Rose POV
Aku menyusuri koridor sekolah sendirian. Siapa lagi yang membuatku seperti ini kalau bukan Lisa.
Tepat setelah kami sampai di sekolah, dia langsung lari menuju Jungkook dan mereka berdua pergi entah kemana.
Jadilah disini aku, sendirian, menyusuri koridor sekolah. Seandainya Jimin.... Sudahlah. Aku seharusnya tidak memikirkannya lagi.
Tak lama, aku sudah sampai di kelasku. Aku segera duduk di bangkuku.
'Hmmm..... Kira kira kejutan apa yang akan Tuhan berikan kepadaku ya?' batinku.
Seorang gurupun akhirnya masuk ke kelasku. Di belakangnya, ada seorang anak laki laki yang berjalan sambil menunduk. Dia itu.... Chanyeol kan?
Ya aku tidak salah. Dia itu mrmang Chanyeol. Apa yang dia lakukan di sini? Apakah Tuhan sebegitu kejamnya padaku sampai memasukkan Chanyeol ke kelas ini sehari setelah Seulgi masuk ke kelas ini?
"Perkenalkan dirimu" kata guru itu kepada Chanyeol.
"Annyeonghaseyo, Chanyeol imnida" dia membungkuk 90 derajat.
"Baiklah kau boleh duduk di bangku yang kosong"
Kebetulan sekali, bangku yang kosong hanyalah bangku di sebelah kananku. Betapa indahnya hari ini?
Chanyeol pun segera duduk di bangku itu. Aku sudah menangis di dalam hati karena ketidak beruntunganku ini.
"Hai, Chae-"
"Namaku Rose. Roseanne Park"
"Ne, Rose"
-
-
Aku sedang berada di kantin. Semuanya sama. Hoseok Oppa, Taehyung Oppa, Jennie Eonni, Jisoo Eonni, Jungkook, Lisa. Hanya.... Jimin Oppa. Entahlah apa yang ada di pikirannya sampai dia lebih memilih duduk bersama Seulgi daripada bersama kami.
Hatiku sakit. Jujur, aku menyukai Jimin Oppa. Aku tidak tau kalau dia sudah punya pacar. Kupikir, dia masih single.
Tiba tiba selera makanku hilang saat aku melihat Jimin Oppa dan Seulgi berciuman.
Brraakkk
Aku menggebrak mejaku dan berlari keluar, meninggalkan semua orang di kantin yang terbelalak menatapku.
Aku sampai di kamar mandi. Dan saat itulah, aku menangis. Air mataku mengalir seperti sungai.
"Hei! kenapa kau menangis?"
Aku tau suara ini.
"Chanyeol?" aku berbalik.
"Siapa yang menyakitimu? Kenapa kau menangis?" tanyanya sambil mendekatiku.
"Aku tidak apa-"
kata kataku terpotong tepat ketika dia memelukku.
"Menangislah. Jangan kau tahan sendirian saja. Dulu kau selalu menangis di dadaku saat kau masih kecil, jadi kau tidak perlu malu untuk melakukannya lagi"
"Aku tidak apa apa" aku berusaha sekuat tenaga untuk menjaga suaraku agar tidak bergetar.
"Kau tahu? aku mengenalmu sejak kita berdua sangat kecil. Kau pikir aku akan percaya terhadap ucapanmu? Jikan kau ingin menangis, maka menangislah, Park Caheyoung"
Seketika semua pertahananku runtuh. Kakiku lemas, air mata mulai mengalir di pipiku lagi.
"Dia jahat! Dia mempermainkanku! Aku membencinya!" aku memukul dada Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Promise [JiRose]
Fanfiction[DISCONTINUED] Janji, sesuatu yang mudah untuk diucapkan tapi sangat sulit untuk ditepati. Tapi, janji jugalah yang membuat orang percaya pada satu sama lain. *** "Kenapa kau melakukan semua ini? " "Aku sudah berjanji. Dan aku akan melakukan apap...