Rose POV
Krrrrriiiinnggg..... Bel pulang sekolah berbunyi
Aku dan Lisa langsung pergi ke parkiran. Lisa mengendarai mobilnya pulang kerumah. Rencana yang tadi sudah di ubah. Kita semua akan pulang dulu untuk mengganti pakaian, baru pergi ke kafe.
Setelah sampai rumah, aku langsung berlari ke kamar mengganti pakaianku.
Aku menggunakan kaos berwarna putih dan jeans, aku juga memakai sepatu sneakers kesayanganku. Simple dan nyaman. Aku turun ke bawah melihat Lisa yang sudah tidak sabar menunggu.
"Cepat sekali kau berganti pakaian?" tanyaku heran
"Aku bukan siput sepertimu." Katanya sambil tersenyum jahil.
"Ahhh.... sudahlah, kaja!" kataku sambil berjalan keluar rumah
-
-
Sesampainya di depan kafe, Lisa memarkirkan mobilnya. Kami berdua memasuki kafe. 9 orang sedang duduk dan terlihat meambaikan tangan kepada kami. Kami pun menghampiri mereka. Dan.... coba tebak, AKU DUDUK DI SEBELAH JIMIN. LAGI!
"Annyeonghaseyo" sapaku sambil tersenyum.
"Annyeong, aku Jin, Seokjin. Pacar Jisoo. Kau pasti Rose." Kata seorang laki laki yang duduk di samping Jisoo Eonni sambil mengulurkan tangan.
"Ne" jawabku singkat sambil bersalaman.
"Yoongi" kata laki laki di samping Jin Oppa.
"Rose"
"Aku Namjoon" kata laki laki yang berada di samping Yoongi Oppa.
Kami memesan makanan. Tak lama kemudian, pesanan kamipun datang, dan kami langsung memakan pesanan kami sambil bercanda.
-
-
Selesai makan, para couple berkencan dengan pacar masing masing. -_-
Karena Jungkook tadi naik taksi ke sini, jadi mereka berkencan naik mobilnya Lisa. Dan aku, ditinggalkan disini. Jujur saja, aku belum terlalu mengenal jalan kota Seoul ini. Rute bisnya saja aku tak tahu.
Aku menunggu taksi di depan kafe, tapi tidak ada satupun yang lewat.
Tiba tiba sebuah mobil berhenti tepat di depanku. Kaca mobil itu terbuka "Mau kuantar pulang? Aku tahu jalan ke rumahmu"
"Ne. Gomawoyo, Jimin Oppa" kataku sambil membungkukkan badan. Aku masuk ke mobil dan duduk di kursi di sambing kusi pengemudi.
"Gwenchana." Jawabnya datar.
Jimin mulai mengendarai mobilnya.
"Ah..." Jimin tiba tiba memukul kepalanya menggunakan tangannya sendiri.
"Ada apa, Oppa?"
"Aku lupa tidak meminta kunci rumah pada Taehyung tadi." Dia terlihat panik, wajahnya sangat lucu.
"Kalian tinggal serumah?"
"Ne"
"Kalau begitu, kita ke taman saja"
"Taman?" tanya Jimin Oppa sambil mengernyitkan dahinya
"Iya, ada taman tidak jauh rumahku. Tidak terlalu dekat juga, tapi juga tidak jauh."
Jimin Oppa terlihat berpikir sebentar dan akhirnya menganggukan kepalanya.
-
-
Sesampainya di taman, kami turun dari mobil dan berjalan jalan. Pandanganku tiba tiba tertuju pada seorang penjual arum manis. Entahlah, walaupun aku sudah makan di kafe tadi, perutku masih saja lapar saat melihat arum manis.
"Kau mau arum manis itu?" Jimin Oppa menjentikkan jarinya di depan wajahku. Aku pun segera tersadar dari lamunanku.
"N... n... ne" Entahlah apa yang merasuki diriku sampai aku tidak bisa mengucapkan satu kata saja dengan lancar.
Jimin Oppa melihatku sebentar lalu tertawa terbahak bahak.
"Waeyo oppa??" tanyaku penasaran.
"Ani, wajahmu sangat lucu tadi....
lihat! pipimu sekarang merah sekali." kata Jimin Oppa sambil menunjuk pipiku yang sangat sangat merah saat ini."Oppa!!...." aku memukul tangannya pelan.
"Ne...... Mianhae. Kau jadi mau arum manisnya atau tidak?"
"Ne, oppa." aku mengangguk seperti anak kecil.
Jimin Oppa menggelengkan kepalanya. "tunggu di sini sebentar ya." katanya sambil mengacak acak rambutku.
Sedetik kemudian, dia sudah berlari ke penjual arum manis itu.
Dia akhirnya kembali membawa 2 arum manis, dan memberikan salah satunya kepadaku.
"Senang?"
"Ne, oppa" kataku sambil tersenyum. Dia membalas senyumku
Aku jadi penasaran dengan Jimin Oppa. Tadi perasaan di sekolah dia sangat dingin, tapi sepertinya dia juga punya sisi yang hangat.
-
-
Jimin Oppa mengantarku sampai rumah. Akupun keluar dari mobilnya dan melambaikan tangan karena Jimin Oppa sudah mulai mengemudikan mobilnya lagi.
Aku membuka pintu dan melihat Lisa sedang berdiri.
"Dari mana saja kau? Dan siapa yang tadi mengantarkanmu pulang?" nada bicaranya sangat seram, seperti menginterogasiku.
"Kan tadi kau yang meninggalkanku. Aku tidak tahu jalanan ataupun rute bus di sini. Untung saja Jimin Oppa mau mengantarku pulang. Oh ya, kami tadi ke taman dulu, karena percuma saja aku pulang, kau juga pasti belum ada di rumah." Jelasku pajang lebar.
Mulut Lisa menganga lebar. Seperti reaksi orang yang tidak percaya. "JINJJA?! JIMIN OPPA?! KOK BISA?! "
"Ya.... itu memang terjadi, bahkan dia membelikanku arum manis" kataku polos, tak mengerti kenapa Lisa bertingkah seperti itu.
"MWO?!!!"
"Memangnya ada apa dengan Jimin Oppa?"
"Jimin Oppa tidak pernah dekat dengan perempuan manapun selama aku mengenalnya, saat itu aku masih SMP kelas 9, satu yayasan dengan SMA kita. Aku kenal dia selama 1 tahun, dan baru ini dia begitu kepada perempuan, dan itu adalah sepupuku sendiri!"
Aku terkejut mendengar penjelasan Lisa. Tapi, aku tidak mau ambil pusing.
"Oooo..... sudahlah, aku pergi kekamar, mau tidur"
Ya,,.... memang waktu aku pulang itu sudah malam. Kami keasyikan ngobrol tadi. Jimin Oppa terlihat sangat friendly. Untuk sejenak aku tidak percaya dengan kata kata Lisa.
Aku menaikki tangga menuju ke kamarku. Aku berganti baju dan bersiap siap untuk tidur.
-
-
Annyeong!!!
Aku kembali
Mulai sekarang aku pengen berusaha buat publish rutin setiap minggu, nih
Doakan aku punya waktu ya...Jangan lupa voment ya!!! 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Promise [JiRose]
Fanfic[DISCONTINUED] Janji, sesuatu yang mudah untuk diucapkan tapi sangat sulit untuk ditepati. Tapi, janji jugalah yang membuat orang percaya pada satu sama lain. *** "Kenapa kau melakukan semua ini? " "Aku sudah berjanji. Dan aku akan melakukan apap...