Jangan berjanji. Nanti lupa lagi.
_Nana_
💔💔💔
Seisi kelas hening seketika. Tak menyangka Amanda akan mengatakan hal itu di depan teman-temannya. Memang seisi sekolah ini sudah tau dengan gosip perselingkuhan Gavin dengan Jessica dan Nana yang menjadi korbannya, hanya saja tidak ada yang pernah berani membuka suara akan hal itu. Cuma Amanda, sahabat Nana yang satu ini begitu berani pada Gavin dan teman-temannya. Ia juga tak ragu mempermalukan Jessica.
Selama ini Amanda menahan semuanya melihat Nana yang diperlakukan tidak adil oleh Gavin. Cowok itu memang benar-benar bajingan. Tidak Cukup dengan semua yang Nana lakukan untuknya, Gavin masih mencari wanita lain yang bahkan tidak jauh lebih berharga dari Nana.
"Kok jadi bahas kemana-mana sih? Udah, udah..." Rian jadi tak enak hati. Ia merasa sebentar lagi Gavin akan meledak, terlihat dari raut wajahnya yang tanpa ekspresi dan datar.
Semua masih diam. Bahkan Fauzan yang bisanya menengahi, kali ini tak angkat bicara. Bara juga tidak merusuh kali ini, dia tau kondisi. Gio dan Puput hanya diam dan memperlihatkan mereka.
"Dan buat Lo Gavin, mending lo minggir. Tempat Lo bukan disini." Kata Amanda lagi karena Gavin masih tdiak mau pindah dari tempat duduknya, disebelah Nana.
Amanda masih menatap Gavin menantang. Ia tidak takut. Gavin hanya salah satu dari sekian banyak cowok brengsek di muka bumi ini, seperti Bara, seperti Rian. Menghadapi satu orang lagi seperti Gavin tidak masalah untuk Amanda.
Gavin mengepalkan tangannya kuat. Ia benar-benar dipermalukan hari ini. Tak disangka Amanda begitu berani padanya. Sahabat Nana yang satu itu memang suka cari gara-gara. Tapi meskipun begitu, Gavin bersyukur Nana memiliki sahabat seperti Amanda yang selalu setia melindungi Nana. Bahkan tak ragu-ragu membelanya di depan semua orang. Semua ini memang salah Gavin, jadi tidak ada hak untuk dirinya membela diri.
"SELAMAT SIANG ANAK-ANAKKU!!!"
Kedatangan Pak Wawan mengagetkan seisi kelas. Bagaimana tidak kaget, suasana lagi tegang begini eh tiba-tiba suara menggelegar Pak Wawan terdengar dan mengagetkan semuanya. Bobby bahkan sampai elus-elus dadanya.
"Loh? Kok pada diem semua? Salam bapak gak di jawab nih?" Tanya Pak Wawan terheran-heran melihat anak-anak nya menatapnya datar.
"Selamat siang pak!!!" jawab mereka serempak.
Gavin menghela napas panjang menahan gejolak ingin meledak dalam dirinya tadi saat Amanda memancing kemarahannya. Tiba-tiba tangan halus menyentuh lengannya. Gavin menoleh pada Nana.
"Jangan di masukin ke hati ya, Amanda kadang emang suka gitu. Tapi sebenernya dia baik kok." Ucap Nana pelan sambil tersenyum.
Kamu yang baik, Na.
Gavin ingin mengatakan itu. Ia sungguh bodoh melepaskan gadis sebaik Nana. Gavin tidak pernah melepaskan gadis itu, Nana sendiri lah yang memilih pergi darinya.
"Eh, kok Gavin duduk disitu?" Pak Wanan menunjuk Gavin dan Nana yang duduk semeja. "Kayaknya kemarin kamu bukan disitu bangkunya nak Gavin. Pindah, pindah sana ke tempatmu!" Usir Pak Wawan kemudian.
Gavin mendengus malas dan kembali ketempat duduknya semula. Di belakang Nana, dan Amanda juga kembali ke tempat duduknya. Gavin menatap sebelah kirinya, Ah malas sekali ia harus duduk dengan Rian yang sekarang tengah menahan tawa melihatnya yang diusir Pak Wawan.
"Yang sabar ya Bos. Tenang aja, entar pas pulang kita pepet lagi!" Bisik Rian sambil terkekeh kecil.
Gavin malas menanggapi dan memilih memperhatikan punggung kecil Nana. Di sebelah Nana sudah ada Amanda yang duduk tegap memperhatikan Pak Wawan yang tengah menjelaskan materi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN
Novela Juvenilhanya kisah tentang seorang cowok bernama Gavin yang berusaha mendapatkan cintanya kembali.