Chapter 14 - Plans (2)

828 89 6
                                    

"Oppa! Aku mau es krim" rengek seorang gadis kecil.

"Bukankah kau tadi sudah membeli es krim?" tanya anak laki laki yang tadi dimintai es krim oleh temannya itu.

"Tadi rasa vanilla, aku ingin yang strawberry. Belikan aku es krim ya, Oppa? Pleaseee" kata si anak perempuan sambil menunjukkan aegyo nya.

"Sirheo! Kau sudah terlalu banyak makan es krim hari ini" si anak laki laki langsung terkejut melihat perubahan ekspresi teman perempuannya.

"Oppa jahat! Aku minta sama Yoongi oppa saja!" kata si anak perempuan sambil mengusap air matanya.

Tapi, saat dia berbalik untuk pergi, sebuah tangan memegang pergelangan tangannya. Seketika, senyum mengembang diwajahnya.

"Andwe. Jangan minta kepada dia. Akan kubelikan apapun untukmu" nada bicara anak laki laki itu berubah menjadi mematikan.

"Jinjja?! Kalau begitu, kajja kita kesana" dia menunjuk sebuah kedai es krim dan menarik teman laki lakinya ke kedai itu.

Sebenarnya, anak laki laki itu tau, dia tau kalau temannya tadi menjebaknya, dia tau kalau pada akhirnya temannya itu akan menang, tapi diapun tidak masalah kalau temannya itu berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan. Toh tujuan hidup anak laki laki itu adalah membahagiakan teman perempuannya itu.

_

_

_

Jimin POV

Aku mengacak rambutku kesal. Sudah berhari hari aku memikirkannya tapi aku masih tidak mendapat jawaban apapun.

Aku segera mengambil handphone dari sakuku. Kulihat keadaan kelas, ya aku ada di kelas dan sekarang sedang jam kosong. Aku segera mencari nama seseorang di kontakku.

Kim Seokjin

'Ketemu!' batinku bersorak. Aku lansung saja menelpon nomer Jin hyung

"Jimin?"

"Ne hyung"

"Tumben sekali kau menelponku?"

"Aku hanya ingin bertanya, hyung"

"Mwo?"

Aku menghela nafas sebentar.

"Hyung, apa kau mendapatkan informasi baru tentang dia?"

"Sebelumnya aku minta maaf, aku tidak bisa menemukan apapun tentang dia. Maafkan aku ne?"

"Aniya, hyung. Kau tidak perlu meminta maaf"

Sekali lagi, aku menghela nafas.

"Apa kau sudah memutuskan?"

Pertanyaan itu membuatku terasa tertusuk pisau yang sangat tajam.

"Belum, hyung"

"Kalau begitu, beritahu Namjoon saja, dia akan berusaha mencarikan cara"

"Ahhh.... Ne, hyung. Gomawoyo"

"Aniya. Kita akan berkumpul di rumahmu kan?"

"Ne"

"8 malam?"

"8 malam"

Our Promise [JiRose] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang