"Oppa, kalau kita sudah besar nanti, apa kita akan tetap seperti ini?" tanya gadis imut berpipi gembil kepada teman laki lakinya yang tidak kalah imut.
"Hmmm... entahlah. Aku juga tidak tau. Mungkin, kita tidak persis seperti ini, tentu saja kau dan aku akan lebih dewasa nantinya. Tapi aku yakin kita akan tetap bersama" kata si anak laki laki sambil menikmati angin semilir yang berhembus di taman belakang rumahnya itu.
"Bagaimana kau bisa yakin?" tanya sang gadis.
"Apa kau tau? Aku dan kamu ditakdirkan bersama. Walau apapun yang terjadi, pada saatnya kita akan mencari satu sama lain dan memenuhi takdir kita. Kau percaya padaku kan?"
"Ne oppa" kata sang gadis sambil menganggukan kepalanya.
-
-
-
Rose POV
Hari ini adalah hari yang sangat normal bagiku. Lisa dan Jungkook lagi lagi pacaran di saat yang sangat tidak tepat. Dan Chanyeol belum datang ke sekolah.
Jadilah aku harus menyusuri lorong ini sendirian lagi.
Iya, lagi.
Karena sebelum ini Lisa sudah berkali kali menghianatiku untuk berkencan dengan Jungkook.
"Rose!" teriak sebuah suara dari beakangku.
aku menengok kebelakang. Jujur, aku terkejut melihat siapa yang menemuiku.
"Kai? kenapa kau disini?" tanyaku pada orang di depanku.
"Sudah kubilang aku akan ke korea kan? Aku tidak pernah main main dengan kata kataku. Jadi, aku kesini karena aku kan juga butuh pelajaran" katanya sambil tersenyum.
"Bukannya kau seharusnya kau tahun ini mengikuti tes akhir?"
"Aku kembali ke kelas 11. Agar bisa seangkatan dengannya"
"Kau gila" komentarku singkat
"Semua karena temanmu itu" jawabnya santai.
"Koreksi, dia adalah sahabat ku bukan temanku" kataku.
Sedetik kemudian, kami tertawa bersama.
"Kau tidak berubah, Rose" katanya sambil berusaha menghentikan tawanya sendiri.
"Kau juga tidak berubah, Kai. Baiklah, ayo kita pergi ke ruang kepala sekolah" ajakku
"Ayo" katanya dengan semangat.
Kami berdua pun pergi ke ruang kepala sekolah sambil mengobrol.
-
-
-
Jimin POV
"Sayang, kau tau aku tidak suka dengan ini semua kan?" kataku pada Seulgi.
"Maksudmu?" tanyanya
"Semua ini. Kau tau aku hanya sayang pada Rose, tapi kenapa kau melakukan semua ini?" tanyaku
"Hmmm.... Mari kita pikir. Kau kan cinta pertamaku, dan kau tau seberapa egoisnya aku. Jadi, kau seharusnya bisa memikirkan jawabannya sendiri" kata Seulgi sambil tersenyum.
"Lalu, adikmu?"
"Aku sudah tidak memikirkannya Jiminie. Aku sekarang sudah melewati masa masa kelam itu" kata Seulgi sambil tersenyum lagi.
Ya, begitulah kira kira pecakapan kami selama di mobil menuju ke sekolah hari ini.
Aku muak degan semua ini. Maksudku, kenapa dia sangat egois? Bukannya aku dulu membuatnya dalam kesedihan yang berlarut? Kenapa tak membenciku saja?
'Memang ya, semua wanita itu sulit dimengerti' batinku.
Tapi tetap saja, ada perasaan yang mengatakan bahwa niatannya bukan hanya itu. Ada sesuatu dalam diriku yang berkata bahwa niatannya bukan apa yang ia katakan sekarang. Entahlah, aku hanya akan fokus menyetir.
SKIP
Aku sudah berada di kelas. Tadi Seulgi pamit padaku untuk menemui temannya. Tentu saja aku bilang iya, kenapa aku mau melarangnya?
"Jiminie~" aku mendengar sebuah suara dari pintu kelas.
"Oh, Taetae? Kemana Jennie?" tanyaku pada Taetae
"Entahlah, dia belum datang. Biasa, anak swag wajib telat katanya" kata Taehyung sambil tertawa kecil.
"Bagaimana dengan Seulgi?" tanya Taetae
"Entahlah. Dia bilang dia dekat denganku karena aku cinta pertamanya. Padahal seingatku dia itu jalang sekolah waktu SMP" kataku blak blakan
"Ia juga ya, di kan jalang terjalang SMP kita saat itu. Lalu dia menyukaimu dan membuat Jeongyeon bunuh diri, juga membuat Mina pindah sekolah karena mendekatimu" kata Taetae sambil tertawa keras.
"Apa kau bisa tertawa saat menceritakan seseorang seperti itu?" tanyaku heran.
"Aniya~ aku tidak menertawakan Jeongyeon ataupun Mina. Aku menetawakanmu, pabo. Nasibmu kelihatannya sangat sangat buruk ya?" katanya sambil tertawa lagi.
"Oh ya, aku juga ingat saat itu. Saat kalian sudah berpacaran. Lalu semuanya berubah karena-" kata kata Taehyung terpotong dengan datangnya Jennie yang memasang wajah lesu.
"Sweety, kau kenapa?" tanya Taehyung
"Aniya, aku baik baik saja" kata Jennie berbohong. Ya... aku sudah tau dia pasti berbohong. Tolong diingat, kami berteman tidak hanya di kelas ini, tapi dari SMP.
"Jennie-ah, kau bisa curhat pada kami kalau mau. Atau kau mau curhat dengan Taehyung atau aku saja?" tawarku pada Jennie.
"Aniya~ aku tidak apa apa Jimin, hanya ada sesuatu yang kecil yang membuatku tidak terlalu semangat" katanya sambil tersenyum tipis.
"Jinjja?" tanyaku meyakinkan
"Jinjja" jawabnya mantap
"Ehm... teruskan saja 'bestfriend time' kalian. Mentang mentang kenal duluan, yang kenal belakangan dihiraukan" kata Tehyung sambil mengerucutkan bibirnya lucu.
"My baby alien, aku tidak menghiraukanmu, tapi kau saja yang tdak membuka mulut dari tadi" kata Jennie sambil mengusap rambut Taehyung.
"Aku kan tidak ingin menganggu kalian" kata Taehyung yang masih mengerucutkan bibirnya.
"Awww.... My baby alien~ Bagaimana kalu kita keluar sebentar, hanya kau dan aku?" tawar Jennie pada Taehyung.
Taehyung menganggukkan kepalanya antusias seperti anak anjing.
"Jiminie, aku dan alien ini pergi keluar dulu ya?" pamit Jennie
"Ne" jawabku sambil tersenyum
Mereka pun pergi meninggalkan aku di kelas ini sendirian. Iya, belum ada anak yang menunjukkan wajahnya, padahal ini sudah jam 6.45. Bahkan si Taeyong, ketua kelasku pun belum datang.
Aku hanya menghela napas. Setelah ini, akan ada hal yang sangat tidak aku sukai, aku tau itu. Tapi biarlah semuanya terjadi.
Karena aku tau, bagaimanapun juga Rose akan menjadi milikku.
-
-
-
Tbc.Annyeong~
Hai semuanya👋
Aku balik nih...
Btw happy 4k 🎉🎉 (Aku tau aku telat)
Nggak nyangka work nan gaje ini bisa nyampe 4k...
Trimakasih buat yang udah baca dan vote work ini...
Aku bakal berusaha lebih semangat nulis cerita ini.
Sekali lagi terimakasih buat 4k nya...
Jangan lupa vomment ya~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Promise [JiRose]
Fanfiction[DISCONTINUED] Janji, sesuatu yang mudah untuk diucapkan tapi sangat sulit untuk ditepati. Tapi, janji jugalah yang membuat orang percaya pada satu sama lain. *** "Kenapa kau melakukan semua ini? " "Aku sudah berjanji. Dan aku akan melakukan apap...