Chapter 8 - Reasons

876 91 2
                                    

Seorang gadis kecil sedang menyelinap masuk kedalam kamar temannya. Bukan, temannya bukan seorang perempuan, melainkan seorang anak laki laki.

Dia terlihat sangat nyaman tertidur di atas ranjangnya.

Gadis kecil itu mendekati kasur temannya.

"Oppa, bangun" katanya sambil mengguncang pelan tubuh temannya.

"Oppa!!" dia mengguncang tubuh temannya dengan lebih kencang. Tapi, temannya itu tidak menunjukkan tanda tanda kalau ia akan bangun dari tidurnya.

Gadis kecil itu memutar bola matanya malas. Diliriknya jam dinding yang berada di kamar temannya.

"Oppa, bangunlah! ini sudah jam 6. Kita harus berangkat sekolah" dia kembali mengguncang guncangkan bahu temannya itu. Tapi, tetap saja si anak laki laki yang sedang tertidur itu tidak menunjukkan akan memberi reaksi apapun.

Gadis itu berpikir sejenak sebelum akhirnya menjetikkan jari jari imutnya.

Dengan cepat dia naik ke atas kasur temannya dan melompat lompat di sana.

"OPPA!! AYO BANGUN!!!" dia terus melompat lompat sambil berteriak.

Tapi, bukannya bangun, si anak laki laki malah menutup kupingnya dengan bantal.

Gadis kecil itu kesal setengah mati dengan teman laki lakinya.

Dia berpikir lagi. Tapi belum sempat dia berpikir, kaki teman laki lakinya-entah dengan sadar atau tidak- menendang kakinya dan membuatnya kehilangan keseimbangan.

Dia terjatuh di atas temannya itu.

Jarak mereka berdua sangat dekat.

Untuk sejenak, gadis kecil itu memperhatikan wajah temannya. Dia perhatikan wajahnya mulai dari mata, hidung sampai dengan bibir.

"Ba!!" anak laki laki itu berhasil membuat teman perempuannya kaget dan menjauh darinya.

"Kenapa kau tadi meperhatikan wajahku?" anak laki laki itu tersenyum miring kepada temannya.

"Ani... aku tadi hanya terjatuh diatasmu saja." kata gadis kecil itu sambil memandangi kakinya sendiri.

"Sudahlah....ayo kita bersiap siap." anak laki laki itu mengacak rambut teman perempuannya.

"Ne"

-
-
-

Rose POV

"Rose, kau nanti berangkat bersama siapa?" aku tersadar dari lamunanku.

"Entahlah... Jimin Oppa tidak menjemputku hari ini. Ada apa?" tanyaku padanya

"Ani. Bagaimana keadaanmu dengan Jimin Oppa? Kulihat setelah Jimin Oppa terbebas dari skors, dia semakin dekat denganmu"

"Ne"

Benar, Jimin Oppa bebas dari skorsnya satu minggu yang lalu. Tapi, dia sekarang... ah, lupakan.

Tin... Tin...

Suara klakson mobil berhasil tertangkap oleh pendengaran kami berdua.

Lisa segera berlari kedepan pintu.

Jungkook sudah berdiri di samping mobilnya, menunggu Lisa pastinya.

Lisa menoleh ke arahku dan tersenyum. Beberapa detik kemudian, mereka menghilang dari pandanganku.

Aku menoleh ke arah jam dinding rumahku.

6.05

'Sekarang bagaimana caraku pergi kesekolah?' batinku bertanya.

Our Promise [JiRose] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang