Rose POV
Aku duduk di sebuah bangku di depan ruang konseling.
Bisa kalian tebak, Jimin Oppa sedang berada di dalamnya. Entahlah hukuman apa yang akan dia dapatkan.
Tiga siswa yang menggodaku sudah terlebih dahulu menyelesaikan urusannya dengan guru BP. Mereka dihukum 1 minggu skors.
Tapi,.... Mungkin mereka tidak masuk sekolah lebih lama daripada itu. Salah satu dari mereka masuk rumah sakit karena pukulan Jimin Oppa yang...... terlalu keras?
Aku menatap pintu di sampingku. 'Kuharap hukumannya tidak berat'
Pintu itu terbuka. Sesosok laki laki dengan rambut berantakan dan baju yang tidak rapi keluar dari ruangan itu.
"Bagaimana?" tanyaku padanya.
"Skors" jawabnya singkat.
"Mwo? Jinjja??" tanyaku. Aku tidak menyangka dia akan diskors juga.
"Ne" katanya santai sambil duduk di sampingku.
"Kau tidak perlu khawatir. Skorsnya hanya tiga hari, kok. Toh aku juga akan tetap mengantarmu dan menjemputmu setiap hari" katanya sambil mengacak rambutku.
"Tapi kan-"
Belum sempat aku menyelesaikan kata kataku, sebuah bibir menempel di bibirku. Ciuman itu hanya berlangsung selama 1 detik, tapi cukup untuk membuatku diam.
Tepat saat dia melepaskan ciumannya, sebuah smirk muncul di wajah tampannya.
3 detik kemudian, di sudah berlari menuju parkiran. Meninggalkanku yang masih shock di depan ruang konseling sendirian.
"JIMIN OPPA!!!!" aku berlari sekuat tenagaku untuk mengejarnya.
Jujur, walaupun baru beberapa hari kenal dengannya, dia sudah memberikanku efek yang sangat besar.
Sekarang, aku menyukainya. Entahlah, jika dia tetap memperlakukan aku seperti ini, mungkin rasa suka ini akan berubah menjadi cinta.
Jimin POV
Aku mengantarkan Rose pulang kerumahnya.
Sesaat setelah mobilku berhenti di depan rumahnya, dia menengok ke arahku. Aku tersenyum kepadanya dan keluar dari mobil. Aku memutar dan membukakan pintu mobil untuknya.
"Oppa, kau tidak harus melakukan ini semua." Katanya dengan sambil menatapku.
"Melakukan apa? Aku tak melakukan apa apa." Tentu saja, aku tau apa yang dia maksudkan. Aku hanya ingin bermain main dengannya.
"Kau tak perlu mengantarku ke sekolah besok. Kau juga tak perlu menjemputku. Aku bisa sendiri."
"Apa kau terganggu dengan sikapku? Maafkan aku tentang yang tadi. Aku tidak akan menyakitimu lagi. Aku janji." Aku menyentuh dagunya dan membuat pemiliknya menatap mataku.
"Ani.. aku tidak terganggu dengan sikapmu. Aku juga sudah memaafkanmu. Tapi,..."
"tapi?"
"Aku takut, aku akan membebanimu." Katanya ragu ragu.
Aku tertawa mendengar kata katanya.
"Yah!! Kenapa kau malah tertawa?!" dia memanyunkan bibirnya.
"Kau sangat imut! Lagipula, jika aku terasa akan terbebani, aku tak akan melakukan ini semua padamu, pabo!" kataku sambil mengacak rambutnya.
"Sudahlah.... Cepat masuk dan beristirahat. Aku pulang dulu, ne?" sambungku sambil mengecup pucuk kepalanya.
"Ne" dia mengangguk.
Aku memasuki mobilku, menyalakan mesinnya dan segera melajukannya menuju rumahku.
Trriinngggg.... Triiiinnggg....
Aku mengambil hpku dan melihat siapa yang menelpon.
Unknown Number.
'Siapa ini?' aku bertanya dalam hati sebelum mengangkat telfonnya.
"Yeoboseyo?"
"Babe"
"Kau siapa?!"
"Apa kau tak menyimpan nomorku? ini aku, kekasihmu"
Aku terdiam. Aku baru menyadarinya.
Aku tau siapa dia.
Aku meremas handphoneku. Tapi tak cukup kuat untuk menghancurkannya.
"Aku bukan siapa siapamu!!!"
"Kenapa kau selalu menganggapku seperti itu? Aku mencintaimu!"
"Aku tidak mencintaimu!!!!"
"Kenapa kau menjadi seperti ini padaku? Apakah kau punya pacar di sekolahanmu?"
"Itu bukan urusanmu!"
"Tentu saja itu urusanku! Oh ya, aku sudah bilang padamu tentang kepindahanku ke Korea kan? Aku akan bersekolah di sekolahmu, dan akan kupastikan kau menjadi milikku lagi"
"Tapi-"
Sambungan telpon itu terputus sebelum aku menyelesaikan kata kataku.
Aku melempar handphoneku ke sembarang arah.
"Bagaimana ini?!!!" aku mengacak rambutku frustasi.
'Aku harap dia tidak serius. Aku berharap dia tidak datang. Aku berharap dia tidak merebut apa yang menjadi milikku'
Annyeong!!!
Maaf ya aku kalo chapter ini pendek banget.
Aku juga gak tau bisa sering update apa nggak.
Aku lagi UTS :(Makasih buat yang udah ngevote.
Yang belum, tolong divote ya!!!Jangan jadi silent reader terus
:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Promise [JiRose]
Fanfiction[DISCONTINUED] Janji, sesuatu yang mudah untuk diucapkan tapi sangat sulit untuk ditepati. Tapi, janji jugalah yang membuat orang percaya pada satu sama lain. *** "Kenapa kau melakukan semua ini? " "Aku sudah berjanji. Dan aku akan melakukan apap...