11. Waktu yang berharga

302 29 8
                                    

Halo lama tak jumpa :)

💔💔💔

"Duh mau beli apa dulu ya gue? Kok bingung? Mana ini harinya udah kepepet lagi." Gavin yang tengah mendorong troli sedang menggerutu kebingungan memilih apa saja yang harus ia beli untuk perlengkapan acara kemping.

"Makanan enaknya bawa apa ya? Cemilan aja kali ya? Tapi kalo lapar gimana? Makan ciki doang mana bisa kenyang." Gavin terus berjalan mendorong troli sambil memilih-milih makanan ringan.

Tiba-tiba langkahnya berhenti saat melihat permen coklat. Mengingat coklat yang manis jadi teringat Nana. Hmm...

Tanpa pikir panjang Gavin menyambar coklat itu dan memasukkannya dalam troli. Gavin ingat, Nana sangat suka makanan manis. Seperti coklat misalnya. Dulu Gavin tidak pernah absen memberikan coklat pada Nana di setiap hari spesial mereka. Contohnya Hari senin, selasa, rabu, kamis, jum'at, sabtu dan minggu. Setiap hari. Dan setiap hari adalah hari yang sepesial bagi Gavin saat bersama gadis itu.

Selain coklat, Gavin mengambil Makanan manis lainnya seperti biskuit dan sereal. Kalau dipikir-pikir sereal itu penting untuk dibawa kemana-mana untuk perjalanan jauh. Karena mudah di seduh dan bisa langsung dimakan. Gavin mengguk-angguk bangga pada pemikirannya sendiri. Dan Gavin baru menyadarinya sekarang.

Setelah membeli mkanan ringan untuk dirinya dan Nana, Gavin langsung pergi menuju kosan gadis itu. Nana menolak tinggal dirumahnya dan lebih memilih ngekos di tempat yang katanya dekat dengan tempat kerjanya.

Gavin sebenarnya tidak rela gadis itu bekerja. Jika di perbolehkan, Gavin akan lebih memilih untuk memberikan gadis itu segalanya dan membuatnya tidak repot-repot bekerja. Tapi sayangnya Nana tidak mengijinkan.

Tak lama kemudian Gavin sampai di depan kosan gadis itu. Gavin keluar dari mobilnya dan pergi ke depan pintu kosan gadis itu. Gavin pun mengetuknya.

Tak butuh waktu lama untuk Nana membuka pintu itu menampilkan gadis itu yang berdiri di sana dengan mata terkejut melihat kedatangan Gavin.

Gavin tersenyum dan berjalan kearahnya. Tapi kemudian senyum Gavin hilang saat menyadari penampilan Nana.

"Apa-apaan baju kamu itu?" Gavin segera mendorong Nana masuk kedalam kosan gadis itu, setelahnya Gavin menutupnya dari dalam.

"Apa sih?" Nana kebingungan. Ia menatap bajunya sendiri.

Gavin meletakkan belanjaannya lalau ia berdecak pinggang. "Kamu biasa pake baju begini kalo keluar?" Tanya Gavin tajam.

Masalahnya, Nana hanya mengenakan hotpans dan celana pendek. Menampilkan lekuk tubuhya yang... kalau Gavin tidak kuat iman, ia tidak yakin akan bertahan melihat penampilan Nana yang aselole ini.

"Aku cuma pake baju kayak gini kalo di dalam, Tapi kalo keluar nggak lah. Ya kali aku keluar pake pakaian kayak gini. Dikira apa nanti aku?" Nana mengambil kaos kebesaran warna hitam di dalam lemarinya. Kemudian ia mengenakannya. Alhasil, tubuhnya yang mungil tenggelam dalam kaos itu.

Gavin menghela napas lega. Sekarang lebih lega lagi melihat Nana yang sudah menutup tubuhya dengan kaos hitam itu.

"Eh, itu kamu bawa apa?" Tanya Nana yang sudah duduk di lantai.

Gavin ikut duduk dan membuka barang belanjaannya. "Ini tuh cemilan buat kita berdua yang mau di bawa buat kemping."

"Loh? Kan aku nggak ikut." Nana masih bersikeras tidak mau ikut.

Gavin bedecak. "Nggak. Kamu tetep ikut. Udah kamu tenang aja. Selama kemping, aku yang bakal jagain kamu."

"Dih!" Ejek Nana terlihat ogah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GAVIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang