ?!"
.
.
Palembang, 13 Agustus 2018 (revisi)

KAMU SEDANG MEMBACA
You and Our Past
Romance[Hasil Revisi] versi sebelumnya silahkan cek akun @4_SaKUra_4 -Slow Update- Setelah 3 tahun putus dari pacarnya di masa lalu demi memulai perjalanan hijrahnya. Shafa tidak menyangka bahwa laki-laki itu akan kembali dengan cara menemui kedua orang t...