Susah balikin semuanya seperti semula lagi. Karena nyatanya, sesuatu yang udah hancur nggak akan pernah utuh lagi_Gavin_
💔💔💔
"Nanti pulang sekolah aku nggak bisa anterin kamu pulang. Aku ada urusan lain sama temen-temen." Ucap Gavin setelah mereka 'selesai' dari gudang belakang sekolah.
Nana sedikit merapikan rambutnya yang tadi sedikit acak-acakan. Seragamnya juga. Sedangkan Gavin tidak melakukannya. Tentu saja karena dia yang telah membuat Nana 'berantakan'.
"Urusan apa?" Tanya Nana.
Gavin mendengus. "Yang jelas bukan urusan kamu, Na. Ini urusan cowok."
Nana menghela napas sedih. "Ya udah, iya. Aku nanti pulang bareng Amanda aja."
Gavin menyeringai lalu kembali mengecup bibir Nana sekilas. Gavin senang cewek ini selalu menurut padanya. Nana juga mudah sekali percaya padanya. Gavin tidak akan melepaskan gadis ini dalam waktu dekat.
Penampilan Nana hari ini begitu menggoda hingga membuat Gavin yang tak punya iman seberapa itu tidak tahan. Jangan salahkan dirinya. Nana begitu cantik dengan rambutnya yang digerai indah. Biasanya gadis itu selalu mengikat rambutnya dengan rapih.
Digudang belakang sekolah ini biasanya Gavin dan Nana melakukan hal-hal tidak 'senonoh'. Tapi hanya sebatas ciuman, meraba-raba, dan meremas-remas. Gavin sebenarnya ingin melakukan hal lebih pada Nana seperti sex mislanya. Tapi Nana menolaknya karena hal itu terlalu jauh.
Jadi saat itu Gavin mengambil kesimpulan bahwa Nana masih perawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN
Teen Fictionhanya kisah tentang seorang cowok bernama Gavin yang berusaha mendapatkan cintanya kembali.