💔💔💔
Nana sudah menolak dengan halus bahwa dia tidak usah dibantu. Meskipun buku-buku yang ada di tangannya ini lumayan banyak, tapi Nana bisa membawanya sendiri.
"Lo nanti capek. Biar gue aja yang bawa," Riko mengambil alih buku-buku itu.
Nana hanya menghela napas melihat kegigihan Riko. Cowok dengan kaca mata minus itu tak henti-hentinya membiarkan Nana sendiri hari ini. Biasanya Riko tidak begini. Hari-hari sebelumnya Riko biasa saja. Tapi sekarang malah seperti ini. Entah apa yang sudah mengubahnya.
"Makasih ya. Maaf udah ngerepotin kamu." Meskipun begitu, Nana tetap tidak akan melupakan bahwa niat Riko itu baik.
"Nggak apa-apa. Gue seneng direpotin lo."
Awalnya mereka damai-damai saja, sampai seorang datang dan berhenti tepat di depan Nana.
"Gavin.." Nana mengernyit bingung dengan kedatangan Gavin yang tiba-tiba.
"Kamu mau ke mana?" tanya Gavin pada Nana. Dia kemudian sengaja melirik Riko tidak suka.
"Mau ke perpus nganterin buku. Kenapa?" Nana sengaja memelankan suaranya.
Riko hanya diam memperhatikan cowok bernama Gavin itu. Siapa dia? Kenapa terlihat begitu peduli dengan apa yang Nana lakukan? Riko memperhatikan penampilan seragam Gavin, dari bawah sampai atas. Seragamnya dikeluarkan dari celana. Dua kancing atas seragamnya terbuka sehingga memperlihatkan sedikit kaus hitamnya. Ada kalung hitam di sana. Dan ... Cowok itu menggunakan tindikan? Ada anting hitam di sebelah kiri telinganya.
Riko menggelengkan kepalanya. Murid seperti ini sungguh memprihatinkan. Bisanya cuma membuat masalah di sekolah.
"Ikut aku ke kantin, yuk. Temenin makan." Ajak Gavin tanpa mempedulikan tatapan tidak suka Riko padanya. Gavin hanya mengabaikannya.
"Emh.." Nana bingung. "Gavin, nanti ya. Aku mau ke perpus dulu."
"Kamu nolak aku nih ceritanya?" Gavin pura-pura tersinggung.
"Bukannya gitu!" Duhhh Nana serba salah. Ia tidak enak jika meninggalkan Riko begitu saja di sini setelah Riko berbaik hati membantunya. "Nanti dulu ya, aku mau ke perpus bawa buku-buku ini. Kamu tunggu aku aja di kantin."
Sebenarnya Gavin ingin perotes tapi melihat tatapan memohon Nana padanya membuat Gavin luluh.
Gavin langsung memalingkan mukanya. Apa Nana tidak sadar, hal pertama yang membuat Gavin jatuh cinta untuk pertama kalinya berawal dari mata itu. Mata hitam legam teduh milik Nana.
"Iya udah.." Gavin menghembuskan napas kasar. "A-aku tunggu disana. Jangan lama-lama ya."
"Iya.."
"Dia siapa?" Tanya Riko setelah Gavin pergi. Mereka pun kembali berjalan beriringan.
"Namanya Gavin."
"Maksudnya... Dia itu siapa lo?"
"Emh..." Bilang apa ya? Gavin itu mantan pacar yang sekarang menjadi temannya. "Dia temen aku. Sebenernya... Bukan temen juga sih.."
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN
Teen Fictionhanya kisah tentang seorang cowok bernama Gavin yang berusaha mendapatkan cintanya kembali.