-2-

34 6 0
                                    

Hasil revisi

vote and comment

Happy reading

-----------------------------

Selesai shalat shubuh, Shafa segera bersiap-siap untuk kuliah pagi hari ini. Ujian semester ditengah murid-murid sekolah membuat Shafa sedikit frustasi. Apalagi adik laki-lakinya yang akan segera masuk ke SMA kelas 10 selalu mengganggunya ketika sedang belajar.

"Rasanya ingin cepat-cepat lulus.." gumam Shafa sambil bersiap-siap dengan hijabnya dan dandanan yang seadanya. Baginya tidak perlu berdandan berlebihan, yang penting rapi dan bersih serta tidak menarik perhatian banyak kaum pria, itu akan membuatnya rishi dan bisa menjadi fitnah.

Setelah selesai bersiap-siap, Shafa keluar dari kamarnya dan mengambil bekalnya. Tanpa sarapan atau sekedar minum lemon tea yang sudah disiapkan Aziza, umi Shafa, gadis itu langsung berpamitan dan berangkat mengenakan motornya. Tidak lupa dengan masker agar tidak terhindar dari debu yang bisa membuat asmanya kembali kambuh tanpa ia minta.

Dengan kecepatan sedang, Shafa mengendarai motornya membelah jalan raya kota Palembang di pagi hari. Hingga di persimpangan lampu merah, Shafa menghentikan lajunya tepat di belakang garis putih. Matanya menatap heran para pengendara yang berhenti ditengah-tengah hingga mengganggu pengguna jalan lainnya. Entah karena apa yang jelas itu melanggar peraturan dan Shafa tidak suka seperti itu.

Gadis itu menatap motor di sampingnya, terlihatlah sosok laki-laki dengan seragam berwarna hitam dan list merah. Kaca helmnya yang transparan menampakkan wajah laki-laki itu dengan cukup jelas.

'Postur tubuh itu.. wajah itu.. apa mungkin..' batin Shafa.

Cukup lama ia menatap motor yang disampingnya hingga ia tersadar dari lamunannya karena suara klakson pengendara lainnya yang memintanya untuk segera jalan. Perasaan malu karena telah melamun di tengah jalan membuatnya segera menancap gas dan pergi sebelum semuanya semakin mengamuk disana.

----

Seharian ini Shafa lebih banyak melamun dari biasanya dan hal yang dipikirkannya bukanlah soal kuliah ataupun ujiannya hari ini. Tapi tentang sosok yang ia lihat pagi tadi ketika ia berada dipersimpangan. Entah bagaimana bayang-bayang kejadian 3 tahun yang lalu kembali terekam di pikirannya. Kejadian dimana hingga ia harus kembali mengulang kuliahnya hanya karena satu masalah yang selalu ia rahasiakan dari keluarganya. Kadang-kadang ia juga sering diledek oleh beberapa teman SMP dan SMAnya dulu saat tahu dirinya belum lulus juga. Namun Shafa mengacuhkannya dan memilih untuk terus kuliah.

Gadis itu duduk sebentar di kantin sambil memimum jus jambu kesukaannya. Baginya ini cukup bagus untuk penyegar setelah pikiran penuh dengan hal-hal yang membuatnya tidak karuan. Rasa penasaran timbul di pikirannya ketika terus membayangkan siapa sosok itu. Namun setiap kali memikirkan hal itu, ia selalu menepis segala kemungkinan.

'Tidak baik memikirkan laki-laki yang bukan mahrommu Shafa..' batinnya sambil menepuk pipinya agar sadar dari pikirannya.

"Pulang lalu istirahat.." gumam Shafa yang berjalan dengan lesu menuju motonya yang terparkir tak jauh dari kantin kampusnya.

----

Tidak biasanya ada tamu berada dirumahnya selain keluarganya, Terlihat di depan rumahnya terparkir sebuah mobil keluarga berwarna maroon, mirip seperti milik salah satu kakak umi-nya. Dengan perlahan Shafa memarkirkan motornya di garasi rumah. Kemudian ia masuk kedalam rumahnya sambil mengucapkan salam.

Gadis itu menundukkan pandangannya ketika melihat sosok laki-laki yang tidak ia kenal dan berjalan memasuki kamarnya. Ia meletakkan tasnya di tepi meja belajarnya, kemudian merebahkan tubuhnya yang terasa lelah.

You and Our PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang